Part 28: I Heard Her

215 16 2
                                    

"Oh ya Ava!" panggilku.

"Ya?"

Kemudian aku mendekatkan mulutku ke kupingnya.

"Kau cantik malam ini," bisikku. Dia hanya menjawabnya dengan senyuman.


*AVA POV

Kemarin malam adalah malam terindah sepanjang hidupku. Hailee dan Dale ternyata ikut juga di balik layar dalam rencana itu. Berapa lama mereka mempersiapkan semua itu? Pantas saja Mom, Dad, sama Dale tadi tidak ada di rumah kemarin malam. Mestinya aku curiga ya. Oiya soal cincin kemarin yang Ansell berikan belum kupakai karena sepertinya belum tepat kalau dipakai saat ini. Aku masih berbunga-bunga kalau memikirkannya ulang.


Hari ini Ansell ingin menunjukan kepadaku sesorang. Aku penasaran siapa. Mungkin orang yang selama ini dia sayangi juga. Mungkin orang tuanya? Huhu aku tidak tahu harus bagaimana jika memang orang tuanya. What should I prepare fot that? Tapi belum tentu juga itu orang tuanya.

Seperti biasa, Ansell mengajakku bertemu di café.


What outfit I should wear?

Kalau memang orang yang ingin Ansell kenalkan adalah orang tuanya, pasti mereka mengharapkan pakaian yang sedikit formal tapi santai dan rapih. Untuk kesan pertama saat melihat penampilanku.


Mmm maybe something sweet and girly. But not too girly. Ok I know what should I wear today. Dress pendek warna merah bunga-bunga lengan buntung. Karena aku ingin sedikit tertutup jadi aku tambahkan cardigan bentuk sweater warna cokelat muda. Sepatunya boot cokelat dan tas selempang kulit kecil warna cokelat.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jarak dari rumahku ke café tidak terlalu jauh. Tapi kalau dengan jalan kaki juga lumayan. Mmm taksi atau kaki? Karena aku ingin sehat, jadi kuputuskan menggunakan kaki. Wah, sudah setengah jalan aku menuju ke café. Hari ini matahari benar-benar sedang tidak bersahabat. Teriknya benar-benar menyengat kulitku. Tapi bagusnya, angin sepoi masih sering berhembus.


Tinggal lurus, kemudian belok kanan dan di sebrang sana sudah terlihat bangunan café itu. Sekarang waktunya untuk menyebrang. Sambil menunggu lampu hijau untuk para pejalan kaki, aku ingin mengecek keberadaan Ansell di café itu dan mengintip siapa yang ingin dia kenalkan kepadaku. Dia sudah datang tapi masih sendiri. Untungnya dia duduk dekat kaca seperti biasa. Jadi aku dapat melihatnya dengan mudah.


Kemudian seorang perempuan yang kira-kira seumuran dengan Ansell menghampirinya. Aku sekarang masih memperhatikan mereka dari sebrang jalan. Ansell kemudian berdiri dan menjabat tangan perempuan itu. Aku sama sekali tidak menduga ini.


Ansell memeluk perempuan itu dengan sayang dan mencium kepalanya. Tubuhku langsung remuk seketika. Jantungku seperti tertusuk dari belakang. Pikiranku tidak jernih saat ini dan tidak dapat berfikir. Ok aku bingung, siapa perempuan itu? Aku tidak kuat. Hati dan pikiranku di penuhi oleh rasa cemburu. Tidak terasa kakiku sudah berbelok ke lain arah. Bukan menyebrangi jalan. Tapi ke lain jalan agar dapat melangkah jauh dari sini.


Aku harap Ansell belum melihatku tadi agar dia tidak perlu tahu dulu keberadaanku sekarang. Aku tidak pulang ke rumah untuk menangis. Karena menangis adalah kegiatan yang paling tidak berguna dan menghabiskan waktuku. Jadi aku pergi ke tempat yang dapat menenangkan semua isi pikiran dan hatiku. Yap Danau


*ANSELL POV

Avery tadi datang dan langsung menyapa dan memelukku. Dia adalah orang yang ingin kukenalkan pada seseorang spesial baru yang ada di dalam hidupku, Ava. Aku tahu pasti Ava masih ingat kalau aku memiliki kembaran. Tapi sekitar 2 jam batang hidung nya belum terlihat. Memang tadi disaat Avery datang aku mendengar suara Ava. Tapi setelah aku tengak-tengok, tidak ada.


Aku sudah berusaha menghubunginya tapi handphone nya tidak aktif. Kemana dia? Mungkin dia bersama Hailee.

Ansell: Hai Hai!

Hailee: Eh ada apa sell?

Ansell: Apakah Ava bersamamu?

Hailee: Tidak, memang kenapa?


Hah?! Tidak kusangka. Dia tidak bersama Hailee? Mungkin bersama kakaknya.


Ansell:Ah begitu ya? Tadi Ava kuajak bertemu di café, tapi sampai saat ini dia belum terlihat.

Hailee: Benarkah? Sudah coba telfon Dale?

Ansell: Belum, habis ini.

Hailee: Kabari kalau sudah ketemu Ava ya!


Tuut

Aku mencoba menghubungi Dale. Tapi katanya Ava sudah pergi sekitar 2 jam yang lalu untuk ke café. Lah? Apa yang terjadi sekarang?

"Ave, kurasa Ava hilang," kataku dengan nada lemas.

"Hah? Positive thinking dulu deh! Coba cari dengan kemampuan yang kau punya. Cari coba suara Ava dimana," jawab Avery.

"Bahkan cara itu tidak terpikirkan olehku," kataku sambil tersenyum.


Aku menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya lagi lewat mulut. Aku memejamkan mata dan semua suara itu langsung menyerbu kepalaku.


Hentikann. Apakah kau sakit? Selamat ulang tahun. Aku mencintaimu. Apakah ini cukup? Hari ini ada waktu. Soalnya susah. Kopinya enak sekali. Aku mau pesan! Kita mampir dulu ya!hibuhdfguskgsgijrhgirhtiufdfghjhgfcvbnmkuytrecvbnmnbvcdfyuioiuytrdhjmnbvcfghjkiuyhgfrt


Susah. Aku kemudian menggerakan kepalaku ke kanan dan ke kiri agar terfokuskan ke suara pada arah itu.


Aku lelah. Aku tidak tahu. Ini sakit. Apakah kau tahu? Ambilkan minumku! Kenapa kau seperti ini? Mau ku bantu? Pemandangannya indah! Dia mencium seorang perempuan. Hvnkgnslgksgnsgisrligsigksngsgsfgnfkgndkgndfkgndkngkdngkdnkgnkfngkdngkdngkdngfsgdgdh


"Aku dapat suaranya!" teriakku kepada Avery.

"Jadi dimana dia?" tanya Avery

"Kurasa dia melihat saat aku menciumu Ave, dia jealous," jelasku.

-

-

-

-

-

-

-

PART 28 IS HERE GUYSSS!!!

COMMENT DAN VOTE KALIAN SANGAT BERARTI UNTUKKU

FOLLOW JANGAN LUPA YA

DAN KALAU ADA KESALAHAN KATA ATAU KALIMAT, KALIAN BISA COMMENT DI BAWAH INI!!

DANNN AKU YAKIN PASTI KALIAN BAKAL NEMUIN KALIMAT YANG TIDAK EFEKTIF.. HIHI PEACE..V..V

KASIH TAU AJA YAAH



HAPPY READING EVERYONE \^O^/ \^o^/\^O^/

My Ability Kills MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang