Baikan dengan andrew

145K 4.7K 21
                                    

Linda POV

Aku dimana sekarang, semuanya tampak putih. Aku tak tau harus ke arah mana, ini semua membingungkan, terakhir aku ingat aku berada di kamar Lisa. Ingatan ku kembali saat detik - detik terakhir lisa meninggal, aku kembali berlutut dan menangis. Ini semua salahku kenapa aku tak menyadarinya? Kenapa aku begitu bodoh? Seharusnya saat rambut Lisa rontok dan kulitnya pucatm seharusnya aku sudah tau. Aku bukan kakak yang baik buat kamu Lisa.

Lisa maafkan kakak, kakak gak bisa jaga kamu dengan benar, kakak selalu mementingkan diri kakak sendiri. Kenapa kamu meninggalkan kakak? Apa kamu sudah tidak tahan atas perlakuan kakak? Seharusnya kamu memberitau kakak, aku merasa payah tak bisa menjaga adik ku sendiri

"Hah! Lisa kakak begitu bodoh, kakak tak pantas menjadi kakak mu, kakak gak bisa mengerti perasaan kamu. Kenapa kamu harus punya kakak seperti kakak? Kenapa kamu anak baik, harus bersaudara dnegan kakak? Maafkan kakak sayang, maafkan kakak yang busuk ini, maafkan kakak, kakak menyesal tak pernah memperhatikan kamu, kakak rela menggantikan dirimu, semoga kamu dengar semua curhatan kakak, biar kamu bisa hidup kembali dan kakak yang meninggal. Kakak sangat sayang pada mu Dek" kata ku meraung - Raung

Tiba - tiba aku merasakan pundak ku disentuh oleh tangan, tangan dingin yang menyentuh kulitku. Aku membalikkan badan, dan melihat wajah Lisa yang tampak bercahaya

"Lisa, ini beneran kamu kan? Kakak gak mimpi kan"

"Kakak, ini beneran Lisa. Lisa mau menyampaikan sesuatu untuk kakak"

"Kenapa Lisa? Kenapa kamu gak mau memberitau kakak atau ayah atau siapa pun. Aku merasa gagal menjaga adikku sendiri"

"Aku memang menyembunyikan penyakit ku kak, aku tak ingin kalian semua sedih, Lisa bisa menanggung ini sendirian. Kakak sudah cukup stres Lisa gak mau menambah beban kakak lagi. Kakak gak gagal menjaga ku, aku malah bangga punya kakak seperti kak linda"

"Kenapa kamu malah bangga? Kakak tak bisa menjaga kamu, harusnya kakak yang menggantikan kamu, kakak rela merelakan nyawa kakak demi kamu"

"Kak, Lisa tak suka kakak bicara seperti itu, kakak adalah pahlawan ku. Kakak sudah berjuang keras demi aku, kakak ingat saat aku mogok makan karena kematian ibu, kakak mau menjaga ku dari lagi hingga malam, kakak gak makan, gak tidur. Itu adalah jasa kakak buat aku. Aku meninggal karena memang ini waktu ynag tepat, ini takdirku aku harus kembali kepada - Nya. Makasih kakak, sebentar lagi Lisa harus pergi, dah kak. Aku gak mau kakak nangis mulu, nanti Lisa ngambek sama kakak"

Secara perlahan tubuh Lisa memudar, dan akhirnya hilang dari pandangan ku bertepatan aku bangun dari tidur ku, dan melihat sekeliling ku dan aku berada di kamar Lisa. Aku menatap foto Lisa yang ada di genggamanku, aku merasakan tatapan mata nya untuk memberiku semangat berjuang. Terima kasih Lisa, aku sangat menyayangi mu. Note : untuk kalian semua sayangi keluarga atau sahabatmu, sebelum mereka pergi meninggalkan kita. Jangan terlambat kita tak tau kapan akan terjadinya.

Tiba - tiba aku mendengar suara bukaan pintu, aku menoleh ke arah pintu dan berusaha menghapus air mata yang keluar

"Kamu masih tak rela dia pergi"

"Hah! Gak kok James, ini memang sudah takdir, aku harus rela seperti aku kehilangan ibu."

"Aku tau kamu masih sedih, tapi janganlah seperti ini. Aku, Carlos, Sean, Irvan dan Andrew menghawatirkan kamu. Kita semua juga sedih kehilangan Lisa, kamu bukan sendiri yang menangisi dia, itu gak akan merubah apapun"

"Ya aku tau James, tadi aku mendapat mimpi dari Lisa. Katanya dia tak ingin aku sedih, dia tak ingin aku menangisi kepergian dia"

"Lihat kan, Lisa tetap menyayangi mu walaupun berbeda dunia. Ayo turun ke bawah semuanya sudah kumpul, om juga udah pulang kok"

"Ayo James"

Aku turun ke meja makan bersama James, disana aku melihat Carlos dan Sean lagi mengobrol, ayah sedang membaca koran. Dan aku rasa ada pertengkaran antara Irvan dan Andrew.

"Hai semua" sapa ku dengan senyum ceria

"Linda, kamu akhirnya mau keluar juga, ayah khawatir sama keadaan kamu" kata ayh Linda

"Maaf ya yah, gara - gara Linda, ayah jadi khawatir"

"Tak apa, memang sepatutnya kan, kita baru kehilangan satu anggota keluarga lagi. KIta harus bangkit dan semangat, kita harus banggakan Lisa dan ibu"

"Ya ayah, Linda akan mencobanya, makasih untuk semua, sudah mau menghawatirkan aku"

"Tentu saja dong, Kita kan sahabt mu, ya walaupun ada yang mencintai mu juga sih" kata Carlos

"Hehehe, Carlos - Carlos masih aja sempat bercanda, udah ya yah. Linda lapar ada makanan gak"

"Ada" ucap Irvan dan Andrew bersamaan

Mereka berdua saling menatap tajam, mereka juga mengambil makanan dengan cepat dan bertepatan langsung memberiku. Aku bingung mau makan punya siapa

"Hey, aku cuma makan satu piring lah" kata ku protes

"Makan punya ku aja princess" kata Irvan

"Gadis cerewet, makan punya ku. Aku sudah ngambil untuk mu"

"Gak princess, makan punya ku aja. Lebih enak dijamin"

Mereka terus saja berdebat tentang punya siapa yang harus aku makan. Carlos, Sean dan James hanya tertawa dan ayah hanya geleng kepala. Selagi mereka berdebat, aku mulai memundurkan kursi ku perlahan, DAn menjauh dari sana. Aku mengambil biskuit yang ada di meja, dan memakannya sambil menonton perdebatan Andrew dan Irvan, lumayan ada tontonan gratis. Hehehe

"Eh kemana Linda?" Tanya Andrew yang sudah sadar bahwa aku hilang

"Loh kok jadi hilang" kata Irvan kebingungan

Aku langsung saja ketawa keras yang diikuti semuanya kecuali Andrew Dan Irvan. Muka mereka Sepeti menahan malu saja. Wkwkwkw

"Udahlah, aku malas debat dengan mu, Linda aku perlu berbicara dnegan mu"

"Disini aja, sekalian aku makan biskuit"

"Ini penting, dan harus berbicara empat mata. Udah ikut aku"

"Dasar om es"

"Diam saja kau gadis cerewet

Aku mengikuti Andrew sambil cemberut. Dasar om - om es, Bencekno

"Jadi mau bilang apa om es, kok penting banget rasanya"

"Aku turut berdukacita atas kematian Lisa. Aku juga mengerti rasa nya"

"Ya makasih"

"Begini, aku tau kamu masih marah perihal aku jalan sama cewke lain. Tapi, cewek itu bukan siapa - siapa aku. Dia hanya teman SMA ku, yang selalu mengejarku kayak anjing. Percaya lah, walaupun aku belum mencintai mu, aku mengerti perasaan mu, saat tunangan ketahuan selingkuh. Kumohon percayalah. James juga sudah percaya padaku. Kita gak sengaja bertemu di mall saat aku mau membelikan kado buat adikku, dan kalung mu yang aku kasih warna biru"

"Jadi kalung itu buatku, aku kira untuk cewek yang jalan sama kamu"

"Gak, aku bahkan gak sudi melihatnya lagi. Aku berusaha mengusirnya bahkan telah membentak nya tapi. Dia tetap tidak mau pergi dari hidupku. Aku juga malas dekat dengannya"

"OK aku percaya, melihat kau begitu berjuang"

"Maaf" kata Andrew sambil menyodorkan tangannya

"Maaf" kataku sambil menyambut tangannya

Akhirnya masalah ini selesai

CEO with little girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang