Hanya ada 3 laki-laki yang mampu membuat kakiku seketika lemas. Pertama cinta pertamaku. Kedua orang yang menyakiti David dan yang terakhir paling mengkwatirkan membuat jantungku selalu berdetak tak beraturan yaitu daddy mu.
- kutipan lady Elizia Katrina standburry douches of weddington
_______________******_______________
Kehamilan Eliana memasuki usia 7 bulan membuat ia mulai kewalahan mengurus rumah serta mentari yang memang sedikit lebih manja dari sebelumnya, Surya yang juga sangat sibuk di rumah sakit terutama hotelnya membuat mereka bertemu hanya pada malam hari.
Sampai pada suatu malam saat surya sedang mengerjakan pekerjaannya di tempat tidur mereka.
"Kak"
"Ehm" jawab Surya tanpa mengalihkan pandangan dari laptopnya
"Yang" kata Eliana lagi
"Ehmm apa? Surya masih sibuk dengan laptopnya
"Dr. Putu Surya Wicaksana Spesialis urology" Eliana meninggikan suaranyaSurya seketika menoleh kearah istrinya setelah ia menutup laptop yang ada dipangkuannya.
"Apa istriku sayang?"
"Kak aku ingin bicara" eliana masih dalam keadaan mood buruk
"Aduh dari tadi juga aku dengerin kamu yang"
"Ehmm kak kayaknya aku udah gak sanggup deh ngurus rumah sendiri, apa lagi kehamilanku udah 7 bulan gini" Eliana mengelus perutnya."Ya cari aja pembantu yang, bukannya dari dulu aku udah saranin ya"
"Tapi kan dulu aku gak terlalu butuh kak. Tapi akhir-akhir ini kan dirimu jarang dirumah terus Tari juga tambah manja"
"Trus kamu mintak aku diem dirumah gitu" Surya tiba-tiba menaikan suaranya.
"Bukan gitu kak, bukankah dulu aku udah bilang kalau aku tak mempermasalahkan pekerjaanmu"
"Terus maumu apa?"
"Maaf kak lupakan aja pembicaraan kita tadi, maaf juga karena aku tak mengerti akan pekerjaanmu, sebaiknya aku tidur duluan kak"
'Na yo aku salah ngomong gitu?' tanya surya pada dirinya sendiri melihat El yang tidur memunggunginya.Sedangkan Eliana berusaha menutup matanya dan seperti malam-malam sebelumnya ia selalu menghitung 1 sampai hitungan yang tak ia ingat, bedanya hanya saat ini air matanya juga ikut menetes berbarengan dengan setiap hitungan yang ia ucapkan .
#
Setelah mengantar Eliana ke sekolah Surya langsung pergi ke hotel karena ia sudah ada janji dengan Brian untuk penggabungan hotel mereka.
"Selamat pagi ian, kau sudah lama menungguku?" surya memasuki ruangan meeting yang hanya berisi ia dan Brian.
"Kau yang punya hotel tapi kau juga yang terlambat"
"Sorry brow lo tau gue sudah mempunyai anak jadi ya harus ikut juga ngurusnya"
"Tapi kok muka lo bete gitu sur?"
"Istri gue lagi aneh"
"Aneh gimana?"
"Masak dia bilang gue jarang dirumah. gue jarang dirumah kan untuk mereka juga tapi kok dia gak ngerti ya"
"Aku rasa bukan bermaksud gitu Sur mungkin aja kebawa hormon hamil , kan biasanya orang hamil pengennya macem-macem, nah sekarang gue tanya istri lo pernah mintak sesuatu yang aneh gak?"
"Enggak sih" Surya mengingat kembali apa saja permintaan istrinya saat hamil namun menurutnya tak ada yang aneh
"Nah berarti istri lo itu ngerti gimana keadaan suaminya, mungkin yang kemaren malam itu ia cuma pengen diperhatiin aja secara gue liat lo itu kerjaanya di hotel kalau enggak yang di rumah sakit, ingat bro istri juga perlu perhatian bukan uang aja""Kurasa lo benar mungkin sudah saatnya akau mencari manager untuk mengurus hotel disini"
"Astaga lo belum nyarik pengganti juga, seharusnya yang di periksa dokter itu lo bro bukan lo yang meriksa pasien"
"Ya mau gimana lagi gue kan juga pengen pekerjaan lain selain jadi dokter"
"Kenapa gak mintak saran istri lo aja, dia kan pintar cari pegawai, buktinya yang lulus wawancara itu kerjaannya oke semua ya kecuali jika orang itu punya backingannya gede"
" ah iya juga sih, btw lo kok gak ngajak Karina sih?"Brian yang di tanya surya malah mengerucutkan bibirnya.
"Dia wanita yang sulit sur, gue bingung musti gimana"
"Hahaha Akhirnya lo ngerasain juga penderitaan gue dulu, semangat bro" Surya tertawa mendengar hal itu dan mereka berdua kembali membicarakan tentang bisnis mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sun Kiss
RomanceAku selalu menjadi pengagummu. Walaupun kau tak pernah menyadirnya dan karena aku tak mempunyai keberanian untuk menunjukannya aku pun menjauh darimu. Bahkan sampai saat ini pun melihat punggung mu saja sudah membuatku bahagia. Aku berharap suatu sa...