39. Kehilangan (2)

20.1K 1.7K 254
                                    

Author POV

"APA?! (NAMAKAMU) DICULIK?!" Tanya Irzan dengan nada kaget sekaligus membentak.

Echa, kekasih Irzan, memandang takut cowok yang baru dua hari menjadi pacarnya itu.

Irzan yang kesal langsung menarik kerah seragam Iqbaal.

"Gimana bisa Iqbaal?! Lo kok gak becus banget sih jagain adek gue! Bego!" Lalu tangannya refleks menoyor kepala Iqbaal.

Nasim hanya meringis melihat Iqbaal yang diam diperlakukan seperti itu.

"Maafin gue Jan." Kata Iqbaal sesal.

Mereka—Iqbaal dan Nasim—sebenernya sudah berkeliling kawasan Jakarta Selatan untuk mencari keberadaan (namakamu), juga mencari, apakah ada cctv yang merekam kejadian penculikkan itu, namun tidak ada hasilnya.

"AH BANGSAT! SIAPA ORANG YANG MAU NYELAKAIN ADEK GUE!" Irzan berteriak, ia sangat gelisah.

Irzan lalu menatap Iqbaal dan Nasim bergantian. "Adek gue gak punya musuh kan?"

Iqbaal dan Nasim saling menatap. Lalu kompak menggeleng. Karena (namakamu) baik hati dan ramah, tidak mungkin bila ia memiliki musuh.

"Terus siapa?! Astaghfirullah! (Namakamu).." Irzan duduk menundukkan kepalanya. Jari-jarinya menyisir rambutnya frustasi.

"Jan, maafin gue. Gue emang gak becus jagain (namakamu). Ini semua salah gue. Maaf Jan." Kata Iqbaal lagi. Ia pun sama dengan Irzan, terlihat menyesal dan frustasi.

Irzan mendongak menatap Iqbaal, matanya tajam dan merah.

"Gak usah minta maaf! Maaf lo gak akan bikin (namakamu) bebas dari penculik sialan itu!" Balas Irzan sengit.

"Jan, sabar. Kalo lo terus marah kayak gini juga gak akan buat adek lo balik." Kata Echa menenangkannya dengan usapan di punggung.

"Tapi Cha. (Namakamu) itu adek gue satu-satunya. Dia anggota keluarga gue satu-satunya yang deket banget sama gue! Gimana bisa gue gak marah, kalo (namakamu) ilangnya pas lagi sama cowoknya. Goblok banget sih cowoknya!" Semprot Irzan panjang lebar, lebih tepatnya pada Iqbaal.

Echa menghela nafasnya. Ia tau Irzan sangat bad temper, tapi ia juga tidak tega melihat Iqbaal dimarahi oleh Irzan. Apalagi Echa melihat keadaan tiga cowok tampan yang sama berantakkannya karena satu cewek. Betapa beruntung (namakamu) memiliki tiga cowok yang begitu perhatian pada dirinya.

"Yaudah, kita coba aja lapor polisi." Usul Echa mencoba mencari solusi.

Irzan mengacak rambutnya lagi. "Gak bisa Echa-ku sayang! Kamu kan tau polisi cuma menerima laporan orang hilang kalo udah 2x24 jam!"

"Irzan ganteng! Ini kasus penculikkan bukan kasus orang hilang!" Echa lalu menarik lengan Irzan untuk berdiri. "Ayo. Kita ke kantor polisi!"

Irzan pun hanya diam saja saat Echa menyeretnya keluar menuju garasi.

💠

Lelaki tua berumur 40 tahun lebih itu tersenyum ketika melihat gadis yang beberapa menit ia pandangi menggeliatkan badannya di atas tempat tidur.

Senyumnya mengembang, ketika matanya mulai berkedip menyesuaikan cahaya yang ada.

"Kamu sudah bangun nak?" Tangan yang masih terlihat gagah itu mengusap lembut puncak kepala (namakamu).

(Namakamu) tersentak kaget dan ketakutan saat melihat lelaki tua itu.

"Anda siapa? Saya dimana?!" Tanya (namakamu). "IQBAAL! IRZAN!"

"Irzan?" Lelaki tua itu membeo.

"Iya. Irzan. Kakak saya. Anda siapa? Tolong lepaskan saya!" (Namakamu) menendang-nendangkan kakinya, berharap ikatan yang ada di kakinya segera terlepas.

She's (Namakamu) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang