Zahra pov
"Untuk Zahra
Dariku Laura AryaniAssalamualaikum Zah, semoga kamu baik baik saja, meski hatimu sedang tidak baik, maafkan aku Zah.
Kau mungkin menganggapku wanita perebut suamimu, atau bukan wanita baik baik, katakanlah seperti itu Zah, aku akan menerimanya karna aku memang pantas, entah sejak kapan aku suka menulis, tapi sejak aku melihat Rian menangis atas kepergianmu saat Rian menceraikanmu, aku melihatnya begitu terpuruk bahkan aku tak melihat Rianku yg dulu aku kenal Zah, dia bahkan tak pernah menangis saat aku meninggalkannya dulu.
Zah, aku mungkin pengecut karna tak bisa mengatakan ini langsung padamu, sungguh aku sangat ingin mengatakannya tapi aku takut, Rian selalu melarangku, dia selalu berkata bahwa kau adalah wanita yg kuat dan slalu mengatakan bahwa kau sudah ikhlas dengan semua ini, tapi aku tau bahwa Rian pun tak yakin dengan ucapannya.
Sejak saat itu aku lebih sering menulis surat untukmu, berharap suatu saat aku bisa memberikannya untukmu meski entah kapan".
Disurat yg lain.
"Untuk Zahra
Dariku Laura AryaniAssalamualaikum Zah, bagaimana kabarmu, aku slalu berharap kau baik baik saja.
Kau tau Zah, saat aku menulis surat ini, aku seperti benar benar berbicara padamu, aku mencurahkan segala isi hatiku padamu, aku bahagia Zah, namun aku juga menderita. Aku bahagia karena Rian menjadi suami yg sangat baik, dia slalu memanjakanku, membuatku tersenyum, namun dibalik itu semua aku menderita karna aku selalu melihat Rian duduk ditaman belakang rumah yg dulu kalian tempati berdua, aku sering melihatnya melamun bahkan tak jarang aku melihatnya meneteskan airmata.
Aku begitu menyadari bahwa dia begitu mencintaimu, dia menyesal telah menyakiti wanita sebaik dirimu, bahkan aku merasa cemburu saat aku melihat Rian slalu memikirkanmu, meski aku memilikinya tapi aku tak pernah memiliki hatinya lagi seperti dulu Zah, semuanya telah berubah, aku berfikir selama ini bahwa dia slalu mencintaiku seperti ucapannya dulu yg mengatakan akan selalu mencintaiku, namun aku sadar bahwa ucapan tak selamanya menjadi kenyataan".
Begitu banyak surat yg ditulis Laura untukku, dan semua surat itu tertuju padaku, dan semuanya lengkap dengan tanggal, aku melihat surat itu dimulai sejak Rian mengucapkan kalimat bercerai padaku, airmataku terus mengalir saat aku membaca semua surat yg begitu sangat menyentuh hatiku, aku kembali membaca suratnya yg ku lihat tanggalnya beberapa hati sebelum mereka kecelakaan.
"Untuk Zahra
Dariku Laura AryaniAssalamualaikum Zah, bagaimana kabarmu Zah? Semoga akan selalu baik disana.
Zah, aku slalu merasa bahwa aku seperti akan pergi jauh, entah itu perasaanku saja atau karna aku sangat merindukanmu dan sangat ingin bertemu denganmu.
Kau tau Zah, aku selalu menjadikanmu inspirasiku, bahkan beberapa bulan ini aku sudah berubah Zah, aku menggunakan hijab dan berpakaian yg menutup aurat, aku melihat beberapa hijab dan bajumu yg tertinggal, aku memakainya Zah, dan aku melihat diriku yg sesungguhnya, aku menyadari mengapa Rian begitu mencintaimu, sejak itu aku memutuskan memakainya Zah, kulihat wajah Rian begitu bahagia saat melihatku mengenakan hijab.
Zah, sebentar lagi anakku lahir, aku benar benar merasa takut Zah, aku takut tak sempat melihatnya Zah, bahkan aku juga takut tak bisa melihatmu Zah.
Dan satu yg harus kau tau Zah, ini bukanlah anak Rian, ini anak dari hubungan terlarangku, karna kekesalanku pada Rian yg pada saat pertemuan kita di restoran itu, saat kau pergi ke toilet, Rian mengatakan bahwa dia tidak bisa menikahiku, dia meminta maaf padaku bahwa dia benar benar tak bisa menikahiku, hatiku benar benar hancur Zah, aku pergi dari rumah dan melampiaskannya pada pria yg merupakan mantan pacarku dulu.
Aku benar benar menyesal Zah, saat kedua orangtuaku meninggal karna kecelakaan, aku juga melihat Rian datang saat pemakaman mereka Zah, namun dia sama sekali tak melihatku Zah, dia pergi lagi tanpa melihatku, aku benar benar hancur, dan saat itu juga aku mengetahui bahwa aku hamil, tak ada lagi harapanku didunia ini Zah, saat itu juga aku mencoba mengakhiri hidupku.
Namun saat aku tersadar dan membuka mataku, aku begitu sedih karna Allah tidak mencabut nyawaku, tapi dibalik itu semua aku begitu bahagia, Rian datang menyelamatkanku dan berjanji menikahiku.
Maafkan aku Zah.
Aku terisak, ternyata dia lebih menderita daripada aku, ya Allah betapa berdosanya aku padanya, mengapa aku begitu egois sehingga aku tak bisa melihat bahwa ada yg lebih menderita dibandingkan dengan keadaanku yg bahkan masih begitu banyak orang orang yg menyayangiku.
"Maafkan aku Laura" ucapku terisak, aku duduk dipinggir tempat tidur, sungguh kenyataan ini membuatku merasakan kesakitan yg dialami Laura.
Aku kembali membuka surat terakhir, aku sedikit terkejut karna tanggal disurat itu adalah tanggal yg sama saat kecelakaannya.
"Untuk Zahra
Dariku Laura AryaniAssalamualaikum Zah, Semoga kabarmu masih tetap baik.
Zah, hari ini aku dan Rian akan pergi, kemarin aku melihat Rian mendapatkan undangan pernikahan, Rian bilang bahwa itu adalah pernikahan sahabatmu, betapa senangnya aku mendengar itu Zah, Rian sangat yakin bahwa kau pasti akan datang, entah kenapa perasaanku begitu bahagia sampai kusempatkan menulis surat ini sebelum aku pergi.
Zah, satu yg aku harapkan jika aku bertemu denganmu, aku hanya ingin meminta maaf padamu Zah, itu yg selalu aku sebut dalam setiap doaku, semoga Allah memafkan semua kesalahanku padamu.
Dan yg terakhir permintaanku Zah, entah ini perasaanku atau apa aku tak tau Zah, aku ingin kau merawat anakku jika suatu hari aku sudah tak ada, aku ingin kau membesarkan anakku Zah, agar anakku bisa mempunyai sifat sepertimu, aku harap kau mau Zah.
Dan sepertinya aku dan Rian memang harus pergi Zah, semoga kita masih bisa bertemu Zah.
Wassalam.
"Zahra"
"Mas Daniel" aku memeluk Daniel yg datang menghampiriku ke kamar, aku menangis dipelukannya, sungguh Laura benar benar wanita yg bahkan sudah melebihi aku, dia yg ternyata sangat menderita.
"A..ku.. I..ni.. Semua salahku mas, aku yg terlalu egois"
"Ngga Zah, berhentilah menyalahkan dirimu sendiri, menangislah, tenangkan fikiranmu, istighfar" ucap Daniel yg masih terus memelukku.
"Mas, aku ingin kerumah sakit, aku ingin melihat keadaan anak Laura"
"Baiklah, kita akan kesana, tapi kita makan dulu ya, kasihan bayi yg ada didalam rahimmu, aku ga mau kalian kenapa kenapa"
"Terima kasih mas" ucapku mengangguk, kami keluar dari kamar setelah aku menghapus airmataku dan sedikit menenangkan hatiku, kulihat semua orang sudah kembali setelah pemakaman selesai, kulihat mama Anna juga sudah sadar meski masih lemah.
♥♥♥♥♥♥♥
KAMU SEDANG MEMBACA
Salah Apa ?
SpiritualitéCerita tentang seorang wanita bernama Sinta Az Zahra, seorang wanita dengan kekuatan hati yg luar biasa, dan yg selalu mempercayai takdir Allah.