Vella pov
Aku merebahkan tubuhku ditempat tidur, hari ini begitu lelah, aku melihat jam dinding dikamarku yg menunjukkan pukul 10 malam, dan mataku masih belum ingin terpejam, aku mendengar hp ku berdering, aku langsung mengangkatnya saat aku lihat siapa yg menelfon.Zahra Calling...
"Hallo putri cantik, kau belum tidur?"
"Aku sedang berfikir bahwa kau tak akan melompat dari pesawat"
"Hahaha, aku tak bodoh sepertimu Vella"
"Ah ya aku lupa bahwa Zahra itu pintar, hahaha"
"Aku baru saja sampai, kau sedang apa? Kau tak sedang menangis karna sudah merindukanku kan?"
"Air mataku sudah kering untuk menangisimu Zah"
"Haha, tak usah cengeng, kita masih bisa bertemu suatu hari nanti"
"Iya suatu hari, tapi entah kapan, terus bagaimana dengan rumahmu?"
"Aku tidak akan menjualnya, aku tetap memperkerjakan bi Sum untuk membersihkan rumahku dan gajinya akan aku transfer"
"Berarti kau akan kembali"
"Insha Allah"
"Baiklah, sudah malam Zah, istirahatlah, kau pasti sangat lelah"
"Yah baiklah jika kau memaksa"
"Haha, dasar kau ini"
"Hahaha, dah Vella, selamat malam"
"Selamat malam juga Zah"
Aku masih memandang hp ku dengan tersenyum, sungguh aku sangat merindukan sahabatku itu, namun tiba tiba saja aku melihat cincin itu lagi, aku meletakkan hp ku dan kembali memandang cincin itu, aku melepaskan cincin itu dari jariku, aku memandangi cincin itu, beberapa saat aku memandangnya tiba tiba saja mataku menangkap suatu tulisan yg berada didalam cincin itu, saat aku memperhatikannya lebih dekat, langsung aku terduduk dan melihatnya terus, hatiku seperti tersayat oleh pisau yg begitu tajam, sangat perih aku rasakan, ternyata tulisan itu adalah nama Zahra, terukir sangat indah dengan nama lengkapnya.
Air mataku menetes, aku terisak dan mencoba menenangkan hatiku, ternyata ini adalah cincin untuk Zahra, begitu cinta kah Daniel padanya, dia ingin membuang cincin ini karna Zahra sudah menikah, kenapa dia begitu bodoh, atau mungkin aku yg bodoh.
***
Pagi sudah menjelang dan menampakkan sinarnya, aku bergegas bangkit dari tidurku, kepalaku terasa sangat sakit, aku tak tidur malam ini, dan kulihat mataku membengkak karna terus menangis, aku sudah memutuskan harus melakukan apa, mungkin ini yg terbaik untukku, semoga saja.
Daniel pov
Aku berjalan menuju lift, namun aku melihat Vella juga berjalan menuju lift, dia terdiam saat melihatku juga ingin masuk ke dalam."Pagi bu Vella" sapaku padanya, namun dia masih diam.
"Kau sakit? Wajahmu sedikit pucat"
"Aku ga apa apa, saat jam makan siang nanti bisakah kita bicara"
"Saat ini juga kita sedang bicara"
"Aku menunggumu ditaman belakang kantor" dia berjalan meninggalkanku saat pintu lift sudah terbuka, aku masih terdiam dengan sikapnya yg menurutku sedikit berbeda.
***
Sepertinya aku sedikit terlambat, aku hampir saja lupa bahwa Vella menungguku di taman, aku sedikit berlari menuju taman, kulihat Vella sudah duduk dikursi yg ada dibawah pohon.

KAMU SEDANG MEMBACA
Salah Apa ?
EspiritualCerita tentang seorang wanita bernama Sinta Az Zahra, seorang wanita dengan kekuatan hati yg luar biasa, dan yg selalu mempercayai takdir Allah.