Daniel pov
Hari ini aku sama sekali tak bersemangat bekerja, hatiku terasa sakit, sakit melihatnya menangis, aku tak punya keberanian untuk mendekatinya, aku tak mau dia membuka sakit yg dulu pernah aku lakukan padanya, ya Allah apa yg harus aku lakukan."Ngelamunin apa Dan? Udah kebuka tuh lift nya" ucap seseorang mengagetkanku.
"Eh, pak Rafi, maaf"
"Ngelamunin apa ? Aku lihat wajahmu murung terus ? Ga enak ya kerja disini ?"
"Engga kok pak, hanya ada yg dipikirin aja"
"Mikirin wanita ?"
Aku hanya tersenyum, bagaimana dia bisa mengetahui isi hatiku.
"Tak usah sungkan, memang umur kita jauh berbeda, kamu bisa menganggap saya ayah kamu kalau kamu mau"
Pak Rafi memang sudah berkepala 5, tapi wajahnya masih belum menunjukkan umurnya, meski begitu dia sangat baik pada semua orang.
"Kamu tau alasan saya menyuruh kamu yg keruangan Zahra kemarin?"
Aku sedikit terkejut dengan ucapannya, jadi dia menyuruhku karna ada alasannya.
"Aku merasa kau sangat cocok dengan Zahra, aku juga merasa kalian akan berjodoh"
Deg!!
Ucapannya membuatku sangat terkejut, apakah mungkin, sementara aku tau bahwa Zahra akan menikah dengan orang lain."Tak usah dipikirkan, serahkan semuanya pada Allah, saya juga tau kamu muslim makanya saya berani berbicara itu pada kamu" dia langsung keluar lift saat pintu lift terbuka, aku masih diam mematung mencerna ucapannya, darimana dia tau, sementara yg tau identitasku hanya Fahri dan Andri.
Zahra pov
Aku sangat tidak bersemangat untuk pergi ke kantor hari ini, semalaman aku tidak tidur.Aku sampai diruanganku dan langsung duduk di sofa, kepalaku begitu pusing, kudengar hp ku berdering.
Rian calling..
Aku melihat layar hpku dengan tidak percaya, masih beranikah dia menelfonku setelah apa yg dia lakukan padaku, aku membiarkan telfonnya sampai mati, namun beberapa detik kemudian dia menelfon lagi, dengan malas aku mengangkatnya.
"Assalamualaikum" ucapku pelan.
"Walaikumsalam Zahra, bagaimana kabarmu, kau sakit? Suaramu begitu serak"
"Aku baik baik saja, ada apa? Aku sedang bekerja"
"Kau sibuk?"
"Iya"
"Baiklah, aku akan menelfonmu lagi nanti, assalamualaikum"
"Walaikumsalam"
Tidakkah ada niatnya untuk menjelaskan padaku, kesedihan langasung menyelimuti hatiku, banyak banyak aku beristighfar dalam hati.
"Tadaaaaaaaaaaa, aku bawa brownies kesukaanmu" Vella mengagetkanku.
"Vel bisa ga kalau masuk ketuk pintu dulu, aku kaget"
"Hehe, maaf deh, hei kamu kenapa? abis nangis?" dia langsung mendekap wajahku dengan tangannya.
"Vel jangan gitu ah, jilbab aku rusak nih"
"Maaf"
Aku melihat Vella sedih, aku menceritakan padanya soal kejadian kemarin, tak terasa air mataku pun menetes kembali, sudah hampir 1 tahun aku menunggunya kembali untuk menepati janjinya melamarku, tapi apa yg aku dapatkan sekarang, dia membohongiku.
"Zah, apa kamu udah tanya sama dia? Mungkin aja kamu salah liat, mungkin itu bukan dia"
"Ga mungkin Vel, aku jelas jelas liat kalo itu dia meski hanya aku lihat dari belakang, dan suaranya juga benar benar suara Rian, aku ga mungkin salah"

KAMU SEDANG MEMBACA
Salah Apa ?
SpiritualitéCerita tentang seorang wanita bernama Sinta Az Zahra, seorang wanita dengan kekuatan hati yg luar biasa, dan yg selalu mempercayai takdir Allah.