9

3.3K 170 0
                                    

Butuh banyak sakit hati agar aku bisa memilih cinta yang baik

- kutipan lady Elizia Katrina standburry douches of weddington

____________*******_____________

Mereka berdua tiba di bandara Adi Sucipto pukul 4 sore. Di bandara sudah ada panitia yang menjemput mereka. Mereka segera memasuki mobil yang sudah disediakan.

"Dok anda tak lapar?" tanya El yang sedari tadi memegang perutnya.

Dr. Surya memaikan salah satu alisnya. Eliana yang merasa di acuhkan tidak menanggapi lagi kelakuan teman seperjalanannya.

"Maaf mas bisa kita ke drive thru dulu?" tanya eliana sopan kepada sopir yang menjemput mereka.
"Bisa buk, ibu mau dimana?"
"Yang searah aja mas"

Sopir itu pun menganggukan kepalanya. Eliana sedari tadi melamun memandangi kota jogja di sore hari. Sedangkan dr surya hanya memainkan handphonenya.

Eliana mendengar suara handphone ia pun langsung sibuk mencari keberadaan telponnya.
"Maaf itu telpon ku" kata dr. Surya kaku
Eliana hanya mengangkat kedua bahunya.
'ternyata nadanya sama'

Beberapa menit setelahnya mobil mereka masuk ke drive thru Eliana memesan chicken fillet ia tak lupa memesankan makanan yang sama untuk dr. Surya dan supir yang berbaik hati mengantar mereka.
"Mas silahkan ntar diambil ya" kata eliana menawarkan makanannya"
"Gak usah repot-repot buk" kata supir itu
"Enggak masalah pak lagian saya yang makasi udah mau diantar" eliana berpaling kearah dr surya yang sudah berhenti menelpon "dok sialahkan" tawar Eliana
"Maaf saya tidak suka makanan junk food" kata dr. Surya. Eliana merasa tergoda untuk menawari dr. Surya lagi.
"Ayolah dok lagian kan cuma sekali ini aja, mubasir lo makanannya"
"Saya sudah bilang saya tidak suka" kata dr. Surya menegaskan kata-katanya namau saat yang bersamaan perut dr. Surya berkata lain.
"To kan perutnya aja mau, masak mulutnya enggak?" sindir eliana lagi.

Dr. Surya dengan enggan mengambil makanannya. Saat mereka mendengar nada handphone,mereka ber2 langsung mencari keberadaan handphone mereka.

"Itu telpon saya dok, kata Eliana menunjukan layar handphonenya
"Halo sayang"
"......"
"Mommy baru nyampek nak"
"......."
"Ehmm kau mau oleh oleh apa?"
"....."
"Sipp tapi inget jangan nakal selalu patuh sama mama papa ya sayang" kata eliana mengakhiri perbincangannya.

"Sebaiknya kau mengganti nada hpmu" kata dr surya
"Maaf dok sebaiknya anda saja" Eliana tak mau kalah dengan perdebatan mereka 'gila aja masak di rs udah ngalah disini juga ngalah' pikir Eliana.

Dr. Surya hanya menghembusakan nafas seakan mengungkapkan ia tak ingin melanjutkan perbincangan mereka.

45 menit kemudian mereka sampai di hotel dekat alun-alun kota jogyakarta.
Mereka berdua menuju tempat rigistrasi. Dan Eliana menyebutkan asal rumah sakitnya
"Kamarnya nomor 701 buk" kata panitia dan menyerahkan kunci kamar Eliana.
"Trimakasih mbak"

Eliana segera menuju kamarnya. Karena ingin segera beristirahat. Saat ia ingin merebahkan badannya tiba-tiba terdengat bel dari pintu kamarnya. Eliana segera bangkit untuk membuka pintunya.
"Selamat sore maaf" kata orang depan Eliana terputus saat orang itu melihat Eliana.
"Ada perlu apa dok?" tanya Eliana
"Kau menemati kamarku" kata dr surya langsung masuk kekamar dan menempati bed yang berada disebelah bed yang sudah ditempati oleh Eliana.

"Apa-apaan sih dok. Seenaknya aja langsung masuk" kata Eliana kesal.
"Kalau kau keberatan silahkan hubungi pihak panitia" kata dr. Surya acuh
"Aku akan complain kepanitia. Kata Eliana langsung keluar dan kembali kebagian administrasi
"Maaf mbak kok saya bisa ber2 ya kamarnya?" tanya Eliana
"Kamar no berapa bu?"
"No 701 mbak"
"Oh yang mendaftarkan mbak meminta agar isi 2 bed karena ibu bersama suami ibu" jelas panitia itu.
" suami?" tanya Eliana bingung
"Iaya bu atas nama dr. Putu Surya"

Eliana yang tak mau melanjutkan pertanyaanya segera mengucapkan terimakasih. Pikiran Eliana pun tambah menjadi kacau saat ia berada di depan pintu kamarnya.
Ia segera membuka pintu kamarnya yang kebetulan tidak dikunci.
"Gimana?" tanya dr Surya yang terlihat meremehkan Eliana
"Tampaknya ada yang membuat kita sebagai suami istri dok" Eliana berbaring di bednya
"Apa" kata dr. Surya meninggikan suaranya.
"Astaga dok tak usah berteriak seperti itu
"Apa maksudmu?"
"Mereka bilang, bahwa kamar kita terdaptar sebagai pasangan suami istri jadi kita dibuat satu kamar"
"Tapi bukannya kita bukan pasangan"
"Seharusnya anda takut bersama saya dok, siapa tau saya bisa menjebak anda untuk menikahi saya, lagian kalau di lihat dokter masih muda, tampan dan kaya . kalau saya sih gak keberatan dok lagian saya bukan seorang perawan jadi saya bisa dengan mudah menjebak anda bukan?" goda Eliana yang bermaksud untuk menakuti dr. Surya.
"Kau boleh menggodaku tapi kau tak boleh ikut acara pembukaan, kau bisa menemaniku malam ini, dan bukankah mereka bilang kita suami istri" goda dr. Surya balik. Eliana yang niatnya hanya bercanda dibuat kesal ia langsung mengambil handphone diatas meja dan langsung pergi ke tempat pembukaan acara seminar tersebut.

#

Eliana duduk di table yang berada di bagian tengah yang sudah bertulisakan nama rumah sakitnya. Eliana melihat sekelilingnya. Memperhatikan suasana sekitar.
"Anda darimana bu?" tanya selrang ibu-ibu yang berada disamping kiri Eliana.
"Saya dari Bali bu, dan ibu sendiri?"
"Saya dari Surabaya buk, kenalkan nama saya Laila" ibu itu mengulurkan tangannyan . Eliana dengan senang hati menyambut uluran tangan tersebut
"Saya Eliana bu" kata Eliana
Mereka berdua dalam sekejap sudah membicarakan berbagai topik.
"Ohya bu anda tinggal dikamar berapa?"
"Saya 701 buk, dan anda bisa memanggil saya El"
"Oh dan aku tak kebaratan jika kau memanggilku mbak"

"Maaf aku terlambat" kata sebuah suara disamping Eliana.
"Oh" kata Eliana menoleh suara tersebut
"Ini siapa El? Tanya mbak Laila
"Dia"
"Saya suaminya mbak, tampaknya istri saya menemukan teman bicara yang menyenangkan" kata dr. Surya yang memotong perkataan Eliana.

Mbal Laila tersenyum dan kembali melanjutkan menonton acara pembukaan yang terlihat sedang ada tarian daerah. Hal ini memberi waktu untuk Eliana dan surya saling berbisik.

"Apa maksudmu?" bisik Eliana
"Sebaiknya kita berpura-pura sebelum ada orang yang curiga"
"Tapi kita bukan siapa-siapa dok?"
"Jangan panggil aku dok kita kan jadi suami istri"
Eliana memutar bola matanya tak peduli
"Lagian kau kan sudah berjanji padaku akan memberikan aku apa aja jika aku bersedia mengoperasi ayahmu segera" dr. Surya mengingatkan janji Eliana
Eliana tidak menjawab pernyataan itu. Ia hanya sibuk menikmati acara yang sedang disuguhkan.
"Oh ya El, kau membawa handphoneku" bisik dr. Surya

Eliana segera melihat handphone yang tadi ia bawa.
Eliana baru menyadari jika handphone dan nada dering mereka sama. Ia langsung menyerahkan handphone itu dan dr. Surya juga mengembalikan handphone Eliana.
"Kenapa gak ganti handphone aja sih kak?" tanya Eliana
"Apa tadi kau bilang?" tanya dr. Surya yang merasa salah dengar dengan panggilan Eliana tadi
"Kenapa kakak gak ganti handphone aja sih?" ulang Eliana lagi
"Kakak?"
"Lah bukannya dok sendiri yang ngelarang aku nyebbut dok lagi" Eliana mulai kesal.
'kok aku cepet emosi ya sama ni orang' gumam Eliana

Sun KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang