Part 6 - Kenyataan Pahit

14.6K 793 5
                                    

Zahra pov
Malam ini aku berada dirumah Rian, menyiapkan makan malam bersama keluarganya, dan mereka juga tak henti hentinya membahas tentang kebodohanku, dasar Rian menyebalkan.

"Zah, ayo makan, kok malah ngelamun" ucap mama Rian padaku.

"Eh, iya umi maaf" aku menunduk malu.

"Udah ga usah dipikirin lagi" ucap Rian.

Aku hanya tersenyum.

Daniel pov
Malam ini aku keluar dari tempat kost ku, sekedar menenangkan hati, entah aku akan pergi kemana.

Aku memutuskan berhenti disebuah mesjid yg aku lihat sedikit ramai, mungkin saja ada pengajian, aku berjalan masuk ke sana.

"Daniel" panggil seseorang yg membuatku berbalik.

"Pak Rafi"

"Kamu ngapain ? Saya kaget lihat kamu disini, daerah ini kan sangat jauh dari kost kamu"

"Gak apa apa pak, tadi cari angin saja, ga sengaja lihat mesjid ini ramai, aku pikir akan ada pengajian"

"Oh iya, memang ada pengajian dan ceramah, yaudah yuk masuk"

Kami berjalan menuju ke dalam mesjid, aku pun juga heran kenapa pak Rafi juga berada disini.

"Pak Rafi kok bisa disini juga ? Memangnya rumah pak Rafi dimana?"

"Rumah saya didekat sini kok, nanti setelah selesai, kamu main ya kerumah"

Aku hanya mengangguk, tak ada salahnya juga punya orang terdekat disini, sambil aku menyesuaikan diri.

Rian pov
Setelah makan malam selesai, kami semua berkumpul diruang tamu, aku melihat Zahra begitu serius mengobrol dengan mama ku.

"Ehm, ma, pa, ada yg mau Rian bicarakan"

Kulihat semua orang menatapku.

"Zah, aku ingin menjadikanmu istriku, kamu mau?"

Hening, semua orang diam.

"Kamu serius Rian?" tanya papa ku.

"Iya pah" aku tersenyum senang, kulihat Zahra juga tersenyum.

"Zahra bagaimana?" tanya papaku pada Zahra.

"Bisakah aku menjawabnya besok? Aku ingin mengabari orangtuaku dahulu" ucapnya menunduk.

"Makasih Zah" ucapku pelan.

Kami pun melanjutkan obrolan yg lainnya bersama orang tuaku dan adik adikku.

Daniel pov
Acara pengajian selesai, aku benar benar tak menyangka ternyata pak Rafi itu adalah seorang penceramah, ceramahnya juga sangat bagus menurutku.

"Pak Rafi kenapa ga jadi ustad aja? Bagus banget tadi ceramahnya, aku juga ga nyangka pak Rafi begitu hebat"

Kulihat dia tersenyum ramah padaku.

"Dulu orang tua saya memang sangat berharap saya bisa menjadi seorang ustad, dari kecil sampai dewasa saya hidup di pesantren, sampai saya lulus dari madrasah saya sangat ingin sekali menjadi seorang programer, karna selama di pesantren saya slalu diminta untuk membetulkan barang barang elektronik yg rusak, entah ilmu darimana saya juga tidak tau, semua saya pelajari begitu saja dengan buku buku yg saya pinjam dari perpustakaan, setelah pengumuman lulus, saya minta pada orangtua saya kalau saya ingin kuliah komputer, awalnya mereka tidak menyetujui, tapi ibu saya yg mendorong ayah saya untuk mengijinkan saya dengan satu syarat, saya tak pernah lupa dengan agama, itu yg saya jaga sampai sekarang, sampai saya sering ditawari untuk memberikan ceramah, alhamdulillah saya slalu menyanggupinya"

Salah Apa ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang