19. Break

22.3K 1.7K 262
                                    

Author POV

Mata Dianty menyipit ketika melihat sepasang manusia—please, gue gak akan nyebut mereka itu sepasang kekasih, karna emang dimata gue, mereka gak cocok jadi sepasang kekasih— yang tengah duduk berduaan

"Please Baal. Tatapan itu cuma buat gue."

Dianty memegang dadanya, lebay. Lalu saat pandangannya beralih pada (namakamu), dia merubah ekspresinya menjadi gemes kesel

"Awas lo monyet! Ih. Ngapain sih deket-deket Iqbaal mulu. Udah apa cabut!" Ucapnya kesal. Mungkin pepatah kalo 'ucapan adalah doa' bener-bener terjadi, dan doa itu pun langsung terkabul.

Ya, (namakamu) pergi ninggalin Iqbaal. Dianty gak tau itu karna apa, tapi dia seneng dan mungkin karna Allah memihak padanya.

Dengan segera dia mengejar (namakamu).

"(NAMAKAMU)!"

Sekali teriakkan. Yang dipanggil langsung nengok, dan segera menghampiri yang memanggil

"(Namakamu)? Yaampun lo kenapa?" Tanya Dianty yang sekarang sedang berperan menjadi 'sahabat' yang baik

(Namakamu) menggeleng. Dan membenamkan wajahnya di bahu Dianty.

"Duduk dulu yuk." Dianty langsung menghela (namakamu) agar duduk di bangku kayu panjang

Lalu Dianty menjauhkan wajah (namakamu) dari bahunya dan segera terlihat wajah lesu (namakamu), yang sangat Dianty suka.

***

(Namakamu) POV

"WOI CIL! MAKAN MALEM DULU!"

Gue gak menghiraukan teriakkan dari abang gue yang satu-satunya itu. Gue hanya diam sambil menatap foto kita berempat, gue, Salsha, Steffi, Danty.

Disitu semuanya berpose bahagia dengan senyumannya masing-masing. Tapi kenapa, saat ini Salsha dan Steffi seperti sangat membenci Danty. Apa salah Danty? Apa mungkin Steffi dan Salsha harus tau apa yang sebenernya terjadi sama Danty? Tapi, Danty ngelarang gue buat ngasi tau mereka. Pfft.

"EH KUNTET! KELUAR LO! UDAH KECIL JARANG MAKAN. MATI AE SONO LO!" ANJIR. ABANG GAK TAU DIRI.

"Bacot lo!" Gue yang merasa bahwa gue ngeluarin air mata a.k.a nangis, langsung mengusapnya kasar dan nyamperin Irzan yang lagi demo di depan pintu

"Lo nangis lagi?"

Pertanyaan pertama dari Irzan saat gue baru aja buka pintu

"Apasi." Balas gue langsung cabut ke meja makan

Gue pun mengambil nasi dan lauk dalam porsi dikit. Sumpah, gue dari kemaren gak nafsu makan banget. Gue terlalu mikirin Danty. Sampai pacar dan diri gue sendiri pun gak kepikiran

'Brak'

ALLAHU AKBAR!

IRJANNNNNJING!

Gue menatap sengit Irzan yang lagi natap tajam gue. Dia baru aja gebrak meja yang buat gue lagi bengong hampir aja mokat

"Makan. Abis itu cerita sama gue yang sejelas-jelasnya." Kata Irzan penuh penekanan dan penuh tuntutan. Alah lebay banget bahasa gue.

Sedang gue hanya menatap dia males dan langsung menyuap makan dengan ogah-ogahan.

Yea, mulai muncul lagi deh sikap (sok) protective-nya, jiwa (sok) pahlawannya bagi gue, dan tugasnya yang (sok) kayak bapak ke anak

Ngomong-ngomong soal bapak/ayah/papa/abi/daddy/abah, dll. Gue jadi mikir, dimana mereka sekarang? Ya, mereka, papa dan mama.

She's (Namakamu) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang