Tidak ada yang benar-benar pergi, bahkan walau musim berganti, para bintang masih segar menghibur sepi. Tak ada yang benar-benar pergi, bahkan saat lisan memutuskan pergi, hati tak beranjak walau sesenti.
Sejak malam itu, aku kira aku sekuat merapi, sendiri di luasnya alam ini. Aku pikir aku bisa melupakan aroma angin pantai dengan tarian gelombang bersenandung lirih. Aku yakin aku tak merindukan sentuhan pasir putih yang menciumi pori-pori kulit.
Sejak malam itu, saat kakiku memutuskan untuk melangkah pergi, pikiranku memaksa untuk tak di sini. Hari demi hari aku lalui sendiri, hari demi hari aku tak sadar melewati hari, hari demi hari sudah tak ada bedanya lagi. Hari demi hari begitu hampa dan tak berarti.
Kaki dan pikiran yang kuajak pergi lupa tak membawa hati. Aku lupa dimana aku meletakkan hatiku. Aku lupa dimana aku meletakkan kunci membuka hatiku. Aku lupa cara untuk melupa. Melupakanmu yang setiap hari selalu menanyaiku, "apakah aku sudah pergi?".
-Junidanjuli

KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Hujan Sore Tadi
PoesiaHIGHEST RANK ⭐️ #1 on Kumpulanpuisi [20/04/2022] #2 on Sajak [15/09/2022] Setiap rinai hujan adalah sebuah kata yang menyatu menjadi sebuah kalimat rindu. Nada syahdu yang merayu untuk mengenang sebuah masa lalu. (Perubahan judul dari : JUNI DAN JUL...