36. Terakhir

20.8K 1.6K 267
                                    

Author POV

Minggu yang cerah membuat siapa saja ingin keluar menghabiskan waktu bersama teman, sahabat atau keluarga. Sama seperti apa yang dilakukan sepasang kekasih ini, mereka menghabiskan waktu mereka berdua, tapi tidak di luar rumah, tapi di dalam rumah, dan bukan juga untuk bersenang-senang, melainkan mereka belajar bersama. UN menuntut mereka untuk selalu belajar, belajar, dan belajar.

"Baal, yang ini gimana deh caranya?" (Namakamu) menyodorkan bukunya pada Iqbaal. "Aku lupa masa." Lalu ia terkekeh.

Iqbaal tersenyum melihat tingkah (namakamu) yang lucu. Tingkah kekasihnya yang makin lama makin lucu dan menggemaskan.

Kekasih? Ya. Seperti apa yang kalian fikirkan, untuk yang kedua kalinya mereka berbalikkan. Dan mereka pun balikkan karena orang yang sama yang telah menghancurkan hubungan mereka, Dianty.

Iqbaal dan (namakamu) berbaikkan kembali dan balikkan kembali berkat Dianty. Aneh memang, Dianty yang memisahkan, Dianty pula yang menyatukan.

"Ini tuh gini caranya." Iqbaal menulis kembali cara mendapatkan hasil rumus itu. (Namakamu) yang memang susah fokus, malah fokus menatap wajah Iqbaal dari samping.

Iqbaal menengok ke arah (namakamu) lalu tersenyum ketika mendapati (namakamu) menatapnya.

"Kenapa kamu malah ngeliatin aku bukan ngeliatin buku?" Iqbaal berdehem.

"Abis kamu lebih menarik sih dari buku itu." Kata (namakamu) dengan nada menggoda.

Iqbaal tidak tahan untuk tertawa. Akhirnya ia tertawa sambil mencubit gemas kedua pipi (namakamu).

"Dasar. Pantesan aja kamu gak ngerti-ngerti."

(Namakamu) mengaduh. "Aduh, Baal. Lepasin! Nanti pipi aku melar."

"Gak mau. Aku jadi mau makan bakpau setelah perhatiin pipi kamu." Tawa Iqbaal makin keras, berbeda dengan (namakamu) yang terus merengut.

"IRJAN! MASA ADIKMU YANG UNYU, LANGSING, TIRUS GINI DIBILANG BAKPAU! HUWAAA!"

"BERISIK LO CURUT! PACARAN, PACARAN AJA SANA!JANGAN NGELEDEK GUE!" Teriak Irzan sangat keras dari kamarnya. Iqbaal melepas cubitannya.

"Dih dasar abang-abang baru putus cinta. Sensitif banget kayak pantat bayi." (Namakamu) merengut kesal karna ia ikut kena imbasnya karna Irzan baru putus dengan kekasihnya.

Iqbaal terkekeh lalu melanjutkan belajarnya.

Tok tok tok

Iqbaal yang mendengar itu segera bangun dari duduknya, tapi (namakamu) langsung menahannya.

"Biar aku aja." Katanya lalu berjalan ke arah pintu.

Clek

"Lama lo. Katanya mau jalan, gak taunya lagi pacaran. Lupa ya siapa yang ngebet banget pengen jalan sama gue, malah gue yang nyamperin lo, bukannya lo kek yang nyamper gue. Susah sih ya kalo udah stuck sama doi." Cerocos orang itu, tanpa mengucapkan salam atau apa.

"Assalamualaikum Dianty Cantik." Sindir (namakamu) sembari tersenyum paksa.

"Walaikumssalam (namakamu) jelek." Dianty memeletkan lidahnya, kepalanya pun langsung mendapat toyoran.

"Dasar gak tau diri!"

"Lo yang gak tau diri! Bilang mau jalan, taunya malah pacaran! Hu!"

"Yaelah, gue lupa. Yaudah sih masuk, tunggu gue ganti baju."

"Gak ah, pengen di luar aja." Dianty langsung duduk di bangku teras.

"Masuk gak."

"Enggak!"

She's (Namakamu) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang