"Mom harus ikut dengan dad ke acara pembukaan hotel barunya di luar negri sampai besok." Yvonne membuka suara saat semuanya larut dengan sarapan mereka masing-masing.
Lans mengimbuhi istrinya dengan anggukan dan dehaman sembari menikmati kopi hangatnya.
Mikha tetap melanjutkan makannya tanpa menggubris ucapan momnya.
Seperti tidak ada yang berbicara."Dad, aku akan ikut. Itu yang kau inginkan, bukan?" Imbuh reuben setelah menyelesaikan segelas air putihnya.
Senyum bangga kini lans pamerkan setelah apa yang baru saja ia dengar dari mulut reuben.Setelah beberapa tahun belakangan ini, lans membujuk anak keduanya itu untuk meneruskan usahanya, akhirnya hari ini reuben secara tidak langsung menyanggupinya.
Mom juga dad reuben mempercayainya sebagai penerus perusahaannya karena bakat anak itu yang sudah terlihat sejak kecil. Ia akan jadi pebisnis yang mewarisi kehebatan sosok lans brahmantyo.
Awalnya tanggung jawab sebesar itu akan lans limpahkan pada mada. Tapi kenyataan berkata lain.
Mada lebih tertarik di bidang arsitektur.
Akan lebih baik jika mada menjadi pemimpin lapangan dan reuben lah yang menjadi pemegang kendali perusahaan mereka.Dan mikha?
Bagaimana dengan pria itu, saat dua kakaknya sudah memiliki masa depan terjamin dengan ke ahlian mereka masing-masing?Mikha memang anak dari keluarga brahmantyo yang memiliki otak paling cerdas. Diluar kemampuannya sebagai seorang vampire, dia memang pintar dalam berbagai bidang.
Terlebih lagi musik.Tapi mikha memilih menjalani kehidupannya sebagai seorang mahasiswa biasa dan tidak terlalu mementingkan kemampuan-kemampuan yang bisa ia jadikan modal masa depannya itu.
"Mada, kau juga boleh ikut jika kau mau. Kita bisa cari lokasi berikutnya untuk proyek pertamamu. Bagaimana?" Lans menegakkan duduknya di kursi makan. Tangannya terlipat rapi di atas meja.
"Mungkin aku menyusul kalian besok. Aku punya presentasi penting di kampus hari ini." Balas mada dengan semangat.
Caitlin yang juga ikut bergabung di meja makan itu, lebih memilih menjadi pendengar yang baik hari ini.
Ia berusaha mengenal lebih dalam keluarga brahmantyo yang sekarang ia sandang jadi nama belakangnya itu."Oh ya, mikha, caitlin. Apa kalian punya acara hari ini?" Yvonne kembali membuka pembicaraan. Kali ini, karena namanya di sebut, akhirnya si angelo dingin itu mengangkat kepalanya dan menunjukan wajah datarnya seperti biasa.
"Tidak. Hanya satu mata kuliah jam tiga nanti" mikha menyelesaikan makannya dan meletakan sendoknya.
"Aku tidak ada kelas hari ini. Dosen mata kuliah ku ada program penelitian ke luar negri. kenapa mom?" Jawab caitlin dengan manis.
Yvonne tersenyum lega mendengar jawaban kedua anaknya itu.
Untung saja, janjinya pada adik perempuannya bisa terpenuhi."Sebenarnya hari ini mom ada janji dengan aunty Christ untuk menjaga grace karena dia juga harus pergi ke acara perusahaan suaminya. Tapi mo-"
"AUNTY!!"
"Ah itu mereka." Yvonne berdiri menghela nafas saat suara perempuan kecil memanggilnya dari arah pintu masuk mereka.
Caitlin yang tidak mengerti dengan apa yang sedang terjadi, kini berusaha menyenggol lengan mikha.
"Hey, siapa itu grace?" Bisik caitlin lemah tanpa peduli mikha menggubrisnya atau tidak.
Toh pria itu akan bisa mendengar dengan jelas, apa yang cait ucapkan."Dia anak aunty christ. Keponakan kami." Sahut reuben yang diam-diam memperhatikan caitlin.
Lans tersenyum melihat tingkah cait yang berusaha terlihat sebaik mungkin di depannya.
Caitlin berusaha bertanya siapa itu grace agar lans melihat cait sebagai sosok yang sangat mengenal keluarganya.
Tapi cait belum tau banyak soal keluarga itu. Baru beberapa bulan setelah pernikahan mereka
Jadi ini wajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall
Fanfiction"Caitlin, kau harus segera menikah dengan Mikha." Air mata cait perlahan turun membasahi lensa indah juga pipi ranumnya. Menyedihkan. "Cait dengar dad." Tangan robert mengusap dagu cait. Menyeka liquid bening yang sarat akan kebahagian di pipi porse...