Part 14: The Waltz

269 23 2
                                    


Semua tamu yang datang serempak menyanyikannya untuk Annamarie. Annamarie pun terseyum bahagia pada hari spesialnya itu. Kemudian Annamarie menanyakan kepada ibunya bahwa apakah potong kue sekarang atau nanti. Tapi ibunya memberi kode untuk sekarang.

Kemudian dengan sekali potongan, pinggiran kue pada layer pertama terpotong sebagian. Tamu yang disana menyambutnya dengan sukacita. Akhirnya kue di edarkan ke para tamu. Dan aku akhirnya mendapatkan 1 slice Ansell pun juga.

"Sell, kuenya enak ya, kira-kira ini rasa apa ya? kayak coklat tapi ada seperti rasa rum-rumnya?" tanyaku pada Ansell yang tengah melahap potongan kuenya.

"Kurasa rasa blackforest, mungkin mereka mencampurkan rum atau bir ke dalam adonannya," jawab Ansell

"OOhh begitu, aku baru tahu, aku ketinggalan jaman sekali yah"

Tiba-tiba Annamarie yang berbicara dengan mic.

"TEST...TEST... 1..2..3. HAI TEMAN-TEMAN!! BAGAIMANA RASA KUENYA? ENAK TIDAK?" teriak Annamarie.

"Enakkkkkkkk!!!" jawab para tamu serempak.

"HAHA, OK, OK, JIKA KALIAN INGIN LAGI KUENYA, BISA AMBIL KE DEPAN YA, DAN KALIAN TAHU SEKARANG WAKTUNYA UNTUK APA??" tanya Annamarie pada para undangan.

"WALTZZZZ!!!!" jawab para tamu.

"HAHA, BENAR SEKALI, HADIRIN SEKALIAN TOLONG SEKARANG CARI PASANGAN KALIAN MASING-MASING DAN TOLONG TEMPATI TANDA 'X' YANG SUDAH DITANDAI DI SEPANJANG RUANGAN INI, KEMUDIAN TUNGGU MUSIKNYA BERMAIN YA, TERIMA KASIH, SELAMAT MENIKMATI," teriak Annamarie sambil mengakhiri kata-katanya itu.

*ANSELL POV

Aku sebenarnya senang pergi ke acara ini, tapi entah kenapa ada sesuatu yang mengganjal semenjak daritadi aku sampai di tempat ini. Seperti ada suatu sinyal di kepalaku yang mengarahkan ku ke sesuatu. Tapi aku tidak punya ide apakah 'sesuatu' itu dalam bentuk manusia atau barang atau pun sebuah tempat.

Kemudian Annamarie mengumumkan bahwa waltz nya sebentar lagi akan dimulai. Sekarang gentian aku yang menarik tangan Ava. Daritadi ia hanya melamun saja entah sedang melihat apa. Sekarang kami sudah menempati sebuah tanda x di kaki kami. Hanya tinggal menunggu lagunya untuk mulai.

*AUTHOR POV

Semua orang bersiap-siap di posisinya. Begitu juga dengan Ansell dan Ava. Tangan kanan Ava memegang pundak kiri Ansell kemudian tangan kiri Ava memegang tangan Ansell. Begitu juga dengan tangan kanan Ansell yang memegang tangan kiri Ava dan tangan kirinya memegang pinggang kanan Ava. Semua sudah siap dan lantunan suara lagu pun bergema di seluruh sudut ruangan.

"Psst, Ansell," tiba-tiba Ava pun memanggil Ansell yang daritadi memandang ke kanan.

"Kenapa?"

"Mmmm... ak," Belum Ava menyelesaikan kata-katanya tiba-tiba Ansell menyela.

"Tidak bisa berdansa? Ayolah Va masa begitu saja tidak bisa," jawab Ansell seolah-olah menjawab pertanyaan Ava.

"Kebiasaan deh, apakah mukaku ini terlalu jelas bahwa aku tidak bisa berdansa hah sell?" tanya Ava.

"Haha jelas sekali," jawab Ansell.

Kemudian suara lagu mulai muncul mengisi setiap sudut ruangan itu. Tapi ada yang aneh.

"Ansell, kenapa lagunya bukan lagu waltz? Bukannya Annamarie tadi berkata bahwa kita akan dansa waltz?" tanya Ava tapi Ansell hanya diam saja.

"Hei!" teriak Ava sambil menginjak kaki Ansell.

My Ability Kills MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang