Zahra pov
5 bulan kemudian..."Sayang kamu sudah siap?" aku menoleh kebelakang dan tersenyum pada suamiku, Daniel.
"Sudah mas, ayo pergi" aku menggandeng tangannya namun tiba tiba saja hpku berdering, aku memgambilnya dari tas ku dan melihat siapa yg menelfon.
Vella Calling...
Aku melihat kearah Daniel seakan meminta ijin untuk mengangkatnya, kulihat Daniel tersenyum dan mengangguk.
"Mas tunggu dibawah saja" aku tersenyum padanya.
"Terima kasih" Daniel mengusap pipiku lembut lalu pergi, aku langsung menuju balkon kamarku dan mengangkat telfon Vella.
"Assalamualaikum" kudengar Vella mengucapkan salam.
"Vella, kamu tau kan aku tak boleh menjawabnya"
"Haha, ya baiklah Zahra sayang"
"Hmm"
"Zah, aku merindukanmu"
"Aku juga merindukanmu Vel"
"Bisakah kau datang ke acara pernikahanku minggu depan?" aku terdiam sejenak mendengar ucapannya, dan kudengar dia tertawa.
"Vella jangan bercanda"
"Haha, maaf Zah, aku tau kau sedang lupa bernafas tadi, hmm benar Zah, aku akan menikah sabtu depan"
"Dengan siapa?"
"Aku akan memberitahumu saat kau tiba disini, aku akan menjemputmu bersama calon suamiku" aku terdiam sejenak, tanganku mengelus lembut perutku yg mulai membesar, sudah 4 bulan aku mengandung dan sampai saat ini juga aku tak pernah memberitahunya bahwa aku menikah dengan Daniel, aku takut dia marah padaku karna dia pernah menyukai Daniel.
"Zah, kau masih mendengarkanku?"
"Eh, iya Vella, aku masih mendengarkanmu, aku akan meminta ijin untuk pergi kesana"
"Minta ijin pada siapa, bukankah kau sudah pernah berada lama disini"
"Ehmm, nanti aku beritahu, sudah ya Vel, inshaa Allah aku akan datang"
"Hmm, baiklah Zah, aku benar benar mengharapkanmu datang" kudengar suara sedih darinya, sejak kepulanganku ke kota kecilku, aku tak pernah kembali lagi kesana.
"Akan aku usahakan Vel"
"Ehm Zah, boleh aku mengatakan sesuatu padamu"
"Katakanlah"
"Kemarin aku datang kerumah orangtua Rian, untuk mengantarkan undangan, namun disana aku hanya bertemu tante Anna, kau tau Zah, dia sangat merindukanmu, bahkan dia menangis saat aku nenyebut namamu, dia juga bercerita tentang Rian yg..."
"Vella" aku tak tahan lagi jika mendengar nama itu lagi, seakan luka lama itu kembali muncul meski aku sudah mengikhlaskannya.
"Maaf Zah, maaf jika aku membuka luka itu lagi"
"Tak apa Vel, apapun yg sudah terjadi, aku sudah ikhlas, aku slalu berdoa mereka semua bahagia"
"Lalu kau sendiri, apakah sudah bahagia?"
"Inshaa Allah aku slalu bahagia karna Allah slalu bersamaku"
Aku melihat Daniel masuk ke kamar dan tersenyum, aku membalas senyumannya.
"Sudah dulu ya Vel, aku akan pergi, besok aku akan menelfonmu lagi"
"Baik Zah, hati hati disana"
KAMU SEDANG MEMBACA
Salah Apa ?
EspiritualCerita tentang seorang wanita bernama Sinta Az Zahra, seorang wanita dengan kekuatan hati yg luar biasa, dan yg selalu mempercayai takdir Allah.