Part 12 - Hari Pertama

11.7K 676 4
                                        

Rian pov
Acara sudah selesai, dan para tamu juga sudah pulang, aku dan Zahra menginap di hotel yg sudah dipesankan mama.

Selesai sholat isya bersama Zahra, kulihat Zahra diam saja sejak kami kembali.

"Zahra, aku ingin keluar sebentar, sepertinya hp ku tertinggal"

"Oh iya ga apa apa" dia mengangguk dan tersenyum.

"Kau tak ingin ikut?"

"Aku akan menunggumu disini saja"

"Baiklah, assalamualaikum"

Aku keluar dari kamar dengan diam, fikiranku benar benar sangat kacau, ingin menyentuh Zahra pun aku sangat takut, aku tak ingin menyakitinya jika dia tau semua ini.

Brukkk!!!!

"Awwwww"

"Eh, maaf mbak saya tidak.....Laura" aku menabrak seseorang dengan tidak sengaja dan saat aku ingin menolong wanita itu ternyata adalah Laura.

"Rian"

"Maaf aku tak sengaja"

"Aku yg minta maaf, aku yg tidak melihatmu"

"Sudahlah, lupakan saja" aku membantunya berdiri.

"Sedang apa kau disini?" tanyaku pada Laura.

"Aku...aku..." kulihat dia hanya menunduk, dan tiba tiba saja dia memelukku.

"Laura"

"Sebentar saja Rian, aku mohon" dia menangis terisak di pelukanku, hatiku bergetar dan aku membalas pelukannya.

"Rian maafkan aku, sungguh aku sangat mencintaimu Rian, aku tak tau harus melakukan apa"

"Laura, aku juga masih mencintaimu"

Dia melepaskan pelukannya dan menatapku, kulihat matanya sembab karna menangis, sejak kapan dia menangis.

"Benarkah?" aku mengangguk.

"Kau mau menikahiku?" tanyanya yg membuatku seperti disambar petir, aku baru saja menikahi Zahra, aku juga sudah menyakiti hatinya karna sudah memeluk wanita yg bukan muhrimku, ya Allah maafkan aku.

"Laura aku... aku bahkan belum menyentuh Zahra, aku baru saja menikahinya, tak mungkin aku menceraikannya dan aku tak bisa melakukan itu"

"Kau mencintainya?"

"Aku...."

"Bukankah mempunyai dua orang istri diperbolehkan? aku mau jika menjadi istrimu yg kedua Rian, aku mohon, aku kembali secepat ini hanya untukmu, aku tak bisa tanpamu Rian" dia memelukku sangat erat.

"Baiklah, tapi beri aku waktu beberapa bulan, aku tak mungkin begitu saja melukai hati Zahra, dia gadis yg sangat baik" dia hanya mengangguk.

"Boleh aku meminta sesuatu?"

"Apa?"

"Bisakah kau tak menyentuhnya sampai kau mengatakan padanya semua ini?" aku terdiam beberapa saat, tidakkah Zahra akan curiga dengan sikapku.

"Baiklah"

"Terima kasih Rian"

Zahra pov
Aku baru menyadari bahwa hp ku juga tak ada, aku segera menyusul Rian, namun aku terdiam saat melihat Rian sedang berpelukan dengan seorang wanita, dan aku melihat bahwa itu wanita yg sama saat pertama kali aku melihatnya tadi, aku bersembunyi dibalik tembok, aku mendengarkan percakapan mereka.

Sungguh, semua pertahananku runtuh, dadaku begitu sesak dengan apa yg aku lihat, aku melihat semuanya, melihat Rian memeluk wanita itu, mendengar semua perkataan mereka yg begitu sangat menyakitkanku, ya Allah haruskah aku marah.

Aku berlari kembali menuju kamarku, sampai dikamar aku langsung menutup pintu dan terduduk di lantai, aku menangis terisak memeluk lututku, berharap akan ada sedikit saja kekuatan untukku, menumpahkan semua sesak yg ada didadaku, ya Allah apa yg harus aku lakukan.

Tok...tok...tok...

Aku mendengar pintu diketuk, aku segera menuju ke tempat tidur, menutup tubuhku dengan selimut, kudengar pintu terbuka dan mendengar langkah kaki berjalan mendekatiku, aku mencoba menahan agar airmataku tak menetes.

"Maafkan aku Zahra" aku mendengar suara Rian, dia mengelus puncak kepalaku lembut, aku benar benar tak sanggup, namun aku tetap mencoba menahan tangisku sebisaku.

Aku merasakan dia mencium keningku, lalu dia pergi dan tidur disampingku sedikit jauh, kulihat dia memunggungiku dan aku pun berbalik juga memunggunginya, air mataku tumpah begitu deras.

Ya Allah maafkan aku, sungguh ampuni aku ya Allah, aku sungguh tak mempermainkan pernikahan ini, namun kenyataan ini sungguh membuatku sangat sulit, ucapku lirih didalam hati.

Laura pov
Aku kembali kekamarku setelah tidak sengaja bertemu dengan Rian, aku memang tidak pulang saat pertama kali aku bertemu dengan Rian, aku tak sanggup pergi lagi, aku mengabari adikku bahwa aku akan tetap disini sampai besok.

Aku sedikit bahagia mendengar bahwa Rian masih mencintaiku dan akan menikahiku, aku berjanji akan menunggunya sampai dia benar benar menikahiku.

Aku merebahkan tubuhku di tempat tidur, sedikit tersenyum dengan kejadian hari ini.

***

Zahra pov
Aku terbangun disepertiga malam, kulihat jam menunjukkan pukul 2 malam, aku berjalan menuju kamar mandi, mengambil wudhu, melaksanakan sholat istikharah, berharap Allah memberi aku petunjuk, berharap akan ada sedikit cahaya dalam pernikahan ini.

Beberapa aku melaksanakan sholat, aku melanjutkan dengan membaca al - Qur'an, menenangkan hatiku, menguatkanku.

Ya Allah berikan aku petunjukmu, aku mempercayai takdirmu, aku mempercayai rencanamu, maafkan aku ya Allah, aku menangis mencurahkan semua isi hatiku, aku akan tetap mempertahankan pernikahan ini, aku akan tetap menunggunya mengatakan semua itu, apapun yg terjadi aku yakin ini takdir Allah, aku akan mencobanya.

Rian pov
Aku terbangun saat mendengar adzan subuh, namun aku tak melihat Zahra disampingku, aku mencarinya dan aku melihatnya sedang duduk membaca Al - Qur'an, aku terdiam sejenak, sanggupkah aku menyakiti wanita sebaik itu, ya Allah maafkan aku.

Aku berjalan menuju kamar mandi, membersihkan tubuhku dan mengambil air wudhu untuk melaksanakan sholat subuh.

"Zahra"

"Eh, mas Rian, maaf aku tak tau mas sudah bangun" aku terdiam mendengarnya memanggilku dengan sebutan itu, aku tersenyum memandangnya.

"Tidak apa apa, kita sholat berjamaah ya" dia tersenyum lalu mengangguk, aku benar benar tidak sanggup menyakitinya.

Ini hari pertama ku bersamanya, namun aku sudah menyakitinya, sungguh aku benar benar merasa berdosa padanya, maafkan aku Zahra.

♥♥♥♥♥♥♥

Salah Apa ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang