Zahra pov
Aku dan kak Novi menemani Vella dikamarnya, hari ini adalah hari pernikahan Vella, kulihat wajah yg begitu bahagia dari Vella, tak henti aku terus mengucapkan syukur atas takdir Allah yg begitu indah."SAH....." begitu aku mendengar ucapan dari luar.
"Alhandulillah, selamat Vella" aku memeluk Vella dengan haru, kulihat dia meneteskan airmatanya.
"Terima kasih Zahra"
"Ayo kita keluar" ajak kak Novi.
Aku dan kak Novi menggandeng Vella keluar kamar, semua mata menatap kearah kami saat kami berjalan menuju dimana mas Fahri duduk, senyum indah tak pernah hilang dari wajah Vella.
Setelah Vella duduk, aku bergeser dan duduk sedikit kebelakang karna aku sedikit merasakan lelah.
"Zahra" seseorang menyentuh bahuku dan memanggilku dari belakang, aku pun langsung menoleh.
"Mama Anna" kulihat ibunya Rian sedikit kurus, aku langsung mencium tangannya, meski umurnya sudah tua tapi wajahnya masih kelihatan cantik.
"Apa kabar kamu Zah?"
"Alhamdulillah Zahra baik ma, mama gimana kabarnya?"
"Mama baik Zah"
"Ehm, kita ngobrol diluar aja ma, ga enak disini banyak orang" aku tersenyum padanya dan dibalas anggukan, kami keluar dan duduk dikursi taman dibawah pohon.
"Mama fikir kamu sudah tak mengenali mama lagi Zah"
"Maafkan Zahra ma"
"Kamu masih marah pada mama? Selama ini mama tak pernah melihatmu, mama menelfon pun nomor kamu tak pernah aktif, mama fikir kamu tak pernah mau mengenal kami lagi" kulihat wajhnya begitu sedih.
"Maafin Zahra ma, Zahra tak bermaksud membuat mama berfikir bahwa Zahra membenci kalian, sungguh tidak akan pernah Zahra membenci kalian, setelah perceraian Zahra dengan Rian, Zahra memutuskan kembali kerumah orangtua Zahra, Zahra menetap disana selama ini, dan sewaktu disana hp Zahra hilang makanya Zahra ga bisa hubungi mama"
"Kamu benar ga membenci mama?"
"Sungguh tidak ma, bagaimana kabar Rian dan Laura?"
"Mereka baik Zah"
"Alhamdulillah"
"Zah, setelah kepergian kamu, rumah begitu sepi, meski ada Laura tapi kami sangat merindukanmu Zah, bahkan Rian selalu melamun, dia juga pernah berkata pada mama bahwa dia sangat mencintaimu, dia tak bermaksud menyakitimu, bukan mama membelanya karna dia anak mama, tapi dia juga berada diposisi yg sulit saat itu, meski mama lihat pernikahan mereka sekarang bahagia tapi tak bisa dipungkiri dihatinya masih ada kamu Zah, maafkan mama jika mama bicara seperti ini" aku menggenggam tangannya lembut, mencoba sedikit memberikan kekuatan untuknya.
"Ma, Zahra tau, Zahra juga paham situasi Rian, tapi Zahra juga tidak bisa memaksakan keegoisan Zahra untuk marah, Zahra ga bisa ma, dan Zahra juga sudah tidak bisa bertahan lagi saat itu, maafkan Zahra ma"
"Apakah kamu mau kembali pada Rian Zah?" aku terdiam beberapa saat mendengarkan pengakuannya.
"Zahra tidak bisa ma"
"Mama tau Zah, mama tau kamu akan bicara seperti itu, karna Rian sudah bersama Laura"
"Bukan itu ma..."
"Sayang kamu disini, aku udah mencari kemana mana ternyata disini" kami berdua menoleh kebelakang saat suara yg aku kenali memanggilku, aku tersenyum padanya.
"Maaf tak memberitahu mas" kulihat mama Anna sedikit bingung.
"Ma kenalin ini Daniel, suami Zahra"
KAMU SEDANG MEMBACA
Salah Apa ?
EspiritualCerita tentang seorang wanita bernama Sinta Az Zahra, seorang wanita dengan kekuatan hati yg luar biasa, dan yg selalu mempercayai takdir Allah.