Author POV
(Namakamu) dan Iqbaal saat ini sedang berjalan dikoridor dengan suasana ramai, karna bel masuk masih 15 menit lagi
Mereka sama-sama diam sejak kejadian tadi pagi, saat (namakamu) keceplosan bilang suka padanya.
"(Nam)?" Panggil Iqbaal memecah keheningan diantaranya
(Namakamu) menjawab dengan gumaman dan masih setia menunduk, dia masih malu banget
Iqbaal menaikkan dagu (namakamu) dengan telunjuknya, agar dia bisa melihat wajah (namakamu)
Ya ampun. Mukanya masih merah
"Ih! Iqbaal apasih!" Balas (namakamu) sambil menepis tangan Iqbaal
"Kalo ngomong sama orang, tatap lawan bicaranya." Jawab Iqbaal sambil masih tersenyum
"Tau ah. Gue duluan aja." (Namakamu) pun berlari menuju kelasnya
Senyum Iqbaal makin melebar. Dia terkekeh melihat tingkah (namakamu) yang malu-malu kucing.
Liat aja nanti
•••
(Namakamu) POV
ANJIR. ANJIR. ANJIR.
MALU BANGET. SHIT.(Namakamu) bego, (Namakamu) dongo, (Namakamu) tolol!
Kenapa sih ni mulut gak bisa dikontrol banget! Gue jadi malu sendiri, kamvret.
Gue terus berlari menuju kelas gue, kenapa sih ni pipi rasanya panas mulu
'Brak'
Gue pun melempar tas gue ke atas meja
"Wes. Santai dong lo." Kata Salsha yang mungkin dia terkejut
Dianty yang duduk disebelah gue menaikkan alisnya. "Kenapa?"
"Apanya yang kenapa?" Tanya gue pada Dianty, gue natap dia dengan sarkastik
"Pipi lo." Kata Dianty lagi, yang mendapat anggukkan dari Steffi
"Lo sakit? Pipi lo merah banget." Tambah Steffi. Ah. Tuhkan. Kenapa pipi gue masih merah aja sih?! Sebel
Gue menangkup kedua pipi gue lalu gue topang dengan siku gue diatas meja
"Aaaaa.. gue malu.." Gue merengek, bukan ngerengek manja tapi ngerengek malu ditambah pen nangis juga, hiks
Salsha yang tadinya asik dengan handphonenya pun ikut menatap gue
"Iqbaal?" Tepat sekali Salsha!
Tapi gue gak jawab, gue semakin memejamkan mata gue, gue gak habis pikir, kenapa gue bisa segini malunya sih.
Steffi menyeringai. Layaknya penculik yang dapet korban orang kaya.
"Ah, gue tau. Lo udah nembak Iqbaal ya?!" Tuduhan Steffi gak bisa gue jawabGue kan cuma ngomong suka doang, apa itu namanya gue nembak Iqbaal?
Sumpah, gue gak pernah nembak cowo, jangankan nembak cowo, deket sama cowo aja gak pernah. Ya lo tau lah siapa yang ngelarang gue? Tepat. Irzan.
Gak tau kenapa setiap ada cowo yang nembak gue, gue gak tau deh berapa cowo yang pernah Irzan kerjain pas mau nembak gue, ehm, bukannya gue sombong ya, emang itu kok kenyataannya. Bhak
Irzan selalu aja bilang ke gue, buat nolak cowo itu, dan dia kek ngancem gitu;
"Lo tolak cowo itu. Atau, lo terima cowo itu, tapi kalo lo dibuat sakit hati, gue gak mau jadi tempat senderan lo, hih, emang kita tembok."
KAMU SEDANG MEMBACA
She's (Namakamu) ✅
Fanfiction[REVISI] Apapun yang terjadi, ingatlah satu hal; bahwa aku akan selalu ada di samping kamu. [Highest rank #10 in Fanfiction] ©2016 by Echa Ramadhanty