Ketemu Devani

116K 3.4K 23
                                    

Linda POV

Saat aku bangun dari tidur nyenyak ku, aku ke kamar mandi DAn membasuh muka ku. Lalu aku segera mandi, dan ke bawah untuk sarapan. Hari ini sangat sepi, mereka semua lagi sibuk. James sibuk dnegan pemotretan nya. Andrew sibuk sebab ada meeting dengan klien. Sean juga sama kayak Andrew, apa CEO itu selalu sibuk ya. Lalu Irvan ada acara kumpulan sahabat nya. Dan Carlos teman setia ku itu, ada urusan keluarga. Apa cuma aku yang gak punya acara apapun? Nasib jomblo, eh gue kan gak jomblo. Wkwkwkw

Selesai sarapan, aku ke ruang keluarga dan menonton TV, ternyata kalau gak berita ya SpongeBob. Aku lebih baik memilih menonton SpongeBob. Tapi, semakin lama ini semakin membosankan. Kalau aku tidur, pasti kepala ku pusing karena kebanyakan tidur. Lalu aku harus apa? Nonton TV, acara gak Ada yang bagus. Kalau mau cheat, chat sama siapa coba? Semua sibuk gitu kok. Lalu kalau tidur kepala pusing.

Saat aku Mondar - mandir didalam rumah, tiba - tiba mata ku menangkap sesuatu di luar rumah. Lapangan basket, apa mungkin sebaiknya aku latihan basket aja? Ah enggak malu dilihat in orang kalau gak bisa. Aku naik ke atas, dan saat mau ke kamarku. Aku melihat ruangan yang penuh kenangan bersama ibu. Ruangan musik yang menyediakan macam - macam peralatan musik. Aku masuk ke dalam, dan menuju ke tempat piano berada. Aku mengelus piano itu, memori ku mulai kembali...

Flashback

"Bu, lihat aku bisa satu lagu bintang kecil" kata ku saat aku kecil

"Baguslah nak, ini perkembangan yang baik. Coba kalau kamu mainkan lagu ibu kita kartini" kata ibu

"Baik bu, Linda akan coba"

Aku mencoba memainkan ibu kita kartini, tapi ternyata lebih sulit dari dugaanku. Aku sempat putus asa, tapi ibu memberiku semangat agar aku terus mencoba, pada akhirnya aku bisa main lagu ibu kita kartini.

Ibu mengajari ku perlahan, dari lagu anak - anak hingga ke tingkat yang lebih sulit. Akhirnya aku bisa jago main piano Seprti ibu. Makasih ibu

Flashback off

Tes..

Air mataku perlahan jatuh, aku kangen ibu. Sudah Linda jangan bersedih lagi, aku harus merelakan nya. Aku harus ikhlas. Aku melihat tetesan air mata ku di piano tersebut, aku menyeka nya. Aju keluar dari ruang musik dan menuju ke kamar. Aku memperhatikan sebentar seluruh isi ruangan ku, aku berjalan ke lemari ku dan mengambil buku foto keluarga. Disaat aku buka halaman pertama tampak seluruh keluarga ku tersenyum. Sekarang mereka telah pergi.

Aku membuka halaman selanjutnya, hingga seluruh halamannya habis. Aku menuju kamar Lisa, kamarnya tampak terawat walaupun tak ada yang menghuni nya. Ruangan ini masih sama, hingga aku melihat sebuah kado kecil yang ada di meja Lisa. Aku mengambilnya, dan melihat ada tulisan

To : kak Linda
Kak mungkin waktu kakak ulang tahun aku udah gak ada di sisi kakak, ini adalah kado terakhir ku. Semoga kakak suka

Love, Lisa

Lisa, adikku tersayang. Makasih ya. Aku akan menjaga kado ini sampai aku mati sekalipun. Tiba - tiba aku teringat sesuatu. Lapangan basket. Aku mengingat kejadian saat andrew melatih ku bermain basket. Aku jadi kangen pada nya.

Aku ke kamarku, dan mengambil baju yang pas untuk olahraga. Tak Lupa mengambil HP, dompet dan headset. Aku memakai sepatu olahraga, dan memasangkan headset di telingaku. Aku mulai jogging di depan rumah, untuk oergi ke lapangan basket disana.

Sesampainya disana, aku mengambil bola basket Dan mencoba melemparkannya. Ya seperti biasa, bola nya gak masuk. Huh! Susah lah main basket tuh. Kenapa sih aku gak jago main basket kayak Lisa? Saat aku mau melemparkan bola sekali lagi, tiba - tiba ada tangan kecil yang memeluk ku.

"Kak Linda" teriak anak kecil itu

"Devani" (gak ingat baca taman)

"Kakak, Devani kangen sama kakak. Kakak kok gak ke rumah Devani"

"Maaf ya Devani, kakak lagi sibuk"

"Kak mana teman - teman kakak?"

"Mereka semua lagi sibuk, oh iya kamu datang sama siapa kesini?"

"Sama kak Adit"

"Loh kalau kamu datang kesini, kak Adit pasti khawatir. Ayo kita ke kakak mu"

"OK kak tapi, kak Linda temenin ya"

Aku menggandeng tangan kecilnya, saat sudah sampai tujuan. Aku melihat kakak nya Devani sedang khawatir.

"Kak Adit" kata Devani

Adit menoleh ke arahku, dan dia langsung memeluk Devani

"Kamu kemana aja sih? Kakak kan jadi khawatir" kata Adit

"Maaf kak, tapi Devani lihat kak Linda"

"Ya sudah gak papa, tapi lainkali ngomong sama kakak"

"Baik kak"

Adit segera berdiri, dan melihat ku. Dia tersenyu pada ku. Dan aku juga membalas senyum nya

"Kak Adit, tadi Devani lihat kak Linda main basket. Tapi, bola nya gak masuk. Kak Adit ajari ya, kakak kan pintar main baskte" kata Devani

"Devani gak usah, kakak bisa kok. Cuma kakak butuh latihan" kata ku

"Kalau mau latihan harus ada gurunya kak? Kak Adit jadi guru nya kak Linda, kak Adit jago kok"

"Ya sudah kalau Devani mau nya kayak gitu. Kakak sih terserah kak Adit" kata ku

"Kak Adit, kakak mau ya ajari kak Linda main basket" kata Devani melas ke kakaknya

"Ya, kak Adit ajari"

"Yeye kalau gitu kita ke lapangan baskte"

Kita bertiga ke lapangan basket, tapi saat perjalanan aku sempat mendengar dua orang ibu - ibu sedang berbisik
"Lihat ya anak muda jaman sekarang, nikah muda. Udah punya anak lagi". Aku yang mendengarnya hanya menunduk malu. Apa benar kita kayak pasangan suami istri?

Sesampainya di lapangan basket, Adit melemparkan bola nya kepada ku.

"Cobalah main, Dan lempar bola nya ke ring"

Saat aku mencoba nya, Adit tiba - TIB ada di belakang ku Dan memegang posisi tangan ku seperti Andrew mengajar kan ku dulu.

"Perhatikan tangan mu, posisi tangan mu harus benar. Lalu coba fokuskan bola ke ring, dan lempar"

Aku mencoba instruksi Adit dan bola ku masuk. Karena terlalu kegirangan kau memeluk Adit, Adit tampak tegang tapi, mencoba merilekskan nya.

"Karena usah mau ngajari aku, sampai bola nya masuk. Aku traktir es krim" kata ku

"Yeyy es krim" kata Devani

Kita menuju ke counter es krim. Dan membeli es krim disana.

"Kak lain kali mampir ke rumah Devani, biar ibu bisa lihat" kata Devani

"Baik Devani, tapi kakak gak janji lo"

"Kakak harus janji. Kak Adit kasih teleponnya ke kak Linda, biar gampang dihubungi" kata Devani

Adit mengambil HP ku dan memasukkan nama kontak nya disana. Begitu pun sebaliknya dia memasukkan No HO ku ke kontak nya

"Yeyy Devani bisa bareng kak Linda terus"

Aku hanya tersenyum, tapi tanpa sadar bahwa Adit memperhatikan ku. Selesai makan es krim, aku pulang ke rumah dan mandi lagi sebab keringat.

CEO with little girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang