Perang ketiga!?

134K 4.1K 36
                                    

Linda POV

"Linda temenin gue ke butik sekarang. Gue harus ambil baju nya mama" kata Irvan dengan Toa nya

"Ya ya, gue masih ingat kok dan gue gak budek ya. Entar gue masih masak untuk James, nanti kalau udah selesai gue bakal mandi dan ganti baju"

"Cepetan, gue kagak boleh telat nih"

"Ya ya"

Aku dengan cepat mengaduk adonan yang ada tiba - Tiba aku merasakan ada yang memeluk ku dari belakang. Siapa lagi kalau bukan prince Irvan? Seperti biasa dia selalu mengganggu ku kayak gini, mengendus - endus leher ku. Ya ampun geli. Merinding banget gue

"Masih lama tah? Aku bakal terus kasih hukuman ini ke kamu"

"Nanti kalau kamu kayak gini kapan aku selesai nya? Ganggu"

"Gak papa gak usah ke butik, aku udah bahagia kok kalau sama kamu kayak gini"

"Jangan aneh - aneh Deh Van. Kamu kan harus ngambil baju pesanan mama mu, nanti kalau mama mu marah gimana"

"Ya, ya aku tunggu 1 jam lagi, kalau belum selesai aku akan menyeret mu"

Aku menghiraukan dia, Aku memasak dengan telaten, cepat dan rapi. Setelah selesai memasak aku melepas celemek ku dan mandi di kamar mandi di kamarku. Aku mengganti bajuku, dan turun ke bawah dan aku melihat Irvan yang sedang membaca novel Harry Potter.

"Ayo, van nanti kita telat"

"Kan kamu nya juga yang lama, jangan salah kan aku"

Irvan dan aku masuk ke mobil, Irvan mengemudi dengan cepat untung saja aku sudah biasa dengan kelakuannya kalau enggak aku bisa mual. Hingga tanpa sadar sampailah kita di butik leornad's. Butik ini sangatlah terkenal bahkan pernah digunakan oleh artis - artis. Memang sih desain bajunya itu sangat bagus, dari yang untuk ke pantai sampai menikah pun ada di butik ini, kalian hanya tinggal pesan sesuai selera.

Saat kita masuk, butik ini tidak berubah. Dulu aku sama Irvan sering kesini untuk membeli baju. Carlos juga kadang ikut dnegan kami. saat kami melihat lihat baju, kita bertemu pemilik toko dan tentu saja kita kenal.

"Halo bu, masih ingat kan saya Irvan dan di sebelah ini Linda" kata Irvan

"Ya ampun! Irvan, Linda. Udah lama ya gak kesini, dimana Carlos? Dia gak ikut dengan kalian"

"Carlos masih tidur bu, kemarin dia kerja tugas sampai malam" jawab ku

"Oh begitu, bagaimana kabarnya?"

"Kita baik - baik saja kok bu, oh iya bu ada pesanan gak"

"Atas nama ibu kamu ya, tunggu ibu sudah siapkan, ibu ambil dulu nya. Kalian lihat - lihat dulu, banyak baju baru yang cocok sama kalian"

"Baik bu"

Ibu toko pergi meninggalkan ku dengan Irvan. Irvan hanya duduk sambil main game di HP nya sementara aku sedang melihat baju, tiba - tiba aku melihat Dress berwarna putih yang bagus. Simple, elegan dan cocok digunakan ke mall. Aku mau coba ini.

Aku mengambil Dress itu dan mencobanya tanpa sepengetahuan Irvan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku mengambil Dress itu dan mencobanya tanpa sepengetahuan Irvan. Aku menatap diriku di cermin yang sedang menggunakan baju Dress ini. Saat aku keluar dari ruang ganti, aku kaget melihat ibu toko sudah ada di depan. Bu toko melihat ke arahku dan tersenyum. Irvan mengikuti pandangan bu toko, dia sampai melongo melihat ku

"Wah! Cantik banget kamu pakek baju ini Linda, cocok buat kamu"kata ibu toko

"Ih ibu apa - apaan sih? Aku kok rasanya gak cocok sih"

"Ini bagus banget Linda, aku beliin kamu ya" kaya Irvan

"Gak usah Van, aku cuma mau nyoba doang"

"Udah gak papa, bu baju pesanan sama baju yang dipakai Linda ya"

"OK"

Setelah membayar mereka pergi ke kafe untuk makan cemilan kue dan minum teh.

"Nanti aku ganti ya uang Dress nya" kata Linda

"Gak usah princess, aku ikhlas kok beri nya. Kamu gak usah ganti" kata Irvan

"Tapi, aku merasa ada utang Budi sama kamu"

"Aku makan bersama mu sudah senang kok, kalau mau balas budi cukup temani aku seharian ini, nanti aku kabari Carlos dan James"

"Ya udah Deh, aku bakal temanin kamu seharian ini"

Setelah itu pesanan yang kami tunggu telah datang, aku memakannya dengan lahap nya. Sampai - samapi ada bekas cokelat di sebelah bibir ku. Irvan mengelap ya menggunakan tisu, kita hanya tertawa melihat kekonyolan masing - masing. Setelah selesai makan, Irvan mengajakku ke taman dimana Irvan menyatakan cinta nya padaku.

"Aku masih kangen sama danau ini, sudah bertahun - tahun tapi, gak berubah sama sekali"

"Iya aku juga"

Tiba - tiba aku merasakan ada yang menepuk pundakku, karena aku kira itu tangan Irvan aku hiarukan saja. Tapi, aku melihat dua tangan Irvan gak ada di belakang, dia hanya melipat tangannya di depan. Dengan takut, aku membalikkan badan ku dan alangkah kagetnya aku, dia adalah..

"Andrew, kamu kok bisa disini?" Tanya ku

"Memang nya kenapa aku disini? Ini kan tempat umum" kata Andrew menyahut

"Linda, kenapa kamu jalan sama cowok lain? Padahal cowok pas itu udah diberesin, mau cari masalah lagi untuk hubungan kita" lanjut Andrew

"Kenapa sih Drew? Aku seharusnya bebas dekat dengan cowok mana pun. Walaupun aku ini tunangan mu kamu masih belum bisa melarang ku, aku bisa jaga diri ku. Lagipula Irvan hanya TEMAN, aku ulangi TEMAN. Sama layaknya Carlos"

"Alasan lagi ah? OK aku akan beri kebebasan untuk mu, tapi bebas bukan berarti main sama cowok banyak. Dasar murahan banget ya diri mu"

"Jangan bilang Linda adalah cewek murahan" kata Irvan yang sedari tadi diam

"Tapi kenyataan memang begitu kan? Lebih baik aku ungkapkan sekarang"

"Lo salah hina dia, DAn satu lagi mulut lo rasanya gak pernah diajari orang tau Deh"

"Jangan hina orang tau gue, orang tau gue adalah pahlawan ku"

"Lalu memangnya aku peduli?"

Andrew memukul pipi kanan Irvan dengan keras hingga Irvan Tak bisa menjaga keseimbangan nya. Untung dia belum jatuh, kalau gak udah bocor kepalanya. Irvan juga membalas pukulan Andrew, hingga terjadinya pertengkaran. Untung taman masih sepi, jadi gak ada yang menonton cuma sedikit lebih tepatnya

"Udah jangan tengkar" teriakku

Mereka berdua langsung diam mendengar ucapan ku

"Kalian jangan bertengkar, tengkar gak akan nyelesahin masalah malahan tambah rumit" kata Linda

Mereka berdua hanya menundukkan kepala nya

"Van, sori aku gak bisa nemanin kamu seharian. Aku harus ikut dengan Andrew"

"Ya, ketemuan di rumah ya"

Saat di mobil Andrew, Andrew yang muka datar semakin datar. Pernah ketiga untuk merebutkan Linda segera dimulai. Persiapan popcorn masing - masing.

CEO with little girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang