Part 29: You Did Not Tell Her?

221 17 4
                                    


"Aku dapat suaranya!" teriakku kepada Avery.

"Jadi dimana dia?" tanya Avery

"Kurasa dia melihat saat aku menciumu Ave, dia jealous," jelasku.

"Hah?! Sudah kuduga sebenarnya, aku mendengar suaranya saat aku datang ke tempat ini, kita harus segera menjelaskan ini sebelum terjadi kesalahpahaman," kata Avery

"Sekarang dimana dia?" tanya Avery

"Kaukira kemampuanku ini bisa mendeteksi orang ada dimana?" tanyaku

"Kau bisa, tapi aku tidak," katanya sambil melotot.

"AHhh itu tidak penting sekarang, kita harus tau dimana dia," kataku

"Ingat-ingat tempat faforitnya, pasti di situlah dia merenung," kata Avery sambil tersenyum.


Kemudian aku berfikir. Avery juga ikut diam membantu ku berfikir. Aku tidak tahu tempat faforitnya yang biasanya untuk merenung. Mmmm tidak mungkin tempat makan kan? Mmmm aku tahu, tempat yang sepi, sejuk, dan damai. Tempat dekat cahaya dan hembusan angin.

"Aku tahu!" Aku langsung berteriak sambil mengacungkan jari telunjuk ke udara. Aku yakin barusan suaraku menaggetkan Avery.

"Bisa tidak teriak tidak? Yasudah kalau begitu dimana dia sekarang?" tanya Avery.


****

Sesampainya kami di tempat tujuan, aku langsung mencari Ava. Tapi sepertinya tebakanku meleset. Karena sampai saat ini aku belum menemukan batang hidungnya. Bahkan aku sudah berkeliling 2 kali untuk mencarinya. Karena setahuku dia menyukai danau.

Aku menghubungi Hailee untuk meminta bantuan. Mungkin dia dapat membantuku. Hari sudah berganti menjadi sore. Matahari sudah lelah karena sudah seharian memancarkan sinarnya. Bulan sudah menampakan tubuhnya dan melakukan tugasnya yaitu menyinari bumi di malam hari.


*HAILEE POV

"Ansell dan kau pasti adalah kembarannya ya kan? Hailee Madison salam kenal," kataku saat sampai di danau dan menghampiri merek yang daritadi kebingungan.

"Ahhh haii Hailee, aku Avery Crawford," jawab Avery sambil menjabat tanganku.

"Jadi sekarang Ava belum terlihat sama sekali?" tanyakku pada Ansell yang daritadi melamun.

"Eh, iya belum. Mungkin kau bisa ikut mencari dia," katanya

Sekitar 10 menit kami bertiga mengelilingi danau itu. Aku belum sempat memberitahu Dale dan orangtua Ava karena aku takut malah membuat mereka panik dan situasi menjadi rumit. Ava sampai sekarang belum terlihat juga. Tapi apa itu yang tergeletak di pinggir danau?


*AVA POV

Sore tadi

Aku hanya ingin melupakan segalanya hari ini. Aku sama sekali tidak membenci Ansell. Aku hanya cemburu dengan kejadian tadi. Aku hanya butuh waktu sendirian.


Tapi kurasa aku akan duduk sejenak di pinggir danau dan merebahkan badan ku di rerumputan. AAHH Tas cokelat ini sungguh menganggu! Aku akhirnya memutuskan untuk melempar tas kecil itu tidak jauh dari tempat ku sekarang. Aku mencoba untuk menutup mataku dan melupakan semua kejadian hari ini.


Kurasa hari sudah menggelap dan Ansell belum mencari keberadaan ku. Memang sih aku daritadi mematikan handphone ku. Aku tidak tahu kenapa aku melakukannya. Kemudian aku memutuskan untuk kembali duduk dan menatap sunset dari kejauhan. Indah sekali.


Aku baru sadar, taman ini makin sepi seiring matahari terbenam. Apakah perlu ku telfon Ansell ya? Disaat aku ingin mengambil handphone ku di dalam tas, tiba-tiba ada sesuatu yang menyumbat mulut dan jalur pernapasanku dan aku yakin ini adalah sapu tangan. Aku mencoba meronta-ronta agar orang misterius yang menyumbat hidungku melepaskanku. Tapi kurasa tenagaku terlalu lemah.


Tangan kekar orang itu terus menutup hidungku dengan sapu tangan. Aku dipaksa mencium bau aroma yang ada di sapu tangan itu. Rasanya mual sekali. Aku tidak kuat. Kemudian pandanganku langsung menjadi gelap.


*HAILEE POV

"Kau tahu ini apa?" tanyaku pada Ansell sambil mendekat ke arah benda yang tergeletak di pinggir danau.

"Sebuah tas, kemudian apa?" jawab Ansell

"Ini tas Ava bodoh! Dan ini handphone nya," kataku sambil mengangkat kedua barang itu. Aku kemudian mengecek handphone Ava.

"Dia tadi ingin menelfonmu sepertinya,"kataku pada Ansell.

"Benarkah? Kemudian kemana dia? Masa meninggalkan barang-barang berharganya tergeletak sembarangan aneh!" kata Ansell.

"Hei! Excuse me sir, the only person is weird is you! Apakah kau tahu seberapa sensitifnya dia kalau orang yang dicintainya... eh tunggu dulu, apakah yang kalian berdua lakukan tadi saat di café?" tanyaku sambil menunjuk mereka berdua.

"Kami makan dan minum," kata Avery

"Yahh selain itu, yang kemungkinan membuat dia jealous saat melihatnya," kataku.

"Ansell jangan bilang kau belum memberitahu Ava kalau aku adalah kembaranmu?" tanya Avery sambil marah.

"Memang belum, makanya aku ingin memberitahunya hari ini," jawab Ansell.

"Bagus sekali sell, kau membuat ini semakin rumit," kataku sambil menyilangkan tangan.


Tiba-tiba ada suara telfon. Jangan bilang itu orang tuanya Ava. Tapi setelah aku mengecek handphone ku, tidak ada panggilan. Suara telfon itu masih bordering.

"Bukan punyaku," kata Avery sambil menunjukan layar handphone nya yang gelap.

"Hei bagaimana handphonemu?" tanyaku pada Ansell.

"Tidak," kata Ansell sambil menggeleng-geleng kan kepalanya. Aku mencari sumber suara itu dan ternyata dari sebuah tas cokelat Ava yang daritadi kupegang. Saat aku cek handphone nya, tapi tidak ada nama penelfon. Aku sempat bingung. Mungkin orangtuanya.

"Halo?" tanyaku.

"Dia sudah aman disini bersama para penjagaku," kata seorang laki-laki yang sedang berbicara dengan ku. Aku kaget bukan main. Apakah Ava diculik? Aku langsung mengkode Ansell dan Avery agar mendekat dan langsung menyalakan spikernya.

"K..kau siapa? Dimana Ava?!" tanyaku.

-

-

-

-

-

-

-

-

PART 29 IS HERE GUYSSS!!!

COMMENT DAN VOTE KALIAN SANGAT BERARTI UNTUKKU

FOLLOW JANGAN LUPA YA

DAN KALAU ADA KESALAHAN KATA ATAU KALIMAT, KALIAN BISA COMMENT DI BAWAH INI!!

DANNN AKU YAKIN PASTI KALIAN BAKAL NEMUIN KALIMAT YANG TIDAK EFEKTIF.. HIHI PEACE..V..V

KASIH TAU AJA YAAH


HAPPY READING EVERYONE \^O^/ \^o^/\^O^/

My Ability Kills MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang