Aku pernah menjadi penghuni hatimu yang kau pancing hingga aku tertarik untuk tinggal dan merasakan sinar yang begitu terang saat pintu hatimu terbuka.
Lalu kau suguhi aku tawa pada sepanjang hari di sepanjang jalan kenangan yang kita lalui. Menyalakan api unggun di perapian rumahku. Kau bawa selimut yang menempel di badanmu. Menghangatkan jiwaku yang saat itu sedang cemberut karna ulahmu.
Kau terlalu pintar kasih. Kau sangat lihai membuat bunga mekar harum dan terasa bahagia dengan dirinya lalu layu saat kau lupa menyiramnya.
Namun hadirmu mampu memberi kesegaran dan kehidupan bunga itu kembali. Tapi untuk saat ini kasusnya beda kasih. bunga itu tak hanya layu namun ia sudah mati terbunuh sepi dan dusta yang kau buat sendiri karna kau telah begitu lama pergi dan tak menyiraminya lagi.
Lalu kini kau datang, mampir ke rumahku yang bahkan gagang pintuku saja sudah berkarat hingga susah terbuka, aku sudah mengunci rapat dan membuang kuncinya entah kemana. Semua celahpun sudah aku tutup hanya sedikit rongga kecil untukku bernafas.
Sudahlah kasih, coba datangi saja rumah yang sebelumnya kau datangi setelah kau melangkah pergi dari sini. Kenapa kau mudah sekali bertamu ke rumah seseorang lalu pergi dan datang kembali.
Satu hal yang kau perlu tau kasih. Saat kau melangkah pergi dari rumah seseorang ketika rumah tersebut sedang porak poranda, penghuni serta seluruh isi rumah sudah terluka. Sudah tak ingin lagi kau kembali, bukan karena selimutmu tak lagi hangat seperti yang kau kira, bukan kasih. Namun penghuninya tak ingin terluka kembali. Walau memang ia sudah menutup rapat rumahnya dan tak ingin ada siapapaun yang datang.
Ia tak mengharapkanmu bertamu kembali. Kesendirian yang ia rasakan akan menemaninya bertamasya dengan kenangan indah. Sedang hadirmu kembali akan membuat kenangan luka itu hadir lagi.Pergilah, bangun saja rumahmu sendiri. Aku akan membereskan isi rumahku sendiri yang berantakan saat kau tinggal. Aku yakin aku mampu, aku tau aku bisa tanpamu. Entahlah apakah ini hanyalah harapanku. Namun sebelum kau datangpun aku sudah terbiasa di rumah sendiri dengan duniaku.
-junidanjuli-

KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Hujan Sore Tadi
PuisiHIGHEST RANK ⭐️ #1 on Kumpulanpuisi [20/04/2022] #2 on Sajak [15/09/2022] Setiap rinai hujan adalah sebuah kata yang menyatu menjadi sebuah kalimat rindu. Nada syahdu yang merayu untuk mengenang sebuah masa lalu. (Perubahan judul dari : JUNI DAN JUL...