Author pov
"Ooeeekkkkkk ooeekkk" suara tangis bayi itu membuat semua orang menangis terharu, begitu pun Daniel."Terima kasih Zahra" ucapnya mengecup kening dan kedua mata Zahra.
"Jenis kelaminnya laki laki dan perempuan" ucap dokter itu.
"Alhamdulillah Zah, anak kamu sepasang" ucap Salwa.
"Benarkah dok?" dokter pun mengangguk.
Pagi ini Zahra melahirkan, tepat adzan subuh kedua anak kembarnya pun dilahirkan setelah 4 bulan mereka menunggu kelahiran anak itu.
***
Daniel pov
"Terima kasih ya Allah, titipanmu begitu indah" air mataku menetes melihat kedua anakku yg baru saja lahir sedang disusui oleh Zahra.Aku masuk saat Zahra telah selesai memberikan ASI pada kedua anakku, suster pun keluar dan meninggalkan kami di kamar inap.
"Mas, boleh aku meminta sesuatu?"
"Boleh Zah, katakanlah"
"Aku ingin menyusui Nailah, bolehkah?" aku tersenyum mendengarkan permintaannya, sungguh aku sangat beruntung mendapatkan wanita sepertinya, dia masih memikirkan Nailah, sejak lahir Nailah memang belum mendapatkan ASI.
"Boleh Zah, sebentar ya aku bawa Nailah kesini, Nailah lagi di gendong kak Salwa"
"Iya mas"
Aku keluar dan mencari kak Salwa, aku menemukan mereka ditaman rumah sakit.
"Kak Salwa"
"Eh Daniel, ada apa?"
"Aku mau bawa Nailah ke kamar"
"Oh ini, Nailahnya lagi main sama Hana (anak pertama Salwa)"
"Dede Nai mau dibawa kemana om?"
"Mau dibawa ke kamar tante Zah, boleh ya, nanti dede Nai main lagi sama Hana"
"Boleh deh, dah dede Nai" ucap Hana dengan Riang.
"Memangnya ada apa Dan?" tanya kak Salwa padaku.
"Zahra mau ngasih ASI buat Nailah"
"Benarkah?" aku mengangguk dan tersenyum pada kak Salwa.
"Alhamdulillah"
"Iya kak, kalo gitu aku ke kamar Zahra dulu, assalamualaikum"
"Iya Dan, walaikumsalam"
Aku berjalan meninggalkan kak Salwa dan anaknya ditaman, aku langsung membuka pintu kamar saat sudah sampai.
"Assalamualaikum umi Zahra" ucapku.
"Walaikumsalam abi"
Aku memberikan Nailah pada Zahra, sementara aku hanya melihat kedua anakku yg sedang tertidur pada boks bayi yg disediakan rumah sakit yg letaknya disamping tempat tidur Zahra.
Beberapa menit kemudian Zahra pun selesai memberikan ASI pada Nailah, dan kulihat Nailah tertidur.
"Sini biar mas aja yg gendong"
"Terima kasih mas"
"Sama sama sayang" aku tersenyum lembut pada Zahra.
"Mas, aku udah punya nama untuk kedua anak kita"
"Siapa?" ucapku sambil menggendong Nailah yg kemudian aku duduk dipinggir tempat tidur yg ditempati Zahra.
"Habibi Fadiyah dan Habibah Fadiyah, gimana mas, kamu setuju? Atau mas punya nama sendiri?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Salah Apa ?
SpiritualCerita tentang seorang wanita bernama Sinta Az Zahra, seorang wanita dengan kekuatan hati yg luar biasa, dan yg selalu mempercayai takdir Allah.