15. Gara-gara Iqbaal

22.3K 1.8K 62
                                    

Author POV

From: Aa-ku
Keluar dong cantik😘

Setelah membaca pesan itu, (namakamu) tersenyum merona. Kenapa Iqbaal selalu manis gini si? Sumpah, gak kuat. Segera ia merapihkan jilbabnya dan buru-buru keluar rumah sambil menggendong tasnya

"Makan dulu, Cil!" Teriak Irzan yang ada di meja makan saat melihat (namakamu) melewati dapur

(Namakamu) menggeleng. "Enggak dulu Jan." Balasnya teriak

Irzan hanya menggelengkan kepalanya, tapi Irzan percaya kok yang menunggu (namakamu) di depan itu Iqbaal, dan Iqbaal juga gak mungkin biarin pacarnya kelaperan juga kan? Kalo iya, Iqbaal kek gitu. Beuh jangan tanya gue apain si Iqbaal.

"Morning (nam).." Sapa Iqbaal, senyumnya merekah saat melihat (namakamu) menghampirinya dengan senang

"Morning Baal." Sapanya balik. "Kok kamu tumben bawa mobil? Motor kamu kenapa?" Tanya (namakamu). Ia melihat Iqbaal bersandar pada mobil merahnya

"Lagi pengen aja." Iqbaal terkekeh. "Sekalian biar kamu bisa sarapan. Aku tau, kamu belum sarapan kan?" (Namakamu) tersenyum. Iqbaal perhatian banget sama dia, dan tau-nya Iqbaal juga tepat. Emang dia belum sarapan kan?

Muka (Namakamu) memerah. Ia pun masuk ke dalam mobil yang sudah dibukakan oleh Iqbaal. Setelahnya Iqbaal mengitari mobilnya ke tempat mengemudi

"Nih. Aku bawa sandwich cokelat." Iqbaal menyodorkan tupperware berisi 2 sandwich. "Dan, ini susunya." Lanjutnya sambil menyodorkan gelas tupperware kecil bermotif lucu

"Makasi."

"Anything For You."

◆◆◆

(Namakamu) dan Iqbaal berjalan bersama di koridor, dengan Iqbaal yang membawa gitar untuk tampil nanti.

Sampai di depan kelas, suara berisik dari alat musik sudah terdengar. Memang hari ini adalah hari pengambilan nilai praktek Seni Budaya. Dan kayaknya murid-murid yang membawa sendiri alat musik dari rumah sedang berlatih karna nanti pelajaran Seni Budaya ada di jam pertama

Saat sudah duduk di bangkunya, Iqbaal yang tak melihat ada Dianty pun duduk disebelah (namakamu)

"Sal. Lo gak bareng Dianty?" Tanya (namakamu) pada Salsha yang sedang bermain gitar

"Eum. Engga." Jawab Salsha

"Kenapa? Biasanya juga kan lo tiap hari bareng mulu ama Dianty."

"Kurang tau deh gue." Balas Salsha sedikit gugup.

(Namakamu) bingung memikirkan Dianty, dia merasa akhir-akhir ini Dianty jarang ngomong dengannya, gak pernah mau ke kantin bareng, dan selalu datang telat. (Namakamu) jadi makin pusing, apa Dianty ada masalah berat? Sampe sampe dia juga kena imbasnya? Kalo iya, kenapa Dianty gak cerita?

Saat sedang asik berfikir, (namakamu) tersentak karna Salsha menggebrak meja

"Lo nyanyi apa main gitar?" Tanya Salsha menetralkan suasana hati (namakamu)

"Main gitar dong! Gue seneng deh karna Iqbaal nurut sama gue!" Jawab (namakamu) semangat

Iqbaal yang mendengar itu kaget, apa-apaan? Bukannya ia nurut, hanya saja ia tidak mau karna hal sepele doang, dia jadi berantem sama (namakamu), apalagi saat (namakamu) terus merengek meminta agar ia bermain gitar dan Iqbaal yang bernyanyi, ditambah lagi (namakamu) hampir mau nangis, saat Iqbaal tetep keukeuh dengan pilihannya. Iqbaal menggelengkan kepala kala itu, benar benar childish.

"Ciee, gak nyangka gue Baal sama lo. Ternyata lo bisa juga jadi pacar yang baik." Salsha terkekeh diikuti (namakamu)

Iqbaal berdecak. "Ya emang, jadi cowo itu harus begitu. Gentle."

She's (Namakamu) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang