Author pov.
Seminggu berlalu.Sampai saat ini Fiandra belum memenuhi panggilan pak Jingga,membuat Jacklyn terus ditanya tentang ibundanya.
"Bunda,kenapa belum kesekolah sih?aku di teror sama pak Jingga terus tau gak." Keluh Jacklyn pada ibunya.
"Bunda kan keluar kota terus,terus gimana dong?sama oma aja ya?emang kamu nagapain lagi sih?""GAK!Secara tidak langsung bunda nyerahin aku sama maut!Engga,Dee gak ngapa ngapain." Bohon Jacklyn yang bebuat ibundanya tertawa besar.
"HAHAHAHA,engga ngapain ngapain?gak salah denger nih?bolos?telat?cabut?berantem?malakin orang?jailin adek kelas?ngerusak pintu?atau ketauan bantuin anak yang sebangku ujian?" Fiandra terus tertawa,membuat Jacklyn jengkel.
"Bunda.Ini gak lucu,semua salah!Dee udah tobat jadi gak melakukan hal bodoh itu." Balas Jacklyn dengan muka datar.
"Halah halah,gaya gayaan kamu.Yaudah besok bunda kesekolah.""JANGAN BESOK JUGA!?BELOM SIAP!!" Pekik Jacklyn.
"Kamu emang mau diapaain sih ?katanya suruh buru buru kesekolah,sekarang jangan besok."Jacklyn menggaruk tengkuknya.
"Ih yaudah deh terserah bunda." Fiandra terkekeh."Eh iya,bang Riel pulang besok loh." Jacklyn menatap ibundanya dengan tatapan tidak percaya.
"Php nih bunda,gak percaya paling besok juga gak ada yang dateng." Ucap Jacklyn tidak peduli.
Fiandra melangkahkan kakinya keluar ruang kerjanya,
"Yaudah kalo gak percaya,taruhan ya sama bunda." Tantang Fiandra sambil terkekeh pelan.Jacklyn memutar bola matanya jengah.Fiandra meraih tangan putri semata wayangnya.
"Dee kangen sesuatu gak dari bunda?" Tanya Fiandra mambuat tenggorokan Jacklyn tercekat.Jacklyn memalingkan pandangannya.
"Kangen bunda yang stay di rumah." Batin Jacklyn.
"Bunda apaan sih,kok jadi galau galau gini geli bun." Elak Jacklyn."Kamu ini,bunda lagi serius .Ada yang kamu kangenin gak dari bunda,coba jujur Dee.Bunda ngerasa kita jadi punya jarak,bunda ngerasa Dee gak kayak dulu lebih terbuka ke bunda."
Jacklyn menghela nafas berat.
"Bun,Dee masih sama ,Dee cuman gak mau kayak dulu apa apa di curhatin ke bunda.Aku gak mau nambah beban bunda,sekarang keadaannya gak kayak dulu lagi bun.Aku juga udah gede kan? Bukan lagi kayak Dee jaman dulu yang tiap kumpul cerita tentang hari ini dan kalo ada masalah.Dee udah gede dan Dee udah bisa nyelesain sendiri bun,dan satu lagi Dee udah bisa nyimpen cerita sendiri.Dee punya Randy ,Dreana,Jean,banyak deh jadi bunda gak usah mikirin kesana sana lagi.Dee gak cerita bukan berarti Dee jaga jarak."Jacklyn bangkit dari dudukny,lalu merebahkan dirinya di pangkuan ibundanya.Rasanya perih,sangat perih.Jacklyn merasa ingin menangis namun menangis baginya tidak mengembalikkan keadaan.
Bertahun tahun memendam rasa ini,rasa rasanya ia ingin meluapkannya dengan tangisan namun tidak mudah lolos begitu saja.Seorang Jacklyn menangis ? "Gak banget lah!" .
"Bunda kangen deh disini ber-4 hahaha,biasanya di sofa empet empetan gara gara mau mepet mepet sama ayah bunda.Terus Riel selalu jambak jambak kamu ,hahaha lucu ya kalo di inget inget.Dulu juga disini selalu ada 4 toples cemilan,kalo kumpul banyakkan cemilan dari pada cerita hahahaha" Fiandra terkekeh,namun dibalik itu Fiandra merasa kerinduan yang berkecambuk.Hatinya tidak bisa membohongi lagi,6 tahun menjalani kehidupan baru.
Harus terbiasa dengan kebiasaan baru,membuatnya harus beradaptasi.Fiandra menahan bagaimana sakitnya ,bagaimana bertahan tanpa figur pria yang dicinyainya,bagaimana bertahan memperjuangankan kebahagiannya dan kedua anak anaknya.Fase berat itu sudah terlewatkan,namun saatnya ia merindukan sesuatu yang pernah ada ,sesuatu yang menjadi kebiasaan lamanya,sesuatu yang gak pernah bisa terlupakan setiap memorinya.
"Dee gak berminat ngebahas itu." Ucap Jacklyn,nada bicaranya berubah menjadi dingin.
Fiandra menatap anaknya yang sedang memejamkan matanya.Mata ,dan raut wajah Jacklyn terlihat sangat sayu.Fiandra yakin ia memang masih menyimpan kerinduan untuk ayahnya,menyimpan sakit ."Maaf sayang.Bunda akhir akhir ini lagi kangen banget sama Riel sama Dee,seriusan deh." Ucap Fiandra disusul dengan tetesan air mata yang jatuh tepat di kenging Jacklyn.Membuat Jacklyn langsung membuka matanya,melihat ibundanya meneteskan air mata.
"Bunda bohong.Aku tau bunda kangen ayah,tapi tetep aja aku ngelarang keras bunda ngehubungin ayah,atau ngebales pesan dari ayah apapun bentuknya!Aku ngelarang bunda buat bedinteraksi sama DIA." Tekan Jacklyn.
"Kenapa sayang?jangan marah marah gitu dong,bunda lagi kangen sama kamu nanti kamu bt malah kekamar ninggalin bunda." Ucapan Fiandra membuat Jacklyn terbangun dan memeluk ibundanya.
"Gak,aku gak berniatan ninggalin bunda.Intinya bunda gak boleh berinteraksi sama dia."
Fiandra mengangguk lalu mengeluh kepala anaknya."Bunda punya pacar?" Tanya Jacklyn,membuat Fiandra mengangkat alisnya.
"Pertanyaan macam apa ini?mana mungkin sih Dee.Di agama kita gak boleh nikah lebih dari 1 kali.Jangan nanyain itu lagi kalo uang jajan kamu gak mau di potong." Ancam Fiandra sambil terkekeh pelan.
"Aku serius.Ya aku tau,bunda juga merindukan figur pengganti ayah kan?kalo bunda punya pacar atau apapun itu ,aku gapapa bun." Jacklyn tersenyum kecil,jujur saja di hati kecilnya ia sangat tidak menerima namun. . .
"Gue yakin,bunda pasti kangen lah sosok pendamping hidup ,secara semakin kesini hidup semakin berat.Gak mungkin semuanya yang nopang bunda,dulu berdua sekarang sendiri.Sekuat kuatnya bunda pasti dia butuh sosok pria yang bantu nopang beban dunia.Gue sayang banget sama bunda,jadi gue gak boleh egois segengsi apapun gue."
///
Hello!bhakaka gue muncul lagi😂😂🙈.
Btw ini kyknya part trakhir yang gue update sebelum gue hiatus soalnya gue mau un :(Intinya jangan lupa tinggalin jejak ya makasih❌
All the love.G

KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy vs Badgirl
Teen FictionJacklyn memang anak nakal, bahkan masuk dalam kategori keterlaluan. Jacklyn mengenal rokok sampai dunia malam terburuk lainnya, namun ia punya cara sendiri untuk membahagiakan ibunda kesayangannya. Semua kebiasaan buruk itu hanya pelarian dari dunia...