Part VIII

979 54 2
                                    

"Kau punya sesuatu yang bisa ku lakukan?"
Ucap cait terbaring di ranjangnya dengan mata yang terus menatap langit-langit kamarnya dan mikha disampingnya memejamkan mata mencoba mengistirahatkan tubuhnya.

"Bernafaslah."

Cait menarik pelan rambut singa mikha disusul suara omelan suaminya itu. Ya, membosankan saat kau pergi berlibur bersama satu orang saja. Lihat saja cait, dia seperti orang yang kehilangan arah dan tujuan hidup.
Tidak ada hal yang bisa ia kerjakan sekarang, setelah tadi dia di kerjai habis-habisan oleh si angelo laknat itu.

Dan, hey! jawaban macam apa yang mikha berikan itu. Sama sekali tidak membantu.

Mikha kini mungkin sudah terlelap dan bermimpi entah sampai kemana. Dan cait masih belum mengerti apa yang harus ia lakukan. Ia tak mungkin ikut tidur bersama manusia setengah vampire yang memang hobi tidur disiang hati itu.

Cait berdiri kemudian berjalan ke arah kopernya. Ia mengambil sweater abu-abu bergaris milknya dan berniat pergi melihat sunset sore ini.
Dia benar-benar tidak betah jika hanya tidur di kamar kemudian memainkan ponselnya, menonton tv, melamun dan yah hal-hal tidak penting lainnya.

"Mikh, aku pergi keluar sebentar. Kalau kau lapar, makan saja. Tidak usah menunggu ku." Cait mengguncang punggung mikha yang kini menghadap kelangit-langit kamar. Ya, dia tengkurap.

"Hmm."

'Hm' berarti setuju. Okay!

Ia melenggang keluar dengan sweater ditangannya untuk berjaga-jaga siapa tau angin sore disini kencang. Kaus hitam tipis juga celana jeans hitam pendek kini membalut tubuhnya. Ia berjalan sendiri keluar dari hotel yang memang letaknya ada di dekat pantai.

Pulau Bay di new zealand adalah tempat terindah kedua setelah paris yang pernah caitlin kunjungi. Gadis itu terus berjalan menyusur bibir pantai dan membiarkan surai tembaga itu menari bersama angin.

"Caitlin."

cait menengok ke belakang saat merasa bahunya di pegang oleh seseorang.

"Nick?" Senyum cait kembali mengembang setelah sehari ini moodnya menghilang karena, ya kalian tau sendiri.
Cait menghambur manja ke pelukan yang memang sudah di siapkam oleh nick.

Nick, kau tau dia? Dia adalah satu-satunya mantan kekasih cait. Mereka bersama sejak awal semester di high school hinga mereka harus berpisah saat cait masuk di semester dua kuliahnya. Nick adalah laki-laki kedua yang sangat ia cintai setelah dadnya. Mereka berpisah bukan karena kesalahan salah satu dari mereka. Cait memutuskan untuk pergi dari nick karena kesibukan luar biasa yang laki-laki itu kerjakan.

Ya, nick adalah pewaris tunggal Horizon corp yang tidak lain adalah saingan terberat brahmantyo crop. Horizon dan brahmantyo crop selalu berebut posisi pertama dalam urutan kesuksesan dunia bisnis di negaranya.
Oh bagus, cait dikelilingi pembisnis sukses sekarang.

"Kau disini? Urusan bisnis, uh?" Tanya cait yang kini mencoba menahan perasaannya. Bayangkan saja, bagaimana rasanya bila lama tidak bertemu dengan orang yang kau cintai dulu dan sekarang ia ada di hadapanmu dan berbicara denganmu.

"Ya begitulah, resort ini baru saja dipindahtangakan kepada ku."

Caitlin mengangguk-angguk mengerti sambil mencoba menyamakan langkahnya dengan milik nick.

"Lalu, kau disini dengan siapa?"

Skak mat

Caitlin meremas jarinya ragu. Rasa nya dia ingin mengaku kalau dia sudah menikah. Tapi cait masih ingin kembali bersama nick seperti dulu.

FallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang