24. Sorry

19.5K 1.8K 157
                                    

Author POV

(Namakamu) : Irzan ganteng, jemput dede pls.

(Namakamu) : di halte yha, dede sendirian nih:((

Setelah mengirim itu, (Namakamu) duduk di bangku halte untuk menunggu Irzan.

(Namakamu) tau, sekarang Irzan sedang libur kuliah. Jadi ia memutuskan untuk meminta jemput saja sama Irzan. Sekalian mau curhat sedikit sih.

Kepalanya melengak longok mencari-cari mobil Irzan. 10 menit sudah ia menunggu Irzan.

Ngapain si tu anak lama amat. Dandan dulu apa. Batin (namakamu) kesal.

'Tin.'
'Tin.'

Segera (namakamu) mendongakkan kepalanya. Itu pasti Irz—

"Iqbaal?" Lirih (namakamu) saat mengetahui bahwa yang mengklakson bukanlah Irzan dengan mobilnya, melainkan Iqbaal dengan motor ninjanya.

Iqbaal terlihat gugup, ia membuka helm, masih dengan duduk di jok motor.

"Mau bareng?" Tawaran Iqbaal sebenernya sangat menguntungkan bagi (namakamu), melihat Irzan kayaknya tidak kunjung datang.

Tapi, (namakamu) masih tau diri. Ia sudah menolak permintaan maaf Iqbaal karna Dianty. Ya, (namakamu) yakin Ari disuruh Dianty. Dan itu membuat daftar orang yang ia benci bertambah, yaitu;

Dianty dan Ari.

"Gak mau ya?" Tanya Iqbaal.

(Namakamu) menggeleng masih terus menunduk. Bukannya gak mau, hanya saja ia malu karna sudah menolak permintaan maaf Iqbaal kemarin.

Lagi-lagi itu. Ayolah (nam). Iqbaal pasti gak mempermasalahin itu, bodoh.

(Namakamu) mengangguk saat mendengar suara hatinya. Ya, aku memang bodoh. Harusnya aku yang minta maaf sama Iqbaal.

Yasudah cepat minta maaf. Tidak apa, kalo sesekali cewe yang memulai.

Tidak bisa. (Namakamu) menggeleng.

"Yaudah, aku duluan ya." Kata Iqbaal terpaksa meninggalkan (namakamu). Tidak benar-benar meninggalkan (namakamu) karna ia berhenti cukup jauh dari (namakamu), untuk memastikan (namakamu) akan baik-baik saja.

5 menit kemudian, ada sebuah mobil yang berhenti di depan halte. Dan (namakamu) langsung masuk ke dalamnya.

Iqbaal tau, itu adalah mobil Irzan.

Langsung saja Iqbaal menstater motornya dan berjalan menuju arah pulang ketika ia telah memastikan (namakamu) pulang dengan selamat.

***

"Heh, lo kenapa nangis? Lo nangis daritadi di mobil kan?" Tanya Irzan sembari memasukki rumahnya. Ia masih setia mengikuti (namakamu) dari belakang.

(Namakamu) masih saja diam. Tapi ia kini terisak-isak.

"Siapa yang bikin lo nangis?" Mimik wajah Irzan udah tajam banget. Ia paling gak suka liat cewe nangis, terlebih lagi itu adiknya.

Irzan yang gregetan menyentak tangan (namakamu) dan tubuh mungil (namakamu) pun masuk ke dalam dekapannya.

"Kenapa lagi sih cil?" Irzan berkata mencoba sabar. Lalu menghela (namakamu) agar duduk di sofa.

Irzan mendesah pelan, sumpah ia gak tega liatnya. Kenapa harus kisah cinta (namakamu) sangat rumit dan menyakitkan?

"Tenangin diri lo dulu." Tangan Irzan bergerak mengelus punggung (namakamu).

(Namakamu) yang merasakan sentuhan itu langsung nangis kejer. Ia, ia merasa menjadi cewe bodoh karna tidak pernah mendengarkan perkataan Irzan. Padahal Irzan selalu memberikan kebahagiaan baginya, tapi (namakamu) malah mendengar mulut orang lain yang gak seharusnya ia percayai.

She's (Namakamu) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang