42. LDR (Lelah Disiksa Rindu)

27.5K 1.8K 154
                                    

Author POV

(Namakamu) benar-benar tidak ingin hari ini datang, hari dimana ia harus berpisah dengan Iqbaal. Tidak. (Namakamu) tidak sanggup bangun di pagi hari yang terlihat cerah namun berbanding terbalik dengan hatinya yang murung.

Iqbaal, kekasihnya hari ini akan pergi ke Amerika. Setelah 4 hari mereka lewati bersama sebagai tanda perpisahan. Karena mereka tidak akan bertemu lagi untuk 6 tahun ke depan.

Drrrtttt... drttt.. drrrttt..

"Ih, siapa sih?! Gue kan gak mau bangun di hari yang lebih serem dari hari pocong sedunia!" (Namakamu) terus menggerutu dalam keadaan yang masih memejam mata.

Sedetik getaran handphonenya berhenti namun sedetik lagi bergetar. Sepertinya sang penelpon orang yang keukeuh.

(Namakamu) menjerit dan terpaksa bangun.

"HALO?! INI SIAPA SIH?! GANGGU AJA! JANGAN TELPON GUE LAGI, PLEASE, GUE GAK MAU BANGUN DI HARI INI! KARENA GUE GAK SANGGUP MELALUI HARI INI!" Teriak (namakamu) keras. Sudah bisa dipastikan membuat orang disebrang yang menelpon budeg.

"Sayang.. ini aku Iqbaal." Terdengar helaan nafas tak tega. "Aku tau kamu gak bisa ngelepas aku, gak bisa ngebiarin aku pergi jauh dari kamu. Tapi ini semua harus aku ikuti. Dan harus kamu lalui."

(Namakamu) terisak-isak kembali, "Gak bisa Iqbaalllll!" Suaranya merengek. "Aku gak mau kamu tinggal jauh-jauh, lagian kamu kan bisa kuliah disini, gak harus di Amerika juga lah!" Katanya keukeuh.

"Aku juga gak mau ninggalin kamu, ngelepas kamu, tapi ini kesempatan emas aku." Iqbaal masih terus meyakini (namakamu).

"Tapi aku gak mau dan gak bisa kamu pergi jauh, nanti kalo aku kangen meluk kamu? Pegang tangan kamu? Selfie bareng kamu? Jalan bareng kamu? Gimanaaaa Baal?!" Celoteh (namakamu) lalu menangis kembali.

Iqbaal lagi-lagi menghela nafas. "Kamu tunggu beberapa menit, aku ke rumah kamu nanti."

"Aku gak mau kamu kesini! Yang aku mau kamu jangan pergi!" Kata (namakamu) penuh penekanan. "Ihhh, kenapa gak ngerti-ngerti sih?!"

Di sebrang sana Iqbaal menahan diri untuk membalasnya, karena ia yakin percuma, (namakamu) memang akhir-akhir ini jadi manja saat mendengar kabar bahwa ia akan ke Amerika.

"Udah ya sayang, aku mau beres-beres terus ke rumah kamu. Assalamualaikum."

(Namakamu) mendengus kesal, "Waalaikumsalam." Lalu dilemparlah handphonenya ke kasur.

"HUWAAAAA IQBAAL!"

💠

Saat berdiri di depan gerbang rumah (namakamu), Iqbaal menarik nafas lalu melirik jam di tangan.

09:30. Berarti ia hanya punya waktu 2 jam 15 menit lagi bersama (namakamu), sebelum ia benar-benar harus terbang ke Amerika.

"Assalamualaikum." Iqbaal mengetuk pintu rumah.

"Waalaikumsalam." Balas seseorang dari dalam, "Lho, Nak Iqbaal? Nyari (namakamu) ya kesini?" Indah tersenyum melihat kehadiran Iqbaal lalu memiringkan tubuhnya bermaksud mengajak Iqbaal masuk.

Iqbaal mengangguk lalu menyalimi Indah.

"Silahkan duduk." Kata Indah lalu menyuruh salah satu pembantunya untuk membuatkan minum.

"Nak Iqbaal ada apa kemari? Selain ingin bertemu (namakamu) tentunya." Indah terkekeh setelah perkataan terakhirnya.

Iqbaal bergerak canggung, "Saya mau sekalian izin sama Tante, saya mau ke Amerika, Tan. Mau lanjut kuliah disana. Minta restu dan doanya aja dari Tante."

She's (Namakamu) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang