Malamnya setelah Riel menjenguk Reyhand, pria itu langsung datang dengan memaksakan diri duduk di kursi roda padahal jelas jelas ia belum bisa mengingat kakinya dan tangannya patah. Saat memasukki ruangan wanita itu Riel benar benar tidak percaya apa yang dilakukan pria itu.
"Lu kok kesini? Jangan maksain diri lu harus cepet sembuh sebentar lagi ujian bro." Ingat Riel, Reyhand terkekeh pelan sambil menutupi rasa sakitnya karena kakinya harus di tekuk. Suster mendorong kursi roda Reyhand mendekati Jacklyn yang sedang terlelap.
"Ada siapa bang?" Ucap wanita paruh baya yang baru keluar dari kamar mandi.
"Ini Reyhand, teman Dee yang kecelakaan sama Dee." Ucap Riel membuat Reyhand berusaha keras memutar badanya menghadap wanita paruh baya itu."Malam tante, saya Reyhand teman Jacklyn." Sapa Reyhand sambil mengulurkan tangan kananya yang masih bergetar karena sakit.
"Malam nak, gimana keadaan kamu? Kok udah kesini aja nak?" Fiandra meraih tangan kanan pria itu lalu berjabah tangan. Reyhand tersenyum tulus."Ya gini gini aja tan, saya minta maaf tante karena Jacklyn sama saya malam itu." Reyhand meminta maaf dengan tulus karena ia merasa bersalah atas apa yang terjadi pada gadis yang telah menjadi sahabatnya itu. Fiandra menggeleng cepat, Fiandra juga tahu kalau ini semua kecelakaan bukan karena kelalaian pria dihadapannya.
"Dee, temen kamu jenguk tuh." Ucap Fiandra halus berniat membangunkan anaknya. Reyhand meminta Fiandra untuk tidak membangunkan Jacklyn yang sedang telelap. Reyhand mengamati wajah damai wanita itu, ia mengulas senyumnya tanpa ia sadari.
Jacklyn mengerjapkan matanya, ia melihat Reyhand yang sedang duduk di kursi sambil mengamatinya. Senyum Reyhand memundar setelah melihat Jacklyn bangum dari tidurnya. "Sorry, Hand." Lihir Jacklyn dengan nada suara bergetar tanda ia sedang menahan tangisnya.
"Gue baik baik aja Lyn, gue minta maaf karena gak bisa mastiin lu baik baik aja sampe rumah dan gagalin rencana lu." Balas Reyhand. Jacklyn tersenyum getir.
"Kalo aja lu gak ikut gue mungkin lu sekarang bisa belajar persiapan ujian sekarang." Tanpa ia sadari air mata Jacklyn jatuh begitu saja, entahlah semenjak sakit ini Jacklyn gampang menangis setelah sudah sekian lama tidak pernah menangis.Ini sudah kedua kalinya Jacklyn menangis dihadapan pria itu dan tetap Reyhand tidak bisa melihat wanita manapun menangis. Ia mengulurkan tangan kanannya mengusap air mata wanita itu.
"Yailah Lyn, 10 jahitan gak bikin gue gagal USBN tahun ini kok." Hibur Reyhand sambil terkekeh membuatnya meringis pelan setelahnya karena menimbulkan sakit diperutnya."Jangan nangis, gue gak bisa meluk lu sekarang." Goda Reyhand membuat Jacklyn menggerakkan tangannya untuk menoyor kepala Reyhand yang diperban membuat pria itu meringis kencang. Fiandra langsung menegur anaknya karena menoyor Reyhand.
"Udahan nangisnya? Najis lu pentolan cengeng bikin malu gue aja." Lanjut Reyhand, wanita itu hanya terkekeh pelan sambil menjauhkan nebulizer oxygen miliknya. "Lu gak akan paham takutnya gue." Ucap Jacklyn tanpa ia sadari.
"Ha apa?" Ulang Reyhand, ia mendengar dengan jelas ucapan pria itu hanya saja untuk memastikan apa benar sahabatnya mengucapkan hal tadi. "Engga, sana balik gak usah sok jagoan ah kesini sini segala pikirin tuh kaki." Sindir Jacklyn.
"Nyinyir mulu mulutnya, kangen kan lu sama gue sebenarnya?" Goda Reyhand lagi, entah apa yang membuat pria itu semakin gencar jika menggoda Jacklyn. Rasa sakitnya terasa menghilang begitu saja, begitupun Jacklyn lemasnya menghilang begitu saja, sesaknya pun tak terasa tak mengganggu setelah melihat kedatangan Reyhand.
"Najis. Sana sana balik." Usir Jacklyn membuat Reyhand mendecak. "Sus kalo bawel dorong aja ketangga biar tamat sekalian." Lanjut Jacklyn membuat suster tersebut tertawa melihat tingkah dua remaja ini yang saling melemparkan senyuman. Akhirnya Reyhand memutuskan untuk pamit karena ia sendiri belum terlalu kuat untuk duduk berlama lama.
![](https://img.wattpad.com/cover/53462899-288-k207008.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy vs Badgirl
Teen FictionJacklyn memang anak nakal, bahkan masuk dalam kategori keterlaluan. Jacklyn mengenal rokok sampai dunia malam terburuk lainnya, namun ia punya cara sendiri untuk membahagiakan ibunda kesayangannya. Semua kebiasaan buruk itu hanya pelarian dari dunia...