Part 10 - Keikhlasan 2

12K 630 3
                                    

Author pov
"Saya terima nikahnya Sinta Az Zahra binti Muhammad Azlan dengan seperangkat alat sholat dibayar tunai"

"Bagaimana para saksi? SAH?"

"SAHH"

"Alhamdulillah"

Zahra menangis di pelukan ibunya saat Rian selesai mengucapkan ijab qobul.

"Zah, kamu sudah menjadi seorang istri sekarang, jadilah istri yg menurut pada suami agar pernikahan kalian diridhoi oleh Allah" ucap ibu Zahra.

"Terima kasih umi" Zahra pun memeluk ibunya dengan erat.

Zahra berjalan dan duduk disamping Rian, mereka saling memakaikan cincin, Zahra pun mencium tangan Rian begitu lembut dan dibalas kecupan dikening Zahra oleh Rian.

Fahri pov
Aku melihat pernikahan Zahra, begitu haru, sama seperti hatiku, aku benar benar harus mengikhlaskannya, seseorang menepuk bahuku pelan, aku langsung menoleh kesamping, ternyata Andri yg menepuk pundakku.

"Ikhlas" dia tersenyum padaku.

"Makasih ndri, inshaa Allah aku ikhlas" meski belum sepenuhnya, ucapku dalam hati.

Daniel pov
Aku melihat pernikahan itu dari jarak yg jauh agar orang orang tak melihatku, tak terasa air mataku menetes, haruskah aku benar benar mengikhlaskannya, kulihat Zahra begitu bahagia, senyum di wajahnya tak pernah hilang sejak aku melihatnya memakaikan cincin pada Rian.

"Ga masuk Dan?" aku kaget saat ada yg menepuk pundakku dari belakang, aku segera menghapus air mataku dan melihat ke belakang, ternyata itu pak Rafi.

"Eh abi ngagetin" ucapku gugup, aku takut dia tau bahwa aku menangis.

"Takut ada yg ngeliat kamu nangis?" sepertinya dia memang selalu tau keadaanku.

"Maaf abi"

"Tak perlu minta maaf, ikhlas lah dan tetap sabar, Allah punya sejuta rencana dibalik semua ini, ambil hikmahnya"

"Terima kasih abi" dia hanya tersenyum.

Aku masih duduk sendiri disudut ruangan, terus memandangi Zahra dari kejauhan, melihat mereka duduk berdampingan.

Vella pov
Sudah jam 1, mungkin aku terlambat melihat pernikahan Zahra, aku segera melanjutkan perjalananku ke tempat Zahra menikah, selesai dari gereja aku langsung pergi tanpa mengganti pakaianku, tak apalah, fikirku.

Beberapa menit aku diperjalanan akhirnya sampai juga, kulihat begitu ramai, aku masuk dan mencari Zahra.

"Zahra" panggilku pada Zahra saat aku melihatnya sedang berbincang pada teman satu kantor.

"Vella" dia langsung menghampiriku dengan senyumnya yg begitu bahagia, kami berpelukan seperti sudah satu tahun tidak berjumpa.

"Kamu lama banget datengnya, aku nungguin kamu daritadi" kulihat wajahnya sedikit ngambek.

"Haha, jangan seperti anak kecil pengantin baru, kau tau kan ini hari minggu"

"Ah ya maaf aku lupa, hehe"

"Rian mana?"

"Ehmmm, oh itu disana"

"Vel bentar ya aku tinggal, aku mau nemuin fahri, nanti aku kesini lagi, kamu makan ya, awas aja kalo ga makan"

"Iya pengantin baru" Zahra meninggalkanku, sementara aku melihat kearah Rian, namun aku lihat dia sedang memperhatikan seseorang, aku mengikuti arah matanya, ternyata dia melihat Daniel yg berada disudut ruangan, ternyata Daniel sudah berada disini tapi sejak kapan.

Salah Apa ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang