Satu hal yang gue pertanyakan, kenapa sesuatu yang gue lakukan selalu berujung gak baik.
Jacklyn beberapa hari ini tidak masuk sekolah, semenjak malam itu juga anak Raching bad menjauh dari Jacklyn.Jacklyn yakin inti masalahnya adalah malam party itu, Jacklyn tidak hadir di tambah Reyhand yang terlambat ke party itu karena Jacklyn.
Sejujurnya ia sangat tidak enak hati pada mereka, hal itu diperburuk lagi dengan keadaannya yang sedang drop.Jacklyn sakit, Jacklyn mengilang dari sekolah untuk beberapa hari.
Ia malu dengan kedaan wajah yang merah merah yang membentuk kupu kupu besar di wajahnya.Ia bahkan di rumah sakit dan semua sahabatnya tidak ada yang tahu.
Satu hal yang di pikiran Jacklyn, ia tidak mau ada orang tahu keadaannya.Jacklyn memang sangat tidak mau ada orang tahu dia lemah, Jacklyn benci hal itu.
"Dee, maafin bunda.." ucap bunda saat Jacklyn sedang tertidur memunggungi posisi sang ibunda yang sedang duduk.
"Iya.""Bunda gak tau ayah kamu dateng Dee, maafin bunda." Bunda menyentuh punggung Jacklyn.
"Stop bahas itu bunda, aku butuh istirahat.""Tapi karena kamu mikirin malam itu kamu malah begini.Maafin bunda Dee, bikin kamu gini." Bunda terus berbicara namun Jacklyn hanya meresponnya hanya dengan diam atau mengangguk.
"Bunda pulang aja sekarang." Ucap Jacklyn datar.
"Gak ada orang Dee, bunda cuti kok.""Gak perlu, Dee bisa sendiri kok." Jawab Jacklyn namun tetap saja ia tidak membalikkan badanya.Jacklyn hanya perlu waktu untuk bernafas tenang, hanya itu yang di perlukan saat ini.
Bunda memilih keluar dari ruangan Jacklyn, namun tidak meninggalkannya.Ia hanya pergi ke cafetaria untuk menenangkan diri.Sementara itu Riel benar benar bungkam melihat keadaan adiknya Jacklyn, ia benar benar kacau melihat keadaan adiknya.
"Riel.." panggil bunda saat bunda berpapasan dengan Riel di lorong rumah sakit.
"Apa bun?" Terdengar suara lihirnya."Bunda mau ke bawah, mau ikut?" Tawar bunda, namun Riel menolak dan memilih menunggu di depan ruangan Jacklyn.
Entah apa yang dipikiran mereka semua saat ini, mereka hanya diam satu sama lain.Sang ibunda terus merasa bersalah karena hal ini.Ini sangat berdampak untuk ketiga tiganya.Dan juga lambat laun Randy menyadari keberadaan Jacklyn, hanya Randylah yang merasa keberadaan Jacklyn yang tidak ada perkembangan.Disekolah ia tidak pernah menemukan keberadaan Jacklyn, teman sekelasnya pun tidak tahu menahu Jackyn kemana selama berhari hari, karena tanpa kabar.
Mendengar itu detak jantung Randy semakin tidak karuan.Hari itu juga Randy memilih kabur saat mata pelajaran sejarah bersama motornya tanpa sepengetahuan Rachingbad.
Randy kerumah Jacklyn, rumah itu kosong hanya ada bibi didalam.
"Bi Jacklyn ada?" Randy bertanya dengan nada yang bergetar.
"Ummm..anu...non Dee masuk rumah sakit." Benar benar kalimat wanita paruh baya itu membuat lutut Randy melemas.Jacklyn dirawat di rumah sakit dari hari pertama menghilang.Setelah mendapatkan informasi tentang rumah sakit tersebut Randy langsung memacu motornya dengan kecepatan super.Seperti kesetanan.Dan tidak tau ini kebetulan atau tidak, bunda Jacklyn sedang berada di depan lift.
"Bunda, Jacklyn dirawat?" Tanya Randy yang membuat bunda tekejut dengan keberadaan Randy.
"Astagah Randy!bunda kaget!iya dia kambuh, puji Tuhan Dee udah membaik.Tapi dia masih—""Bun, Randy mau nemuin dia anterin aku ke ruangan Jacklyn dong bun." Lalu mereka keruangan Jacklyn, namun bunda memilih berdiri di luar ruangan bersama Riel.
Saat memasuki ruangan Jacklyn, Randy melihat Jacklyn dengan posisi membelakangi semua alat alat medis.Selang selang melekat pada tubuhnya, rambutnya berantakan dan menutupi wajah wanita itu.
"Lyn.." lihir Randy.
"Keluar dari sini, gue butuh istirahat." Serga Jacklyn.
"Gue minta maaf gue ikutan marah sama lu karena malam itu.Gue gak tau lu separah ini.""Gue gak butuh maaf lu.Cukup keluar dari sini, dan tutup mulut lu.Kalau ada anak anak yang tau soal ini yang pertama gue salahin itu LU dan yang pertama yang gue hajar itu LU."
"Kurangin sikap keras kepala lu.Dan satu lagi Lyn gue ini ngomong sama lu bukan sama punggung lu."
"Gak usah banyak bacod.Cukup lakuin yang tadi."Randy berjalan mendekat dan melihat wajah Jacklyn yang kemerahan berbentuk sayap kupu kupu.Saat itu juga Randy menyesal sangat menyesal mengingat kejadian malam itu.
Entah apa yang ada dipikiran Randy.Ia benar benar menyesal, benar benar hancur saat melihat sahabat kecilnya dengan keadaan saat ini.
"Lu gak pernah tau khawatirnya gue, lu cuman bisa ngegas,ngocol,dan ngusir!" Bentak Randy yang tidak sabaran.
"Lu juga gak pernah tau keadaan gue yang melebihi dari ini.""Gue nyesel Lyn, gue nyesel.Gue nyesel kenapa gak gue aja yang nyamperin lu malem itu, gue nyesel kenapa gak nahan lu buat naik motor siang bolong gue nyesel." Nada suara Randy memelan.
Jacklyn bangkit dari tidurnya, menatap Randy yang sedang menatapnya lekat lekat dengan pakaian seragam yang berantakan.
"Gue cuman mau sesuatu yang gue lakuin berujung baik, sekali aja tapi rasanya gak akan pernah bisa.Kenapa garis takdir gue kayak gini."
"Lu sebenernya kenapa? Lu gak ada cerita sama gue, Reyhand juga gak cerita apapun karena RB langsung nyemprot dia dan berujung kita diem dieman."
"Garis besarnya adalah masalah bokap gue dateng lagi." Ucap Jacklyn memelan, matanya menunjukkan kesedihan yang mendalam, namun air matanya tertahankan.
"Gue gak bisa banyak ngomong kalo masalah itu.Gue cuman mau lu jangan terlalu mikirin itu, lu harus sehat dulu."
"Gue gak yakin dengan itu.Maafin gue tadi ngebentak lu.Lebih baik lu balik gue butuh waktu sendiri." balas Jacklyn sambil membenarkan posisi duduknya.
"It's okay, gue janji gak akan bilang siapapun.Gue balik ya, gws Jacklyn." Randy membalikkan badannya, namun saat ia memegang gagang pintu..
"Ran, thanks ya." Mendengar ucapan dari Jacklyn ia tersenyum .
"Sama sana Lyn." Lalu Randy keluar dan menemui ibunda Jacklyn."Udahan?" Tanya bunda.
"Udahan bun.Btw Jacklyn gak parah kan? Itu cuman karena dia kena sinar matahari kan?""Dia juga terlalu setress katanya, entahlah bunda pusing mikirin dia.Bunda bersalah banget, dia kemarin itu sampe gak sadar lama bunda takut dia lewat,apa lagi dia bawa motor.Untung aja dia gak kenapa napa."
"Bun jangan gitu ngomongnya, Jacklyn sembuh kok pasti." Randy mengusap pundak Ibunda Jacklyn sambil tersenyum.
"Randy pulang dulu bun, bang gue duluan." pamit Randy lalu kembali kesekolah.Jacklyn terdiam sesaat , saat ruangannya menjadi sunyi.Jacklyn tak mau banyak berharap dengan keadaannya saat ini.
Randy memacu motornya dengan kecepatan tinggi. Entah apa yang ada di pikirannya saat ini, rasa bersalah terus menyelimutinya.Randy langsung memarkirkan motornya di warung belakang sekolah, lalu ia masuk melalui gerbang belakang sekolah.
Jam sudah menunjukkan pukul 1 siang, istirahat telah selesai dari tadi. Randy tetap melangkahkan kakinya dilorong kelas 10 dengan santai, lalu ia menuju ke lapangan indoor untuk merokok disana.
Rahangnya mengeras mengingat keadaan Jacklyn, bagaimana bisa Reyhand meninggalkan Jacklyn disaat wanita itu sakit. Rasanya saat ini juga ia ingin meninju wajah Reyhand, menghabisinya dengan tangannya sendiri.
![](https://img.wattpad.com/cover/53462899-288-k207008.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy vs Badgirl
Teen FictionJacklyn memang anak nakal, bahkan masuk dalam kategori keterlaluan. Jacklyn mengenal rokok sampai dunia malam terburuk lainnya, namun ia punya cara sendiri untuk membahagiakan ibunda kesayangannya. Semua kebiasaan buruk itu hanya pelarian dari dunia...