23. Fix

18.6K 1.7K 110
                                    

Hi wassup. Typo maaf yha. Males edit masa:"v heee.

***

Author POV

Sedari kemarin, entah kenapa, Salsha dan Steffi melihat Dianty yang selalu memancarkan kebahagiaan. Sedang (namakamu), berbeda 180° dari Dianty.

Steffi dan Salsha yang geram dengan sikap Dianty yang benar-benar munafik pun berencana akan membuat pelajaran bagi Dianty.

Saat ini, mereka berdua tengah disebuah ruangan untuk menyiapkan segala sesuatu yang akan ia gunakan untuk mengerjai Dianty.

"Ember, udah. Tepung, udah. Aer comberan, udah. Telor pake gak nih Tep?" Tanya Salsha sambil melihat bahan-bahan buat ngerjain Dianty.

Steffi terlihat berfikir. "Eum. Pake aja Sha. Biar sekalian nanti kita masukkin oven." Kekeh Steffi dan Salsha pun langsung memasukkan telur ayam ke dalam plastik.

"Kan semuanya udah nih. Kita mau lakuin dimana nih?" Tanya Salsha lagi. Lagi-lagi Steffi yang memikirkan itu.

"Nanti kita suruh adek kelas buat menghela dia ke tempat yang kita rencanakan." Steffi menjawab itu sembari tersenyum miring.

Salsha mengangguk. "Boleh juga. Sekalian kita ancem dia." Mimik muka Salsha sangat geram. "Emang cuma dia doang yang bisa ngancem kita. Iya gak?" Katanya lagi sambil menyenggol bahu Steffi.

"Yaiyalah. Dia salah kalo ngira kita manut-manut aja sama dia." Jawab Steffi yang sepertinya juga sudah sangat geram dengan kelakuan Dianty.

•••

Saat Dianty tengah asik memandang wajah Iqbaal yang sedang meletakkan kepalanya miring di meja, merasakan handphonenya bergetar.

Salsha dan Steffi tengah merencanakan sesuatu untuk ngerjain Dianty.

Sialan. Dianty berdecak dalam hati ketika membaca isi pesan itu.

Buru-buru ia menanyakan kepada orang suruhan, dimana letak Salsha dan Steffi tengah merencanakan itu.

Tidak lama kemudian. Handphonenya bergetar kembali.

Diruang bekas kelas XI-IPS1 lantai 2.

Dianty tersenyun miring. Salsha dan Steffi rupanya benar-benar tidak menggubris ancamannya. Apakah tidak cukup saat itu Dianty mengerjai mereka dengan membuat cowo tercupu yang mereka benci jadi kegeeran dan mengaku bahwa Steffi dan Salsha memperebutkan mereka.

Bukan hanya itu, Dianty pun sempat membakar semua buku milik Salsha dan Steffi yang mereka letakkan di loker. Dan jangan tanya, Dianty dapat darimana kunci loker mereka.

Karna dalam hidup Dianty, tidak ada yang sulit, dan dalam hidup Dianty pula, tidak ada yang ingin dimilikki ia tidak bisa ia milikki. Tidak ada.

Dianty mengintip sedikit kegitan apa saja yang dilakukan Salsha dan Steffi lewat jendela.

Ternyata benar, Salsha dan Steffi tengah mempersiapkan bahan-bahan yang sepertinya sama untuk bahan membuat kue.

Dianty lagi-lagi menyeringai. Salsha dan Steffi rupanya benar-benar ingin bermain lagi dengan Dianty.

Oke. Kita main kucing-kucingan ya Sha, Stef.

***

Bel istirahat sudah berbunyi. (Namakamu) memandang tiga bangku kosong dihadapan dan disebelahnya.

Salsha, Steffi, dan Dianty membolos satu jam pelajaran sebelum istirahat.

Entahlah mereka berti—maksudnya berdua, karna (namakamu) juga sudah tidak lagi menganggap Dianty adalah sahabatnya.

She's (Namakamu) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang