26. Ide

17K 1.6K 90
                                    

Author POV

(Namakamu) dan Iqbaal kini memainkan permainan ibu jari sambil menunggu bel masuk berbunyi.

"Satu." Ucap (namakamu) sambil mengangkat ibu jarinya. "YEEE. TINGGAL SATU. HAHAHA."

Iqbaal memutar kedua bola matanya, keliatannya sih ia malas karna sudah kalah satu skor sama (namakamu), tapi di dalam hatinya ia senang melihat (namakamu) tertawa lepas.

Matanya Iqbaal menyipit. Memikirkan angka berapa yang akan ia ucapkan.

"Dua." Iqbaal mengangkat satu ibu jarinya.

"SALAH. WLEE." Ledek (namakamu) yang memang tidak mengangkat sama sekali ibu jarinya.

"Tiga." Kata (namakamu) lagi.

"SALAH WLEE." Ledek Iqbaal kali ini sama persis dengan apa yang baru saja (namakamu) ucapkan.

(Namakamu) merengut. "Biarin. Seenggaknya, aku udah selangkah menuju kemenangan."

"Kemenangan? puasa aja belum." Iqbaal menyeringai. (Namakamu) pun menggembungkan pipinya.

"Ih kamu mah. Udah janji ya, yang kalah bakal traktir sepuasnya?"

Iqbaal mengangguk. "Iya iya. Selow aja sama aa Iqbaal." Katanya sambil tersenyum 'senga'.

"Aa aa. Geli tau gak." (Namakamu) tertawa lepas diikuti oleh Iqbaal.

"Misi." Ucapan dari seseorang membuat (namakamu) dan Iqbaal berhenti tertawa lalu mendongak sama-sama.

"Danty?" Lirih (namakamu) pelan. Dianty terlihat (masih) pucat di mata (namakamu), tapi tidak dipungkiri juga Dianty terlihat semangat.

"Misi Baal. Aku mau duduk." Kata Dianty menghiraukan perkataan dan tatapan (namakamu).

"Ah iya, sorry." Iqbaal bangun dari duduknya lalu mengambil tasnya. Kembali duduk semeja dengan Nasim.

Dianty pun duduk di bangkunya. Dan (namakamu) terus memperhatikan gerak Dianty, entah kenapa.

"Kenapa lo ngeliatin gue?" Tanya Dianty yang (namakamu) dengar terdapat nada sewot didalamnya.

"Enggak. Lo kemana aja gak masuk seminggu?" Tanya (namakamu) dengan canggung. Ia hanya tidak ingin terlalu membenci seseorang.

"Lo pikir lo siapa? Sok peduli sama gue." Desis Dianty pelan namun tepat di telinga (namakamu).

(Namakamu) tersentak ngeri. Nafasnya terasa tersengal-sengal. Ia merasa ada aura aneh pada diri Dianty setelah ia tidak masuk sekolah selama seminggu.

Salah apa gue sama lo, Dant?! Kenapa lo yang marah sama gue. Disaat gue yang harusnya marah sama lo?!

***

Dianty memakan dengan geram siomay yang dipesannya.

Matanya tertuju pada Iqbaal dan (namakamu) yang tengah makan berdua di salah satu meja kantin.

"Awas aja lo berdua. Tunggu gue dapat ide cemerlang yang bakal buat lo berdua pisah." Katanya penuh penekanan. Disuapnya lagi siomay ke dalam mulutnya. Saking keselnya, ia sampai menggigit-gigit sendok tersebut.

"Kesel mbak?" Seseorang tiba-tiba saja datang dan berkata seperti itu.

"Ari?" Kata Dianty setengah malas setengah kesal. Karna gara-gara minggu lalu, Ari tidak masuk sekolah dan berakhir pada Iqbaal dan (namakamu) balikkan.

"Kemana aja lo baru nongol?" Tanya Dianty sembari mengaduk jusnya menggunakan sedotan.

Ari pun duduk di sebelah Dianty. Alisnya menyatu, bingung. "Harusnya gue kali yang nanya begitu. Lo kenapa gak masuk selama seminggu ini?" Tanya Ari balik.

She's (Namakamu) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang