20. Ariqbaal

20.6K 1.6K 103
                                    

Author POV

(Namakamu) turun dari motor Ari dan berjalan ke arah spion untuk membenarkan jilbabnya. Ari pun begitu, ia pun membenarkan rambutnya yang sedikit berantakkan karna memakai helm.

"Ikutin aja." Kata (namakamu) menyeletuk Ari, sedangkan Ari hanya terkekeh.

Ari menggerakkan tangannya, memberi kode. "Ayo."

Ari pun menunggu (namakamu), agar mereka dapat berjalan beriringan.

"Lo bener nih break sama Iqbaal?" Tanya Ari sengaja.

(Namakamu) menghela nafas malas. "Udah deh gak usah ngomongin dia dulu." Balasnya sambil berdecak.

"Ya kan gue takutnya, dia cemburu gitu, liat lo sama gue berangkat bareng." Ari mengangkat bahunya. Pertanyaan yang ia lontarkan, sangat berbeda dengan apa yang ada dihatinya. Ya, tidak bisa pungkiri, Ari senang karna akhirnya Iqbaal pisah dari apa yang ia sayang, walau hanya sementara.

(Namakamu) yang kini sedang berjalan di koridor merasa sedikit risih, karna ia ditatap dengan tatapan yang 'tidak bersahabat' dari murid yang ada dikoridor pula.

Hey, memangnya (namakamu) salah apa dengan mereka?

"Udahlah (nam), gak usah ditanggepin." Bisik Ari tepat ditelinga (namakamu), tangannya yang hendak merangkul (namakamu), malah berbalik mengusap punggung (namakamu) saat Ari tidak sengaja menengok ke belakang dan melihat Iqbaal tengah menatapnya.

Ini saatnya, Iqbaal ngerasain apa yang ia dulu rasakan.

Ari menengok ke arah belakang dan membiarkan (namakamu) jalan duluan karna ia gak tau kalau ada Iqbaal.

Ia langsung tersenyum miring pada Iqbaal lalu tangannya mengacungkan jari tengahnya.

Sementara Iqbaal yang melihatnya dengan jelas, mengepalkan tangannya, sangat mengepal ditambah Ari memberinya senyuman remeh.

'Gue-gak-akan-biarin-lo-lagi'. Begitulah Iqbaal menatap Ari jika diartikan.

Iqbaal semakin mengetatkan rahangnya dan giginya pun mulai bergemeletuk saat Ari hanya membalasnya dengan jempol yang berbalik ke bawah. Setelah itu, Ari berlari menghampiri (namakamu), DAN MERANGKUL (NAMAKAMU)!

NGGA. NGGA BISA. AWAS LO ARI!

"Pagi Baal!" Sapa seseorang dari arah belakang sembari menepuk bahunya.

Entah kenapa, Iqbaal malah makin males saat melihat siapa yang menyapanya, Dianty.

"Eh. Hai Dant." Balas Iqbaal sebisa mungkin dengan baik. Ia hanya ingin melihat Dianty senang, karna dengan itu ia bisa merasakan apa yang seharusnya ia lakukan dulu pada gadis kecil-nya.

"Lo liatin apa? Kok kayaknya sedih gitu sih?" Tanya Dianty sembari mencoba merangkul Iqbaal. Tapi dengan cepat Iqbaal menepisnya.

Dianty yang mendapat balasan seperti itu dari Iqbaal, hanya bisa berdecak dalam hati, sialan.

"Gue break sama (namakamu)." Lirih Iqbaal singkat. Ia mulai berjalan sambil menatap sepatunya. Sudah dibilang kan? Iqbaal benar-benar kehilangan.

IYA BAAL! GUE JUGA UDAH TAU DARI KEMARIN KALI! GUE SENENG BAAL! SENENG! RENCANA GUE BERHASIL! Batin Dianty bersorak ria. Ia tersenyum senang.

Biarin ia puas-puasin tersenyum, senang, akan apa yang ia hasilkan dari usahanya.

Iqbaal yang sedang menunduk pun bingung. Dianty kenapa? Kenapa saat ia memberitau apa yang ia rasakan, kenapa Dianty diam saja?

Lalu Iqbaal mengangkat pandangannya dan melihat Dianty tengah tersenyum seperti senang?

She's (Namakamu) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang