41. Graduation

25.3K 1.6K 126
                                    

Author POV

Hari ini adalah hari (namakamu) diperbolehkan pulang dari Rumah sakit, setelah mendapatkan perawatan intensif selama 5 hari.

Selama itu pula, hanya ada senang dalam dirinya. Bagaimana tidak? Papa dan Mamanya kembali lagi.

Setelah kejadian 14 tahun yang lalu, saat umur (namakamu) baru 2 tahun. Ia sudah merasakan kehilangan orang tua.

Papanya kala itu membunuh seseorang karena alasan yang tidak jelas, ditambah lagi, Mamanya mulai tergoda dengan salah satu mantan kekasihnya. Disitulah, mereka berpisah. Irzan dan (namakamu) ditinggal begitu saja di rumah bersama Bi Inah--pembantunya waktu itu--dan sebelum pergi ke Jepang--untuk menuruti kekasih barunya--Indah memberi Irzan handphone yang nomornya selalu ia simpan dan berharap cemas, apakah Irzan masih terus memakai sim card itu atau tidak.  Dan ia juga yang mengirimkan uang pada Irzan untuk hidup mereka.

Pertemuan tidak sengaja 5 hari yang lalu dengan Faiq, sangat disyukurinya. Mereka berdua--Indah & Faiq--akan menebus semua yang telah mereka lakukan.

"(Namakamu), kamu diem aja. Biar Mama Papa yang beresin baju kamu." Sela Indah saat (namakamu) berdiri dari sofa.

(Namakamu) mencebik sebal, lebay, gue kan udah sembuh. Lalu ia pun duduk kembali.

Sangat bosan hanya diam saja begini, mendingan gue liat pacar gue. Ahay. (Namakamu) tersenyum.

"Pa, Ma, aku ke ruangan Iqbaal ya." Izinnya.

Indah dan Faiq hanya tersenyum menatap anaknya, setelahnya mereka mengangguk. Mereka memang sudah mengenal Iqbaal, terlebih lagi Faiq. Waktu 5 hari sangat cukup untuk mengetahui apa saja yang terjadi selama 14 tahun ini.

(Namakamu) menjerit senang, lalu berlari keluar.

"Pelan-pelan sayang." Kata Indah mengingatkan. "Nanti kamu jatuh."

"IYA BU BOS!"

Masih dapat di dengar suara kekehan (namakamu).

Faiq menghampiri istrinya. Memang saat mereka pergi meninggalkan anak mereka, Faiq dan Indah belum sempat bercerai, karena sama-sama sibuk. Faiq sibuk dengan pekerjaannya sebagai pembunuh bayaran dan Indah sibuk bersama kekasihnya.

"Aku seneng, akhirnya bisa liat senyum dari (namakamu)." Faiq menatap lurus sembari merangkul Indah.

Indah memegang kedua sisi lengan Faiq, matanya menatap Faiq. "Kita harus janji, akan selalu ada buat anak kita. Kamu harus berhenti jadi 'pembunuhan bayaran' dan aku juga akan berhenti 'bermain' dengan 'pacar aku', aku akan putusin mereka."

"Deal?"

"Of course, Deal." Jawab Faiq. "Aku gak mau kamu berhubungan lagi sama 'pacar kamu' itu karena aku gak mau anak kita nurunin sifat kamu yang itu." Timpalnya lagi.

Indah membulatkan matanya. "Aku juga gak mau, anak kita ada yang jadi pembunuh bayaran junior."

"Aku bercanda sayang," Faiq menyeringai lalu memeluk kembali Sang Istri.

Melihat Indah tidak meresponnya, Faiq memandang Indah. "Kamu gak mau bales perkataan aku tadi?" Tanyanya. "Atau enggak, kamu bisa bales yang terakhirnya aja." Desak Faiq.

"Dih. Geer. Siapa juga yang sayang sama kamu."

"Sayanggg!" Faiq menghentakkan kakinya bak anak kecil.

Indah langsung tertawa, melihat kejadian itu kembali. Faiq merajuk. "Iya, aku sayang kamu juga."

💠

She's (Namakamu) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang