Galau 2

4.7K 157 0
                                    

"Eh prill, tadi ngobrol apa kok nyampe nangis2 gitu?" Michell duduk disebelah prilly.

"Apaan sih lo, sejak kapan lo kepoin hidup gue?" Prilly.
"Ye, cuma nanya doang," michell.

"Eh, tapi..!!" Prilly tiba2 menegakkan badanya.
"Ya ampun,kenapa sih prill, bikin kaget aja" michell.

"Gue juga lagi bingung sama yang diomongin sama tante eci chell" prilly.
"Bingung kenapa?" Michell.

"Tadi tuh dia bilang, ali lagi hancur banget sekarang, kan kalo mungkin ali galau, hatinya hancur, juga yang tau cuma ali sendiri, apa mungkin ali cerita sama tante eci, tapi apa dia cerita dengan ekspresi seburuk itu," prilly.

"Atau jangan2 prill.." michell terngiang sesuatu.
"Jangan2 apa?" Prilly.

"Gue baru inget, ali dulu pernah hancur banget, waktu lo pergi prill" michell.
"Hancur banget gimana?" Prilly yang masih tak mengerti dengan ucapan michell.

"Dia ngerokok, dan kaya gak ada semangat hidupnya gitu prill, udah kaya mayat hidup gitu deh pokoknya" michelll.
"Masa sih dia kaya gitu, secara dia kan dokter" prilly.

"Ye gak percaya, ya itu dulu, tapi apa mungkin ali kaya gitu lagi?, bisa aja sih, atau bahkan lebih parah, aduh god jangan sampe" michell.

Tanpa berfikir panjang prilly bangkit menuju kamar mandi meninggalkan michell.

Tak lama prilly sudah rapi dengan clana jins sobek2 dan kaos putih polos pendek yang ia tambah dengan rompi lektonya.

"Buseet, mau kemana lo?" michell.
"Kerumah ali" prilly.

"Gue pergi dulu" prilly.

Prilly menuju rumah ali dengan rasa khawatir akan ali, dia kahawatih kalau ali akan melakukan hal seperti yang michell katakan.

Kini prilly sudah sampai di rumah ali dam bertemu kaiya di ruang tamu.

"Hay kay" prilly.
"Hay prill, apa kabar?" kaiya.
"Baik, ali mana?" Prilly.
"Dikamar, gak tau dari tadi malem belom keluar, gue panggilin" kaiya.
"Eit,eit gak usah kay, biar gue kekamar ali aja" prilly.
"Oh, ya udah" kaiya.

Prilly menaiki satu persatu anak tangga karena memang kamar ali berada di lntai 2.

"Ali" prilly membuka pintu kamar ali, namun tak mendapati ali disana.
Prilly memilih mencari ali, di toilet kamarnya tak ada, dan ia menuju balkon kamar yang terlihat terbuka pintunya.

Prilly kaget kala melihat ali tengah asik menghisap sebatang rokok di tanganya.

"Akhemm" prilly berdahem.
Tak ada respon dari ali.
"Ali" prilly, namun ali pun hanya diam dan sibuk dengan rokoknya.

"Ihh alii kamu tuh ya" prilly yang kesal mengambil rokok itu dan menginjaknya.
"Kamu apaan sih" ali angkat bicara.
"Kenapa?, harusnya aku yang nanya kamu kenapa?"  Prilly kesal.

"Mending aku mati kan, dari pada hidup tapi kamu benci sama aku?" Ali tersenyum miris.

"Jangan pernah lari dari kenyataan" prilly.
Ali mengambil sebatang rokok lagi dari kardusnya dan menyalakanya.

Karena geram prilly pun mengambil sebatang rokok dan mengikuti apa yang ali lakukan.

Saat mulai menghisap karena tak pernah sebelumnya prilly batuk2.
"Uhuk uhuk"
Ali shock melihat tingkah prilly.
"Kamu apaan sih, buang gak. Buang!!!" Ali.

"gak mau, klo kamu ngerokok, aku juga ngerokok. Jadi kalo kamu mati, aku juga mati" prilly menghisap rokok lagi.

"Jangan kaya gitu, oke aku berhenti, buang ya, buang sayang" ali melepas rokoknya ke asbak.
Prilly melepas rokoknya juga, sebenarnya dia tak sudi memegang rokok namun kalau tak seperti itu ali pasti tak akan berhenti.

Ada Apa Dengan April 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang