Nenek lampir!

125K 3.9K 28
                                    

Andrew POV

Aku sangat kasihan pada Linda, dia pasti menderita. Satu - persatu semua anggota keluarganya meninggal. Seharusnya aku cukup bersyukur mempunyai adik dan ibu yang masih menyanyangi ku. Linda adalah perempuan yang kuat. Walaupun dia Cukup depresi tapi, pada akhirnya dia mengikhlaskan semuanya bukan. Saat kita lahir tanggal kematian kita juga telah ditentukan. Linda, aku tak tau apa yang terjadi padaku tapi, aku ingin melindungi mu walaupun aku harus kehilangan nyawa. Aku tak peduli yang penting kau selamat. Aku sadar ini bukan karena kasihan tapi, ini naluri ku.

Jika aku jadi Linda apa aku sanggup menahan semua beban? Apa mungkin aku juga depresi seperti Linda. Linda aku senang kau bisa kembali menjadi orang yang sangat kukenal. Aku senang kau bisa ceria dan tersenyum kembali, aku senang jika kamu bahagia. Mungkin untuk menghibur dia lagi, aku harus mengajaknya jalan - jalan. Tapi, enaknya kemana ya, ah aku tau.

Aku mengganti bajuku dnegan casual. Aku menaiki mobil dan pergi ke rumah Linda. Saat aku masuk kedalam rumah, aku melihat James dan Carlos yang sedang bermain PS. Udah besar masih aja main, sama kayak aku sih wkwkwkw tapi, jarang karena gak punya waktu. Irvan dengan tenang meminum teh dan kadang memakan biskuit sambil pandangannya tak lepas dari laptop. Dia pasti mengerjakan tugas kuliahnya. Aku sampai lupa liburan musim panas sebentar lagi, Linda pasti punya banyak tugas. Kasihan dia

Saat aku masuk ke kamarnya, aku kaget melihat dia. Dia juga sama sepertiku. Gimana gak kaget dia masih memakai handuk yang menutupi tubuhnya. Aku membalikkan badanku dengan wajah berwarna merah tomat. Aku bisa merasakan dia berlari ke lemarinya dan mengambil baju lalu kembali ke kamar mandi lagi. Setelah dia keluar dari kamar mandi, aku baru bisa melihatnya

"Ada apa kesini? Gak ketuk lagi. Untung masih pakai handuk"

"Aku sudah ketuk,mungkin kau yang gak dengar dengan jelas"

"Kamu pikir aku ini budeg apa, lihat telinga ku masih terpasang jelas"

"Mungkin banyak kotorannya jadi gak dengar apa yang aku ucapkan."

"Dengar ya! Cepat langsung ke intinya, kalau cuma ajak berdebat silahkan keluar. Pintu keluar selalu terbuka untukmu"

"Ya sudah padahal aku sudah punya tiket untuk ke taman bermain kesukaan mu"

"Ah berikan padaku"

"Tidak sebelum kau minta maaf kepadaku"

"Ya ya maaf"

"Maaf itu tulus dari hati, jadi bilang yang lembut dan pakai kalimat yang lengkap"

"Ya, Andrew ku sayang aku minta maaf ya"

"Hahah muka mu lucu bangetz ya sudah ayo bersiaplah kita pergi sekarang"

"Apa!! Sekarang aku gak bisa aku udah ada janji sama Irvan"

"Oh bgeitum kalau gitu say good bye for the ticket"

"Ya Deh aku batalin janjiku sama Irvan, jangan buang tiket itu. Aku akan segera kembali"

Linda segera mengambil tas yang sudah berisi dompet, HP dan lain - lain. Dia menyisir rambutnya dengan cepat hingga dia kesakitan. Andrew hanya geleng kepala melihat kelakuan Linda yang terlalu heboh. Mana mungkin dia membuang tiket yang sudah didapatnya ini. Dia sudah menunggu antrian hingga 3 jam. Terlalu rugi untuk dibuang. Tapi, sebenarnya Andrew gak perlu antri dia kan CEO semua bisa dia dapatkan kecuali cinta mungkin. Tapi, entah mengapa demi Linda dia rela mengantri. Gak peduli dia kecapekan atau kelaparan atau kehausan yang penting Linda senang dengan nya

Saat Andrew telah melihat Linda siap. Dia turun ke bawah yang disusul Linda. Mereka masuk ke mobil Andrew.
Linda selalu bersandung ria di setiap perjalanan. Andrew kadang juga ikut menyanyi. Mereka akhirnya bisa nyaman satu sama lain. Ah apa benih - benih cinta telah datang tanpa mereka sadari. Saat sudah sampai di tempat tujuan, Linda keluar dengan semangatnya.

CEO with little girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang