Part 9 - Keikhlasan

13.2K 731 5
                                        

Daniel pov
"Daniellll!!!" aku menoleh saat ada seseorang memanggilku, saat aku berbalik kulihat Vella sedang berlari kearahku.

"Ada apa?" tanyaku cuek dan melanjutkan jalanku, sekarang sudah jam istirahat, dan aku akan pergi ke mesji tempatku biasa melaksanakan sholat.

"Daniel kamu cepat banget jalannya, tunggu sebentar" aku menghentikan jalanku saat aku sudah sampai diparkiran, kulihat Vella menundukkan badannya.

"Huuhhh, aku capek ngejar kamu"

"Siapa suruh mengejarku, kamu bisa berjalan"

"Tapi aku memanggilmu, tak bisakah kau berhenti sejenak tadi"

"Aku sudah berhenti tadi, tapi saat aku tanya ada apa kau diam saja"

"Yah baiklah, aku hanya ingin menanyakan, apakah kau sudah menerima email dariku?"

"Belum"

"Tapi semua orang dikantor sudah menerimanya"

"Aku belum membuka email hari ini"

"Tak bisakah kau lembut saat berbicara pada wanita?"

"Tidak"

"Daniel"

Aku melihat wajahnya memerah karna sikapku yg terlalu cuek, ingin sekali rasanya aku tertawa melihat wajahnya sudah seperti tomat.

"Hahahahahahahaha" tawaku lepas begitu saja tanpa kusadari.

"Ah ya baiklah Vella, aku minta maaf, aku buru buru, aku pergi ya, nanti akan aku buka email darimu, oke" aku menaiki motorku dan pergi meninggalkannya yg kulihat masih diam mematung, dasar wanita aneh, satu hari ini kulihat dia seperti mendekatiku.

Tapi tiba tiba fikiranku teralihkan, aku tidak melihat Zahra hari ini, kemana dia, fikirku.

Vella pov
Aku masih diam mematung ditempat parkiran, entahlah, aku baru saja melihat sesuatu yg sebelumnya tak pernah aku lihat, aku baru saja melihat Daniel tertawa begitu lepas, aku perhatikan wajahnya begitu tampan, baru aku sadari semua itu.

Aku berbalik dan berjalan menuju kantin, sepanjang jalan aku terus tersenyum mengingat kejadian tadi, sungguh itu hal pertama yg aku alami seumur hidup, dan jantungku berdetak tidak seperti biasanya.

"Hai Vella, senyum senyum aja, liatin abang ya?" aku memutar bola mataku malas.

"Hei Parmin, stop mengganggu saya, okey, saya tidak pernah liatin kamu bahkan senyum senyum sama kamu, you understand?!!" ucapku lalu pergi meninggalkannya, dia salah satu karyawan biasa, dia memang suka sekali menggangguku, kuakui dia cukup tampan, tapi sikapnya yg seperti itu membuatku bosan, kudengar dia terus memanggilku, aku pun terus berjalan tanpa memperdulikannya.

Zahra pov
Mama calling...

Hpku bergetar saat aku sedang membantu mamaku memasak, kulihat mama Rian menelfonku.

"Assalamualaikum ma"

"Walaikumsalam Zah, kamu dimana?"

"Zahra dirumah ma, kenapa?"

"Ga apa apa kok Zah, mama cuma mau kabarin acara pernikahan kalian besok di hotel, mama udah pesen pake jasa WO, nanti mama sms in nama alamat hotelnya sama namanya, semuanya udah selesai kok, besok supir mama akan jemput keluarga kamu"

"Ma, kok dihotel segala, Zahra kan udah bilang kita nikahnya sederhana aja"

"Ini permintaannya Rian Zah, mama ga bisa nolak, papa Rian juga setuju, lagian dekorasinya tetep sederhana kok, mama yakin kamu suka, ga mewah mewah banget kok Zah"

Salah Apa ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang