Part 15 - Salah Apa ?

12K 678 3
                                    

Zahra pov
3 bulan berlalu sejak pertemuan menyakitkan itu, awalnya aku merasa bahwa Rian berubah menjadi suami yg sangat baik, namun satu bulan ini kulihat dia sangat diam, sering melamun dan pulang sangat larut malam, sampai saat ini juga dia tak pernah meminta hak nya sebagai seorang suami padaku, meski aku sudah menjadi istrinya namun belum sempurna kewajibanku, aku slalu berusaha membuatnya mencintaiku dan tidak memikirkan Laura, namun sampai saat ini juga aku slalu melihat mereka bertemu, bahkan satu bulan ini aku melihat Rian slalu bersama Laura meski dia tak pernah tau bahwa aku mengetahui semuanya.

Andri Calling...

"Assalamualaikum kak"

"Walaikumsalam Zah, istirahat nanti bisa kita bertemu direstoran biasa? Ada yg mau kakak sampaikan padamu"

"Baik kak, insha Allah Zahra akan datang"

"Baik Zah, kakak harap kamu menguatkan hati kamu dan secepatnya mengambil keputusan, kakak tunggu kamu, assalamualaikum"

"Walaikumsalam"

Aku terdiam beberapa saat, dia slalu mengatakan itu saat kami akan bertemu.

Flashback on
Selama aku dibandung aku bertemu dengan kak Andri, dia adalah sahabatku di social media, meski kami belum pernah bertemu tapi aku sudah sangat dekat dengannya, aku menganggapnya kakak kandungku, sama seperti dia, dan tak pernah ada prasaan apapun diantara kami, sampai aku tiba dibandung dan pertama kalinya dengannya dan dia yg memberiku pekerjaan ini meski aku memulainya dari bawah, dan saat itu juga dia memberitahuku bahwa Fahri adalah saudara jauhku.

Slama ini aku slalu menceritakan semua masalahku padanya, aku sudah sangat menganggapnya adalah titipan Allah untuk semua masalah yg aku alami.

Sampai masalah pernikahanku, awalnya aku tidak memberitahu siapapun, hingga akhirnya dia mengetahui semuanya saat pertemuanku dengan Laura di restoran itu, saat aku keluar dari toilet, tiba tiba saja aku menabrak seseorang.

"Maaf saya tidak senga.. Kak Andri?" aku kaget melihatnya disini, sedang apa dia, bukankah tadi Vella memberitahuku bahwa dia pergi ke jakarta.

"Zahra, kamu sedang apa disini? Dan kenapa mata kamu, kamu menangis?"

"Ehm, aku ga apa apa kak, maaf aku harus pulang" aku berjalan meninggalkannya.

"Kamu tak menganggapku kakakmu lagi setelah kamu menikah Zah?" aku berhenti.

"Aku..." air mataku benar benar tidak bisa berhenti.

"Simpanlah air matamu Zah, ikut kakak" aku mengikutinya, kami menaiki taksi, dia duduk disamping supir dan aku duduk dibelakang, dia membawaku ke restoran tempat biasa kami slalu bertemu jika sedang membicarakan masalah masing masing.

"Duduklah, aku akan memesankan minum" aku mengusap air mataku dengan sapu tangan yg aku bawa di tas kecilku.

"Ini, minumlah" dia datang membawa minuman untukku dan untuknya.

Setelah hening beberapa lama, dan sedikit menenangkan hatiku.

"Sudah sedikit tenang?" aku hanya mengangguk, aku memandang ke arah keluar jendela, melihat kolam ikan yg begitu indah, pelan pelan aku menceritakan semuanya padanya, aku benar benar tak ingin menceritakan aib keluargaku tapi aku juga membutuhkan teman untuk menenangkanku meski aku yakin Allah tetap selalu bersamaku.

Kudengar dia menghembuskan nafasnya kasar dan mengusap wajahnya.

"Lalu apa yg mau kamu lakukan?"

Salah Apa ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang