25. Seperti Semula

18.3K 1.9K 113
                                    

Hi gens! 🙊

___

Author POV

Dianty menggeleng lemah saat Mama Dianty-Tyana-menyodorkan bubur ke mulutnya.

"Ayo dong sayang, satu suap aja. Biar kamu bisa minum obat." Kata Tyana penuh permohonan.

Dianty menggeleng. Ia tidak mau makan, lagipula ia juga masih membenci yang namanya obat, bosan lebih tepatnya.

"Sayang. Gak boleh begitu ah, kalo gini terus kamu gak bisa sembuh lho." Bujuk Tyana lagi.

Dengan malas, Dianty menyuap sendok yang berisi bubur rumah sakit itu, sedikit tapi sudah membuat Dianty enek.

"Lagi?" Tyana menyodorkan satu sendok bubur kembali.

"Enggak ah Mah." Jawab Dianty lirih.

Tyana hanya bisa menghela nafas saat melihat tingkah anak gadisnya. Ia pun menyodorkan obat juga segelas air pada Dianty.

"Mah, Aku kangen sama Ale." Kata Dianty curhat pada Tyana.

"Nanti kita cari Ale ya sayang, diminum dulu obatnya."

Dianty hanya pasrah dan menerimanya dengan paksa. Setelah menenggak obat itu, Tyana langsung mengambil gelas tadi dan tangannya kini mengusap rambut hitam Dianty.

"Mah, aku udah tau Ale dimana." Kata Dianty. Ia sungguh sangat berharap, jika Iqbaal mau datang mejenguknya. Karna ini sudah seminggu, ia tidak masuk sekolah.

"Oh ya? Dimana tempat tinggalnya? Biar Mama samperin." Kata Tyana semangat. Karna ia tau, semangat hidup Dianty hanya pada Iqbaal.

Dianty menggeleng, nanti aja deh, gue gak usah bawa Mama dalam urusan gue. Karna gue juga akan tetep menghempas (namakamu) dari Iqbaal.

"Gak usah deh Ma. Nanti aku telfon dia aja." Kata Dianty pada Tyana yang sudah siap-siap.

"Yakin gak mau Mama samperin aja, biar cepet?" Tyana sungguh sangat perhatian dengan Dianty. Lagipula, tidak setiap hari ia bisa memanjakan Dianty seperti ini.

"Enggak Mamahku yang cantik." Dianty merentangkan tangannya, bermaksud untuk meminta pelukan dari Mama.

"Sayang.." Tyana memeluk Dianty erat.

"Cepet sembuh sayang. Mama gak mau ditinggal sendirian sama kamu." Ucapan Tyana membuat Dianty terkekeh.

"Yaela Mah, kapan sih aku mau ninggalin Mama? Mama jangan baper, please. Danty gak akan kemana-mana kok, selalu ada dihati Mama." Dianty memanyunkan bibirnya lalu mencium pipi dan bibir Tyana.

Tyana memeluk anaknya kembali. Semoga omongan dokter salah, Nak. Mama juga gak ingin kamu kemana-mana. Jangan tinggalin Mama. Semoga kamu mempunyai umur panjang dan Mama bisa melihat kamu lulus dari SMA. Amin YaAllah.

***

"Irzan! Bangun! Udah siang!" Teriak (namakamu) menggedor-gedor pintu kamar Irzan.

"Hm." Hanya gumaman saja yang membalas ucapan (namakamu).

(Namakamu) pun membuka kamar Irzan. Dan dilihat Irzan masih bergelung dalam selimutnya, posisi tidurnya yang tengkurap membuat tangannya yang berada di ujung tempat tidur bebas menyentuh lantai.

"IRJAN! IHHHH BANGUN!" (Namakamu) memekik sambil menggoyangkan tubuh besar Irzan.

"Iya.. apasi.. gue masuk siang ini kok." Racau Irzan.

"Yaudah. Gue berangkat bareng Iqbaal. Sarapan ada di meja. Awas lo kalo gak makan!" Kata (namakamu) mengingatkan.

"Iya iya. Bawel lo bocil!"

She's (Namakamu) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang