Aneh.
Gadis itu aneh.
Kata dan kalimat itu yang kini terus berputar-putar dalam pikiranku. Caca bilang gadis itu bersifat baik. Tapi kenapa saat melihatku ia justru menampilkan sifat yang sebaliknya? Aku mengedikkan bahuku acuh,mencoba mengusir semua pikiran-pikiran itu. Namun apa yang terjadi? Justru wajahnya terus terngiang di pikiranku."A..Ali" ucap mama membuat aku tersadar dari lamunanku.
"Mama udah bangun? Mama mau apa? Minum?" tanyaku kepada mama yang terbaring lemah. Mama terkena stroke,dan papa meninggalkannya begitu saja. Sampai sekarang aku tak tahu di mana papa berada.
"Ke..kenapa baru pu..lang?" tanya mama,tangannya tergerak mengelus pipiku.
"Biasa ma,tadi Ali nemuin anak panti dulu" ucapku menggenggam tangan mama. Mama mengangguk.
"Den,ini makan malam buat ibu" ucap Mba Suti yang biasa menjaga mama.
"Iya makasih mba. Obatnya yang mana aja?" tanya ku dan mulai mengaduk bubur.
"Yang ini dulu aja,yang satu lagi kalo udah mau tidur aja den" ucapnya sembari menyiapkan obat mama.
Aku mengangguk dan mulai menyuapi mama dengan telaten. Aku anak tunggal. Sehingga terkadang aku merasa bingung,bagaimana cara mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan berobat mama.
"Ka..kamu istirahat aja" ucap mama setelah aku menyuapi mama.
"Yaudah,Ali ke kamar ya ma" ucapku kemudian mengecup punggung tangan dan kening mama.
Aku menutup pintu kamar rapat-rapat kemudian menghempaskan tubuh ku di ranjang. Melihat ponsel yang sedari tadi sepi.
"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif,silahkan coba beberapa saat lagi"
Selalu kalimat itu yang ku dengar saat aku menelfon Fanny. Ia merupakan kekasih ku. Kami telah berpacaran selama satu setengah tahun. Cukup lama untuk menjalani suatu hubungan. Namun yang membuat aku tak mengerti,sudah tiga bulan ini ia berubah. Sangat berubah. Aku memutuskan untuk membersihkan diri kemudian tidur.
#####
"Selamat pagi,Ma" ucapku menghampiri mama yang sedang berjemur di taman belakang.
"Ali berangkat kuliah dulu ya. Doain Ali. Mama hati-hati ya" ucapku kemudian mencium punggung tangannya dan keningnya seperti biasa.
"Ka..mu juga ha..ti hati" ucap mama. Aku mengangguk kemudian keluar rumah dan mengendarai motor.
Di tengah perjalanan,tiba-tiba saja ada motor yang hampir sama dengan milikku namun berwarna merah menyalip ku dan aku hampir saja kehilangan keseimbangan.
"Woyyyy!!" teriakku meskipun aku yakin tak mungkin terdengar. Aku putuskan untuk mengejar si motor merah itu. Namun sialnya aku kehilangan jejaknya.
"Kenapa tu muka? Udah kaya baju belom disetrika aja" ucap Dika saat Ali baru saja masuk kampus.
"Gue lagi banyak masalah bro" ucap Ali memijat keningnya.
"Kenapa? Stik PS lo rusak lagi? Atau game PS lo kehapus lagi?" tanya Dika bercanda.
"Gue serius Dik. Seharian kemaren Fanny gak ada kabar. Dan lo tau,tadi pagi pas gue mau ke sini,ada motor yang nyalip gue. Dan gue hampir jatoh" jelasku panjang lebar.
"Sumpah lo? Terus motor lo gimana? Eh salah. Terus lo gapapa?" tanya Dika membuat ku menghela nafas,selalu saja ia menanggapi dengan candaan.
"Ya lo liat aja sekarang. Muka gue masih ganteng kan?" tanya ku sembari menaik turun kan alis.
"Najis tau ga muka lo. Eh,bro. Feeling gue sih gak enak sama tu cewek. Kaya ada yang gak beres. Makanya dari awal lo ngeceng ama dia gue kagak setuju" ucap Dika yang memang sahabatku sejak SMA.
"Yee,itu sih karna lo gak suka sama dia kan? Makanya lo hasut gue" ucapku walaupun sebenarnya aku berpikiran sama seperti Dika.
"Ah lo mah. Gue udah kasih saran. Cape gue sama lo" ucapnya.
"Ya terus gue harus gimana Dik?" tanyaku.
"Putusin" ucapnya enteng.
"Gila aja lo. Gue sama dia udah 18 bulan bareng masa iya gue mau mutusin dia gitu aja" ucapku tak setuju.
"Lah kalo udah gak cocok gimana? Lo mau tetep pertahanin sampe kakek-nenek juga gak bisa sis" ucapnya. Terkadang aku beruntung juga memiliki sahabat seperti Dika. Bisa menghibur ku di saat seperti ini.
"Oke. Stop bahas ini. Gue mau cerita sama lo. Kemaren kan gue nyari Caca yang tiba-tiba ilang. Taunya dia lagi bareng cewek. Leh ugha sih cuman juteknya minta ampuuun. Emang sih dia tomboy gitu,menurut lo kenapa?" tanya ku.
"Gue suka heran deh sama lo. Udah tau gue gak berpengalaman sama cewek. Tapi lo nanya apa-apa ke gue,harusnya gue yang nanya sama lo" ucap Dika. Ada benarnya juga sih.
"Tapi lo selalu tau jawabannya. Kenapa?" tanya ku.
"Ah udah jangan bahas gue. Menurut gue sih tu cewek antara emang sifatnya gitu,dingin. Sama kaya lo,atau punya masa lalu yang suram sama cowok. Makanya dia nutup diri,maybe?" ucapnya. Tepat. Selalu tepat.
Aku mengangguk-nganggukan kepala berfikir. Kenapa aku seperti ingin mengenalnya lebih jauh?
#####
Malam!
Maaf ya,pendek"updatenyaaa hihihi. Buat yang bingung kenapa ini Ali POV terus,aku jelasin deh.
Coba dibaca lagi prolog nya baik",dipaling bawah ada tulisan 'Menulis semua kenangan yang masih tersimpan rapi dalam ingatan ku bersama gadis tomboy kesayanganku.' Nah jadi ini tuh ceritanya Ali bercerita tentang kenangan"dia sama si gadis tomboy kesayangannya.
Yaa gitulahhh,ahahaha. Semoga ngerti deh. Aku emang suka susah jelasin kalo lewat tulisan wkwkwk. Di votmment dong,jangan nyumput terus!(:Bandung,27 April 2016
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenangan
RomanceLima tahun merupakan waktu yang tak singkat untuk melewati hari-hari ini tanpa kehadiran dirimu.