18+ scene.
Be a wise reader, please. Skip if it's feels annoyed :)*****
"Kau siapkan segala sesuatunya dengan baik. Jangan sampai ada retak sedikitpun!" Seorang pria dengan rambutnya yang hitam spike dan mata coklat madu itu menyilangan dua tangannya di depan dada.
Di hadapannya saat ini, berdiri gadis bersurai coklat kehitaman. Iris mata ravennya tajam seperti elang dan permukaan kulitnya putih pucat dengan suhu yang benar-benar di bawah batas normal.
"Kami menyiapkan yang terbaik untuk pertarungan kali ini. Rencana sudah tersusun rapi. Anda hanya perlu menunggu dan menghabisi keluarga mereka dengan tangan anda sendiri, Master." Gadis itu mendongak menatap pria yang sedang duduk di tahta kebesarannya tadi.
Pria itu tersenyum seolah puas dengan apa yang di dengarnya tadi. Ia berdiri dan turun dari tempat duduk berlapis emas itu kemudian melangkah maju menemui gadis tadi dengan jubah hitam yang ia sibakkan ke belakang.
Tangan pria itu mengusap halus surai gadis yang sedang berlutut di hadapannya"Aku percaya padamu-" pria itu berhenti sejenak kemudian mengangguk yakin.
"-Bethany."
*****
Dengkuran halus dan teratur membuat bibir caitlin melengkung naik membentuk sebuah senyuman manis.
Ia baru saja mengantar Grace ke gerbang depan karena christ menjemputnya.
Dan sebuah surga dunia saat ia kembali ke kamarnya, mikha sedang tidur dengan wajahnya yang terlihat lelah setelah menjaga grace kemudian pergi kuliah.8.30 p.m
Cait duduk di tepi kasur, tepat di sebelah kanan mikha. Ia memperhatikan tiap lekuk wajah pria itu mulai dari alis, mata, hidung, rahang, dan bagian yang paling cait suka. Bibir.
"Berhentilah mengamatiku. Atau bola matamu akan terbakar karena ketampanku." Mikha membuka matanya perlahan dan menegur caitlin dengan suara berat khas orang bangun tidur.
Caitlin yang semula hendak mengusap rambut singa mikha, tiba-tiba kaget dan tersentak memundurkan tangannya kembali karena suara mikha.
"Kau ini!" Pekik caitlin kesal kemudian mendengus kasar.
Seulas senyum kembali mikha ulum dan menciptakan cekungan manis di sudut pipinya.
Matanya juga menyipit dan memperlihatkan guratan di sekitar matanya.
Tangan mikha kini mengambil alih tangan kiri cait yang tadinya di jadikan tumpuan oleh gadis itu.
Dan alhasil, tubuh caitlin kinu jatuh tepat di atas mikha, dengan posisi pantatnya yang masih terduduk di samping pria vampire itu."Hey." Cait memukul dada mikha lemah. Tentu dengan semburat tomat yang terlukis di pipinya.
Mikha kembali menyeringai.
Perlahan mikha menekan punggung cait lebih kuat dengan tangannya dan membuat jarak di antara mereka makin sempit."Kau tau? Aku tidak bisa menunggu lebih lama." Bisik mikha yang terdengar jelas di telinga cait.
Tak ada tanggapan sedikitpun yang keluar dari mulut caitlin. Gadis itu hanyaa bisa diam menggigit bibir bawahnya dan menahan rasa yang hampir meledak dalam dadanya.
Tangan mikha menyelipkan anak rambut caitlin yang jatuh ke wajah istrinya itu ke belakang telinga, kemudian menangkup pipi kanan cait dengan tangan kirinya.
"Apa aku akan di hukum jika melanggar aturan dokter?" Tanya mikha lagi dengan mata berbinar yang makin membuat caitlin tak bisa menolak pesona angelo di hadapannya itu.
Cait pun menggeleng yang secara tidak langsung, mikha anggap sebagai lampu hijau untuk apa yang akan ia lakukan kali ini.
"Seharusnya kita lakukan ini saat di kolam tadi. Sayang sekali harus ada grace." Mikha kembali menyeringai.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fall
Fanfiction"Caitlin, kau harus segera menikah dengan Mikha." Air mata cait perlahan turun membasahi lensa indah juga pipi ranumnya. Menyedihkan. "Cait dengar dad." Tangan robert mengusap dagu cait. Menyeka liquid bening yang sarat akan kebahagian di pipi porse...