27. Dare

18.4K 1.7K 245
                                    

Hei. Ini gue ngetiknya ngebut tanpa ada acara edit editan:'v

Sorry for typo(s)

***

Author POV

Ketiga sahabat itu kini tengah berjalan menuju parkiran. Mereka berdua, Steffi dan (namakamu) ikut nebeng di mobil Salsha.

"Ada apa nih lo bareng kita? Lagi marahan ya sama yayang lo itu?" Tanya Salsha karna baru kali ini-setelah (namakamu) dan Iqbaal balikan-(namakamu) meminta bareng pulangnya.

"Apasi. Iqbaal ada urusan sama Nasim, disuruh bantu apaan gitu sama guru." Jawab (namakamu).

"Urusan apa dia sama guru?" Tanya Steffi kali ini.

"Kok lo kepo banget sih sama Iqbaal?!" Tanya balik (namakamu) dengan nada sewot.

Salsha berdehem. "Ehem. Woles (nam). Sebenernya dia bukan kepo sama Iqbaal. Tapi dia kepo sama Nasim." Goda Salsha sembari menyenggol-nyenggol lengan Steffi.

"Serius? Cieeeee. Sejak kapan lo jadian sama dia?" Tanya (namakamu) ikut menyenggol lengan Steffi. Kebetulan Steffi berjalan ditengah mereka berdua.

Steffi mukanya makin memerah digoda oleh sahabatnya.

"Apasi lo berdua. Belom jadian kali!" Timpal Steffi.

"Oh, jadi pengen nih jadian sama Nasim?" Salsha bertanya sembari menaikkan kedua alisnya.

Steffi tak menjawab. Hanya gelengan kecil sambil wajahnya terus menunduk.

"ALAH MALU-MALU KUCING." (Namakamu) mendorong Steffi hingga menyentuh badan mobil.

Ya, kini mereka sudah naik ke dalam mobil Salsha. Salsha yang duduk di depan dan mereka berdua duduk di belakang.

"Kayak lo enggak aja, waktu itu sama Iqbaal." Goda Salsha. Membuat semburat merah di pipi (namakamu) juga muncul.

"Betul tuh Sha. Gue inget banget, kalo (namakamu) yang deketin Iqbaal duluan. Cabe-cabean emang." Ledek Steffi.

"Heh. Enak aja. Gue deketin Iqbaal karna dare sialan lo itu." Balas (namakamu) sengit. Apaan. Ia gak diterima dibilang cabe-cabean.

Huh. Gue emang CABE a.k.a Cewe Alim Berhati Emas. Mwhehe.

"Tapi berkat dare itu kan lo bisa jadi sekarang sama Iqbaal." Goda Salsha kini. "Eh, tapi Iqbaal belom tau kan kalo awalnya lo deketin dia karna dare?" Tanya Salsha lagi.

(Namakamu) menggeleng. "Belom. Lagian gue juga gak mau ah bilang sama Iqbaal."

"Kenapa?" Steffi mengernyitkan dahinya. Pikirannya kini memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi saat Iqbaal tau tentang itu.

"Gak mau ah. Gue sama Iqbaal baru aja baikkan. Masa iya, mau marahan lagi." Jawab (namakamu) sembari memproutkan bibirnya.

"AH. ITU DIA. HATI-HATI IQBAAL BAKAL MARAH SAMA LO. KARNA LO UDAH BOONGIN DIA DARI AWAL. OH MY GOD." Kata Salsha, lebih tepatnya teriak heboh, selalu.

"Enggak! Gue gak ada boong sama dia." (Namakamu) gemes sendiri sama dua sahabatnya.

"Lo boong (nam)."

"Enggak Steffi."

"Mending, lo kasi tau Iqbaal. Jelasin baik-baik. Biar Iqbaal gak salah faham sama lo." Kata Steffi lagi yang kali ini mendapat anggukan dari Salsha.

"Betul (nam). Jangan sampe Iqbaal tau dari orang lain. Dan orang lain itu ceritanya ngelebih-lebihin. Oh my gosh. JANGAN SAMPE!" Teriak Salaha lagi dengan heboh. As always.

She's (Namakamu) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang