Rangga,
Tatapan matamu yang tajam terkadang tepat menusuk di jantungku, saat emosi terlontar dari alam bawah sadar. Namun, aku tak bisa mengelak, tatapanmu pula yang begitu hangat, memancarkan aksara-aksara yang memenuhi jagat raya. Seketika bunga-bunga bertebaran di sekelilingku, saat tajam matamu menceritakan rindu.
Dingin di hatimu yang dulu aku rasakan, kini hanya hangat yang kauberi jika bersamaku, bahkan masih bisa aku rasakan saat kaujauh. Rindu, dan hanya rindu yang kaukatakan dalam diammu. Dalam diam bibirmu yang seketika menyentuh bibirku. Menenangkan air mata saat harus melepasmu, menunggu janji pada bait puisi terakhir yang kauberi. Pada suatu purnama nanti, jika waktu masih memberi kita cinta kembali, aku tak akan melepas pelukan dan eratnya genggamanmu seperti di bandara kala itu.
Kembali, dan jangan lagi pergi. Bukan soal lamanya aku menanti, namun perihal sepi yang kurasakan sendiri tanpamu di sisi dengan rindu yang terus bertambah setiap hari.
-Rangga, aku rindu.
-junidanjuli-
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Hujan Sore Tadi
PoezjaHIGHEST RANK ⭐️ #1 on Kumpulanpuisi [20/04/2022] #2 on Sajak [15/09/2022] Setiap rinai hujan adalah sebuah kata yang menyatu menjadi sebuah kalimat rindu. Nada syahdu yang merayu untuk mengenang sebuah masa lalu. (Perubahan judul dari : JUNI DAN JUL...