28. Kecewa dan Berubah

17.6K 1.6K 177
                                    

Author POV

Saat ini, (namakamu), Salsha dan Steffi masih berada dirooftop. (Namakamu) masih saja menangis, kejadian yang bahkan tidak pernah ada dalam bayangan, ternyata terjadi.

Salsha dan Steffi yang melihat (namakamu) menangis tersedu-sedu, tak tahan ingin memeluknya.

"Gak usah peluk-peluk gue. Kalian bukan sahabat gue lagi!" Kata (namakamu) sambil berontak dalam pelukan Salsha dan Steffi.

"(Nam), please, dengerin kita dulu." Ucap Salsha.

"Iya (nam), kita minta maaf. Kita terpaksa ngelakuin ini." Ujar Steffi.

(Namakamu) menangis dengan sendu. Bahkan kini ia terus terisak-isak saking pedihnya.

"Iqbaal.. Sha, Stef. Kenapa?!" Kata (namakamu) terbata-bata karna tangisan isaknya.

"Shhh.. kita bakal selalu ada disisi lo kok. Lo tenang aja, kebaikkan gak akan pernah bisa dikalahkan. Apalagi dengan kejahatan." Kata Steffi menenangkan jiwa (namakamu) terlebih dahulu.

Memang benar, kebaikkan tidak pernah ada yang bisa mengalahkannya. Sekalipun dengan cara yang licik.

***

"Baal.. tunggu dong!" Teriak Dianty sambil berlari-lari mengikitu Iqbaal yang saat ini tengah berjalan dengan cepat.

Iqbaal tidak menghiraukan itu. Ia terus berjalan, tujuannya kini hanya satu, pulang. Ia tidak peduli lagi dengan 2 jam pelajaran setelah ini. Ia ingin pulang, ia ingin segera mencurahkan segala keluh kesahnya kepada Yang Maha Mengetahui, ia ingin curhat pada-Nya.

"Baal." Dianty kini berhasil menggapai pundak Iqbaal dan merangkulnya, namun dengan cepat Iqbaal tepis.

"Jangan sentuh gue. Kita bukan mukhrim." Kata Iqbaal dingin.

Dianty memekik dalam hati, dan membiarkan saja Iqbaal pergi. Hell. Bukan mukhrim? Lo pikir lo sama (namakamu) udah mukhrim gitu?! Mengingat Iqbaal selalu merangkul (namakamu) dan bahkan menggenggam tangan (namakamu). Apa pacaran bisa disebut mukhrim?

Lama-lama kenapa gue ilfeel ya sama lo. Tepatnya bukan ilfeel sama lo, tapi sama kelakuan lo yang berubah 180° semenjak pacaran dengan (namakamu). Batin Dianty lagi.

"Woi!" Ari menepuk bahu belakang Dianty membuat si empunya terkaget.

Dianty membalikkan badannya kebelakang. "Ari?! Apaan si lo? Diem deh. Gue lagi kesel nih."

"Lho? Kesel kenapa lo? Bukannya lo udah berhasil bikin Iqbaal dan (namakamu) pisah untuk yang kedua kalinya?" Tanya Ari menaikkan sebelah alisnya.

"Iyasih. Tapi gue kesel sama Iqbaal. Sok suci kalo sama gue. Masa tadi gue ngerangkul dia dikata bukan mukhrim. Giliran dia sama (namakamu), kayak seakan-akan mereka udah mukhrim banget." Jelas Dianty dengan kesal. Membayangkan itu, ia jadi gondok sendiri tau gak.

Ari tersenyum miring. "Iqbaal emang udah berubah. Gue aja yang sepupunya kayak udah gak ngenalin dia."

"Maksud lo?" Tanya Dianty heran.

"Ya, lo bener, gue rasa (namakamu) membawa pengaruh buruk buat Iqbaal."

"Emang. Gue kesel tau gak Ri! Pengen banget gue jauhin Iqbaal. Tapi gue gak bisa."

"Lo pasti bisa, Dant!"

"Gak bisa Ri!"

"Lo pasti bisa, Dant!" Kata Ari lagi lebih ngotot.

"Gak bisa Ri! Dan tolong jangan maksa gue! Hati gue cuma buat Iqbaal!" Setelah mengucapkan itu dengan penuh kekesalan juga. Dianty pergi meninggalkan Ari.

She's (Namakamu) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang