Zahra pov
Sudah 4 bulan aku menikah dengan Rian, dan selama ini juga aku masih bertahan dengan sedikit kekuatan, selama 4 bulan ini juga aku berusaha menjadi istri yg baik untuknya, selalu tersenyum padanya, menyiapkan segala sesuatu yg diperlukannya, dan selama 4 bulan ini juga aku masih menyimpan semua kenyataan yg aku tau, dan dia juga masih tak mengatakan apapun padaku.Dan sampai saat ini juga dia tak pernah meminta hak nya padaku, dan aku juga tak memintanya, kami hidup bersama seperti suami istri biasanya, setiap dia mengantarku bekerja aku slalu mencium tangannya dan dia mencium keningku, kami tertawa bersama, tersenyum bersama seperti layaknya suami istri yg begitu bahagia.
Namun dibalik itu semua, aku slalu menangis dalam diamku, mencurahkan semuanya pada Allah, berharap suatu saat Allah terus memberikan kekuatannya padaku.
"Sayang sudah siap?" suara Rian membuyarkan lamunanku yg sedang menyiapkan sarapan pagi.
"Sudah kok, kita sarapan ya" aku tersenyum padanya.
"Kamu ga pergi ke kantor?"
"Engga, aku lagi ambil cuti 1 hari, tadi mama kamu telfon katanya mau datang" sejak menikah dengan Rian, aku dan Rian memutuskan tinggal dirumah yg dibeli olehnya.
"Oh gitu, ya udah ga apa apa" kami sarapan dalam diam.
Rian pov
Sudah 4 bulan aku hidup bersama Zahra, namun sampai sekarang aku juga belum mengatakan apapun padanya, aku juga tak meminta hak ku padanya dan kulihat dia juga diam akan hal itu, meski aku sedikit curiga dengan sikapnya itu, namun aku diam saja, menunggu sampai saat yg tepat aku akan berbicara padanya."Zah, nanti siang kita makan diluar yuk" ajakku padanya, selama ini aku slalu pulang larut malam, karna memikirkan semua ini, dan berusaha untuk tidak menyentuhnya sebelum aku mengatakan padanya tentang Laura.
"Boleh, dimana?"
"Nanti siang aku jemput kamu, gimana?"
"Aku akan tunggu"
Aku hanya tersenyum padanya, sanggupkah aku menyakitinya, namun aku juga tak ingin menyakiti Laura.
Daniel pov
"Danielll" panggil seseorang yg sudah aku kenali suaranya."Bisakah kau merubah cara panggilanmu itu Vel? Kenapa setiap hari memanggilku harus dengan berteriak?"
"Ohh jadi kamu mau dipanggil yg lain, boleh, sebentar aku fikirin" kulihat dia memandang ke atas dengan telunjuk di dagunya, aku berbalik dan berjalan meninggalkannya.
"Daniell, kenapa meninggalkanku"
"Kelamaan mikirnya"
"Oke kalo gitu aku panggil kamu sayang gimana?" kulihat dia menaik turunkan alisnya, membuatku tertawa terbahak, entah kenapa aku slalu tertawa saat bersamanya, dan selama 4 bulan ini juga aku sudah terbiasa dengan kehadirannya dan sudah mengikhlaskan Zahra.
"Daniel kok ketawa sih?"
"Huh, sudahlah, jangan memanggilku dengan panggilan yg membuatku geli" ucapku sambil berjalan mendahuluinya.
"Yasudah deh, selamat bekerja Daniel sayang, hahaha" aku hanya menggelengkan kepalaku melihatnya berlari sambil menjulurkan lidahnya mengejekku.
Aku berjalan sambil tersenyum, semua cobaan memang slalu ada hikmahnya, meski aku masih belum menghilangkan prasaanku pada Zahra, tapi aku akan tetap berusaha membuka hatiku pada orang lain.
Vella pov
Aku berjalan menuju ruanganku dengan hati yg sangat bahagia, sudah 4 bulan aku dekat dengan Daniel, dan sejak itu pula dia meresponku dengan baik, mungkin kah dia sudah membuka hatinya untukku, semoga saja.Aku slalu bisa membuatnya tertawa dengan tingkah konyolku yg kuakui baru saja muncul saat aku dekat dengannya, meski aku masih beberapa kali melihatnya memperhatikan Zahra dari jauh, tapi aku berusaha semampuku sampai Daniel benar benar menerimaku.
Brukkkk!
"Awww" aku terjatuh karna menabrak sesuatu, namun saat aku mendongak tiba tiba saja jantungku berdetak kencang, entahlah, aku pun bingung.
"Ehmm, maaf Vella saya ga sengaja, saya buru buru" ucapnya sambil membantuku berdiri.
"Eh, ga apa apa kok, saya yg jalannya sambil ngelamun" ucapku meminta maaf padanya.
"Yasudah saya permisi dulu"
"Baik pak Fahri" aku melihatnya berjalan meninggalkanku, entah kenapa prasaanku tiba tiba seperti ini, padahal sudah lama aku melihatnya, tapi kenapa baru sekarang aku merasakan jantungku berdebar saat menatap matanya dari dekat.
"Ga boleh" aku langsung menggelengkan kepalaku dengan cepat dan berjalan menuju ruanganku.
Fahri pov
Aku langsung duduk di kursi meja kerjaku, aku memegang dadaku merasakan jantungku berdebar sangat kencang, entah perasaan apa aku tak tau, saat aku menatap mata Vella yg ingin membantunya berdiri, jantungku langsung berdebar.Mengapa baru ini aku merasakannya, padahal sudah lama aku melihatnya disini, mudah mudahan perasaan ini salah.
"Assalamualaikum" kulihat Andri memasuki ruanganku.
"Walaikumsalam" aku pura pura mengerjakan sesuatu dengan komputerku.
"Fahri, kita harus ke jakarta sekarang"
"Ada apa? Kenapa buru buru?"
"Tadi Virna telfon, katanya ada meeting mendadak, aku juga ga tau"
"Hmm, yaudah deh, ayo"
Aku berjalan mendahului Andri, saat aku ingin memasuki lift, kulihat Vella sedang didalam lift, tiba tiba saja prasaan itu kembali lagi dan membuatku sedikit gugup dan salah tingkah.
"Silahkan pak" ucapnya mundur dan memberiku tempat di dalam lift.
"Terima kasih" aku tersenyum padanya dan dia membalas senyumku yg kulihat begitu cantik.
"Astaghfirullah"
"Ada apa ri?" tanya Andri yg baru saja aku sadari bahwa ucapanku tadi bisa didengarnya.
"Eh, itu ga ada apa apa kok" aku menggaruk kepalaku yg tidak gatal, aku lihat Andri memperhatikanku, sepertinya dia curiga dengan sikapku kali ini.
Andri pov
Aku memperhatikan tingkah Fahri yg begitu aneh saat memasuki lift tadi, aku melihat dia menatap Vella begitu gugup, begitupun dengan Vella, ada apa dengan mereka, fikirku.Aku kaget saat dia tiba tiba saja mengucapkan istighfar, saat aku menanyakannya, tiba tiba saja dia menjawabnya dengan gugup.
Aku hanya menggelengkan kepalaku, dan saat aku melirik ke arah Vella, kulihat dia sedang memperhatikan Fahri, saat dia menyadari bahwa aku memperhatikannya dia langsung menundukkan kepalanya.
"Sepertinya lift ini membutuhkan pendingin, rasanya panas sekali"
"Masa sih panas?" tanya Fahri.
"Hati gue yg panas kayaknya"
"Hah?!!" kulihat mereka mengucapkan itu bersamaan, aku tertawa terbahak dan langsung keluar dari lift saat pintu lift terbuka dan meninggalkan mereka yg masih diam karna ucapanku.
♥♥♥♥♥♥♥
Jatuh cintalah saat kamu siap
Bukan karna kesepian#DD
KAMU SEDANG MEMBACA
Salah Apa ?
EspiritualCerita tentang seorang wanita bernama Sinta Az Zahra, seorang wanita dengan kekuatan hati yg luar biasa, dan yg selalu mempercayai takdir Allah.