Taman!

231K 7.1K 14
                                    

Linda POV

"Yeyy, taman akhirnya udah sumpek aku karna tugas kuliah. Untung aja masih ada taman ini, coba kalau enggak. Pusing kepala ku" kata ku pada Carlos

"Ya lo bener, udah lama ya kita gak kesini terakhir kali kan sama Irvan. Irvan kira - kira masih ingat taman ini gak ya? Udah 6 tahun lebih"

"Entahlah, HP dia gak bisa dihubungi. Ganti Nomer mungkin, keluarga dia ikut pindah lagi, gak ada kabar sama sekali"

Andrew menuju ke Linda

"Sapa itu IRvan tadi James. Banyak banget sih teman cowok mu?" Tanya Andrew

"Biarin, enak temenan sama cowok kesannya Free begitu" kata Linda

"Yoi, gue setuju Linda. Oh iya Drew, selain itu kamu tau kalau Linda di kampus, ngobrol sama cewek jarang hampir gak pernah bahkan kecuali aku sih. Linda ini selalu ngomong sama cowok sekelasnya, mulai dari nerd sampai populer, semua nya tau siapa Linda itu, Mangkanya aku bilangin ke kamu, beruntung dapat cewek kayak Linda memang ceplas-ceplos sih tapi, dia itu jago masak. Lumayan buat numpang makan" kata Carlosn

"Jadi kamu selalu ngobrol sama cowok? Ingat ya kamu ini masih tunangan ku. Aku paling gak suka berbagi yang udah jadi milik ku" kata Andrew sambil menatap tajam

"Biarin, ini kan hidupku lagian cowok - cowok yang deket sama aku cuma aku anggap teman doang gak lebih. Palingan kamu juga sama, cewek - cewek bisnis kan banyak. Kamu kan bisa dekat sama mereka" kata Linda membalas

"Aku dekat sama mereka? Tak akan mungkin pernah bisa. Baju nya aja udah kekurangan bahan. Menjijikkan" kata Andrew

"Idih di mulut sih omong begitu tapi, kalau di hati pasti beda" kata Linda

"Linda, yang diomongin Andrew itu benar. Dia gak mau dekat dengan wanita kayak gitu, malahan kalau ada yang berani mendekatinya. Bakal dibentak habis - habisan sama Andrew, aku udah pernah lihat sekali, cewek itu langsung nangis dan lari karna malu. Pas itu lagi di aula kantor dan pas ada pesta para karyawan. Gila Deh, kayak drama sungguhan" kata Sean

"Eh om es, emang nya om gak kasihan lihat cewek itu malu. Dilihat in para karyawan lagi, tapi memang cewek itu juga sih yang salah, udah dibilang gak mau. Gak nyerah malah makin ngelunjak" kata Linda

"Eh Linda, lihat Deh disana. Ada seorang anak kecil" kata Carlos sambil menunjuk anak kecil itu

"Kita datangi yuk, kok rasanya dia tersesat" kata Linda

Mereka berdua menuju ke anak kecil itu sementara Sean dan Andrew hanya diam di tempat, ingin melihat kejadian yang dilakukan dua cewek itu

"Adik manis, hei mengapa kamu menangis?" Tanya Linda

"Kak, hiks hiks. Aku tersesat aku mau ketemu mama" kata anak kecil itu

"Nama kamu siapa? Dan bagaimana ciri - ciri mama kamu, kita bisa bantu nyari kok"

"Nama aku, Devani. Seingat Aku, mama pakai baju merah lengan panjang, lalu celana Jeans panjang. Mama pakai kacamata lalu rambutnya digerai warna hitam"

"OK kita bakal bantu kamu, tapi jangan nangis, ini kakak kasih permen" kata Linda

"Makasih kak,"

"Sean, Andrew" teriak Carlos

Sean dan Andrew segera mendatangi mereka

"Ada apa sih teriak - teriak, malu kali dilihat in banyak orang" kata Sean

"Gini, anak kecil itu tersesat dan terpisah dari mama nya. Kita harus bantu cari, mama dia pakai baju lengan panjang warna merah, celana Jeans panjang, pakai kacamata dan rambut digerai warna hitam" kata Carlos

"OK aku ke daerah kanan, Sean ke kiri, Carlos ke utara dan om es ke selatan" kata Linda

"Siapa yang bawa anak kecil ini?" Tanya Andrew

"Biar aku aja, sekalian nyari " kata Linda

Mereka pun mulai berpencar

"Devani, kamu bantu kakak cari ya" kata Linda

"OK kak"

Mereka berdua mencari mama Devani hingga seorang ibu berumur sekitar 45 tahun dan seorang pemuda yang sekitar umur 23 datang

"Ya ampun Devani, untung ketemu. Mama sudah cari kemana - mana" kata ibu itu

"Mama,"kata Devani

"Kamu kemana aja nak, mama khawatir" kata ibu itu

"Tadi Devani, lihat kupu - kupu cantik, Devani ikutin. Akhirnya Devani tersesat dan terpisah dari mama, tapi aku ketemu sama kakak ini dan temannya, kakak ini yang bantu aku menemukan mama" jelas Devani

"Oh begitu. Terima kasih ya nak udah mau bantu anak ibu. Nama kamu siapa?" Tanya Ibu Devani ke Linda

"Nama aku Linda bu, sebentar ya bu aku hubungi teman - teman ku dulu"

"Ya silahkan"

Linda menghubungi Carlos, Sean dan Andrew untuk datang ke tempat Linda berada. Setelah beberapa menit akhirnya mereka bertiga datang

"Wah Devani, udah ketemu ya mama nya" kata Carlos

"Heheh ya kak"

"Ibu berterima kasih kepada kalian. Kalian mau apa? Biar ibu belikan," kata ibu Devani

"Oh iya kak Linda dan kak Carlos, datang ke rumah Devani ya. Devani kesepian, cuma ada kak Adit."

"Boleh, dimana rumah kamu? Dan siapa itu kak Adit"

"Rumahku di jalan melati No 5 gang 10. Dan kak Adit itu kakak ku, ini orangnya" kata Devani sambil menunjuk ke seorang pemuda tadi

"Oh begitu, oh iya bu, aku minta No HP nya biar kalau mau datang, aku hubungi"

"Baiklah"

Setelah itu mereka berpisah.

"Om es, aku mau es Krim itu" kata Linda sambil menunjuk toko es krim di seberang jalan

"Ya, mau aku belikan?"

"Gak usah aku bisa sendiri, bye"

Linda mulai menyeberangi jalan, tapi tiba - tiba ada sebuah mobil, Andrew yang melihat itu segera menarik Linda , dan mereka pun jatuh bersama - sama. Untung pas, jalan itu lagi sepi.

"Linda, kamu gak papa?" Tanya Andrew

Linda tak menjawab, dia kelihatan sangat shok. Dia pun menuju ke mobil

"Om anterin aku pulang sekarang" kata Linda

Andrew menuruti permintaan Linda tanpa diketahui Sean dan Andrew, Carlos menatap Linda dengan benar - benar khawatir. Carlos tau mengapa Linda tiba - tiba saja begitu

Didalam mobil Andrew, Linda masih diam. Dan sampai di rumah Linda, Linda langsung masuk ke kamar. Andrew pun menyusul nya. Papa Linda yang melihat itu segera bertanya pada Andrew

"Andrew apa yang terjadi sama Linda?" Tanya papa Linda

"Tadi dia hampir saja kecelakaan, untung aja Andrew masih ada waktu untuk menyelamatkan nya. Setelah itu dia tiba - tiba saja jadi begitu"

"Pantas saja dia seperti itu"

"Memangnya kenapa om?"

"Kamu tau kan, istri ku meninggal saat Linda berumur tujuh. Istri ku meninggal akibat kecelakaan. Mangkanya jika dia hampir kecelakaan, dia ingat kesalahannya pas kecil tapi, sebenarnya itu bukan salah Linda tapi pada akhirnya Linda masih trauma"

"Oh begitu, memangnya kenapa Linda merasa bersalah melihat kematian almarhum istri om?"

"Jadi...."

CEO with little girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang