32. Masih Sama

20.1K 1.6K 130
                                    

Author POV

Pada malam ini, seorang lelaki tengah duduk menatap keluar jendela, menatap satu bintang yang ada di langit. Di langit malam ini memang hanya terlihat satu bintang, tanpa di temani bintang lainnya atau sang bulan.

Keadaan langit yang benar-benar menggambarkan tentang apa yang terjadi pada dirinya.

Kekasih hatinya pergi meninggalkannya. Perempuan yang mampu membuatnya jatuh hati. Telah banyak ia lewati berbagai kondisi bersamanya. Tapi, kini dia telah pergi. Dan bodohnya ia, karna dia pergi karna dirinya.

Kenapa ia baru sadar saat dirinya baru kehilangan. Menyadari bahwa sikap dan sifatnya selama ini pada dirinya seakan ia telah membuang dia. Padahal tidak seperti itu kenyataannya, karna kenyataannya ia hanya ingin menuruti perkataan Bundanya. Dan ia berfikir soal permintaan Bundanya dengan soal dare tempo lalu menguntungkannya. Tapi ternyata tidak sama sekali, justru ia merasa sangat merugikannya.

Benar kata orang, penyesalan tidak pernah datang di awal tapi pasti selalu di akhir.

Menyesali semua perlakuannya selama ini pada (namakamu), mantan kekasihnya yang kini telah pergi, dan sialnya, (namakamu) pergi bersama Nasim, sahabatnya.

Mungkin Nasim lebih baik dari gue yang bisanya cuma nyakitin perasaan cewe.

"(Namakamu).." Sekali lagi, Iqbaal merintih.

Rintihan Iqbaal yang setelahnya memunculkan air mata lagi, untuk kesekian kalinya.

Rintihan Iqbaal yang hanya disahut oleh binatang-binatang malam.

Dan Rintihan Iqbaal yang sangat menyesali tindakan bodohnya selama ini.

(Namakamu)-nya telah pergi.

***

(Namakamu) saat ini tengah berada di salah satu ruangan di rumah sakit. Akibat perkelahian kemarin, tubuh Nasim harus mendapatkan perawatan intensif.

Dan (namakamu) yang menyesali kejadian kemarin pun memutuskan untuk selalu menemani Nasim. Karna menurutnya, Nasim tidak akan berakhir di ranjang rumah sakit seperti saat ini kalau bukan karnanya. Karna mantan kekasihnya yang brengsek tepatnya.

Mengingat dia, hati dan kepala (namakamu) jadi sakit.

Ya, dia. Iqbaal Dhiafakhri.
(Namakamu) tidak tau bahwa sikap Iqbaal kemarin sangat kasar, dan ia benci cowok kasar.

Hey, Iqbaal wajar bersikap seperti itu. Saat cowo melihat cewenya jalan sama cowo lain, apa yang dilakuinnya selain memisahkan dan menjaga cewenya?

Tapi, Iqbaal egois! Batin (namakamu) berteriak menjawab perkataan dari hatinya.

Jangan menyimpulkan seseorang dari luarnya, cobalah berbicara dengannya baik-baik.

Gak ada lagi yang perlu dijelasin! Semua udah jelas! Iqbaal selingkuh dan lebih milih sahabat gue dibanding gueee. (Namakamu) menjerit dalam hatinya dan memekik frustasi.

Kenapa jalan kisah cintanya sangat rumit? Tidak bisakah jalan kisah cintanya seperti ftv? Yang dimulai dari benci dan berakhir jadi cinta? Bukan seperti dirinya, yanh dimulai dari cinta dan berakhir jadi benci.

Benarkah ia telah membenci Iqbaal?

Hatinya berteriak tidak. Namun otaknya menjawab ya.

(Namakamu) pusing dengan semua ini. Digelengkan kepalanya berulang kali agar fikirannya yang tadi hilang.

Dilihatnya wajah damai Nasim yang sedang tertidur.

She's (Namakamu) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang