Part 23: Falling Pieces

234 20 2
                                    



Disaat aku akan berbelok ke lorong loker untuk mengambil barangku, aku melihat seorang laki-laki sedang berdiri. Aku yakin sekali itu Marvel. Aku berniat untuk menyapanya. Ternyata dia sedang berbicara dengan seorang perempuan. Disaat aku berniat untuk menyapanya, sepertinya otakku memerintahkanku untuk mengintip saja di balik dinding.

Ternyata benar saja.



Marvel berkhianat.

Dia berkhianat.

Dia mencium perempuan itu. Dan dia dia dia menembak perempuan itu. Dia menyatakan perasaannya. Aku hanya dapat menahan mulutku dengan kedua tanganku agar tidak berteriak. Hatiku, jantungku, tubuhku seakan-akan akan mati. Mataku mengeluarkan cairan. Apakah aku menangis? Kenapa aku harus menangis?

Perempuan sialan itu menjawab dengan kata iya dan langsung memeluk Marvel. Mukaku sudah berantakan. Aku tidak dapat menahan emosiku. Aku tidak bisa terus diam disini. Aku harus pergi dari sini sekarang juga! Dengan berani aku menampakan diriku dan langsung berteriak

"DASAR MARVEL BANGSAT, DASAR PENGKHIANAT, JANGAN PERNAH BERBICARA ATAUPUN MEMANGGIL NAMAKU LAGI!" Teriakku kepada Marvel dan langsung berlari menuju pintu keluar. Air mataku sudah tidak terbendung lagi. Mereka terlalu meluncur dengan deras.

Aku sudah setengah langkah menuju gerbang sekolah. Sampai tiba-tiba ada sebuah tangan yang menarikku dan langsung memeluk tubuhku. Aku tuhu ini Marvel. Tapi aku tidak peduli sekarang. Aku langsung melepas pelukan yang diberikannya tapi dia menahan tubuhku. Aku mengerahkan semua tenaga ku untuk lepas dari pelukannya dan langsung melayangkan tamparan keras ke pipinya.



PAAAAKKKKK

"LEPASKAN !!KAU TIDAK TAHU MALU APA?! JANGAN PERNAH MENYENTUHKU DENGAN TANGAN KOTORMU ITU.. ASAL KAU TAHU, AKU TIDAK KENAL KAU LAGI MARVEL,"

"BERIKANLAH AKU PENJELASAN DULU AVA!" Teriak Marvel.

"APA YANG PERLU DIJELASKAN LAGI? SEMUANYA SUDAH JELAS. URUS SAJA PACAR SAMPAHMU ITU DAN JANGAN PERNAH MENGGANGGUKU LAGI," aku langsung pergi meninggalkannya sendirian di atas derasnya hujan. Aku tidak peduli bajuku basah atau kotor. Yang hanya kuperlukan adalah menjauh dari kenyataan dan menangis sekencang-kencangnya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



*ANSELL POV

Aneh. Tumben sekali Ava tidak masuk hari ini. Mungkin dia lelah. Aku bisa memakluminya sih. Karena aku mungkin terlalu kasar kepadanya. Aku bejalan keluar kelas dan menyusuri lorong loker. Aku kemudian berpapasan dengan Marvel. Aku sempat berniat ingin menanyakan keadaan Ava, tapi kenapa dia menggandeng seorang perempuan? Tiba-tiba suara itu datang lagi menyerbu kepalaku.

Hiks....Hiks... tidak mungkin tidak mungkin.... Tidak mungin dia seperti itu... hiks hiks... Marvel pengkhianat.. dasar bangsattttttt... hiksssss hikssssss aaaaaaaaaaaaa hiks hiks

Apakah itu suara Ava? Kenapa dia menangis? Aku tidak pernah mendegarnya sesedih itu. Pasti ini karena perbuatan orang sialan itu. Aku akhirnya membalik badanku dan menghampiri Marvel bersama perempuan itu. Aku langsung melayangkan satu tonjokan ke mukanya. Dia kemudian tersengkur ke lantai. Semua orang yang berlalu lalang kaget dan langsung membentuk lingkaran seakan-akan ini tontonan.

"HEI! APA YANG BARUSAN KAU LAKUKAN KEPADA AVA?" teriakku kepadanya sambil mengangkat kerah bajunya keatas.

"AKU TIDAK MELAKUKAN APA-APA,"

"KEMUDIAN SIAPA PEREMPUAN ITU?"tunjukku ke arah perempuan itu.

"BUKAN URUSANMU,"

"AVA MENANGIS SEHARIAN DAN KATAMU BUKAN URUSAN KU?" tanyaku marah.

"BAGAIMANA KAU BISA TAHU? KEJADIANNYA BUKANNYA TADI PAGI?"

Aku sadar kalau aku tidak tahu dari kapan Ava menangis. Ayolah kenapa semua orang mengelilingi kami seperti ini? Kemudian ada suara teriakan guru menyuruh kami berhenti. Karena aku tidak ingin bersangkutan dengan guru, kuputuskan untuk meninggalkan Marvel dan kerumunan orang yang mengelilingiku tadi.

Pulang sekolah ini aku berencana untuk menjenguk Ava. Tentu aku tidak sendirian. Hailee yang sudah kukabari tentang keadaan Ava juga ikut.

"Aku tahu apa yang sebenarnya terjadi disini Hail," kataku sambil berjalan menuju rumah Ava.

"Jadi ada apa dengan Ava?" tanya Hailee

"Marvel mengkhianati kepercayaan Ava terhadapnya, Ava mengira kalau Marvel menyayanginya. Tapi malah sebaliknya. Ternyata dia menyatakan cintanya kepada perempuan lain. Nah, disaat Marvel sedang menyatakan cintanya kepada perempuan itu, Ava kebetulan lewat dan mendengarnya. Kira-kira seperti itu," jelasku panjang.

"Bagaimana kau..." Belum selesai berbicara aku langsung memotongnya.

"Lupa ya?" tanyaku sambil menunjuk kepalaku.

"Haha iya, kalau begitu sell, Ava kan sudah tidak bersama Marvel," katanya

"Iya benar, terus?"

"Kemudian Ava juga pasti sudah membenci Marvel,"

"Iya benar,, terus?"

"Kalau begitu kau masih bisa berpeluang untuk menjalankan rencanamu Ansell!"

"Iya ben... heh?" setelah kucerna omongan Hailee, aku berfikir.

"Iya Ansell, teruskan saja, nanti semuanya ku atur, nanti juga kuberitahu Dale," kata Hailee.

"Tapi, itu tidak mungkin Hail, ada resikonya" jawabku

"Apa yang tidak mungkin? Ia pasti sangat menyayangi teman kecilnya itu! Jangan patah semangat!" kata Hailee menyemangati.

Tidak terasa kami sudah berada tepat di depan pintu rumah Ava.

Tok tok tok...

Ketukan pertama tidak ada jawaban.

Tok tok tok...

Ketukan kedua juga tidak ada jawaban.

Tok tok tok...

"Hei Hail, apakah Ava tinggal sendiri?" tanyaku tiba-tiba.

"Mmmm setahuku sih dia tinggal hanya bersama kakak dan ibunya. Munkin mereka meniggalkan Ava di rumah sendiri," jawab Hailee.

-

-

-

-

-

-

-

Wahhhhh udah 1k nihhh.. Makasih ya reader yang nyata dan tidak nyata.

Aku merasa gimana gitu/?

PART 23 IS UPLOADED!!!

MAAF YA PART YANG INI LAMAAAA BANGET DI PUBLISH NYA.

KARENA ABIS SIBUK BELAJAR US!! DOAIN HASILNYA BAGUS YAHH AMIIN...

KALAU ADA KESALAHAN-KESALAHAN KATA ATAU APA GITU BISA LANGSUNG COMMENT DI BAWAH YAA

MMM APALAGI YAK?

VOTE DAN FOLLOW JANGAN LUPA!!! \^O^/

SEE YOU ON THE NEXT PART!! ^o^ ^o^ ^o^

My Ability Kills MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang