4

7.5K 580 7
                                    

"Ta..di malam pu..lang jam be..rapa?" tanya mama saat menemani aku sarapan.

"Jam setengah delapan ma. Ali nganter temen dulu. Mama kecapean nunggu Ali ya,jadi ketiduran?" ucapku sembari mengelus rambutnya yang mulai memutih.

"Ga..papa. Mama cuman kha..watir. Sama kamu" ucap mama membalas mengelus pipiku.

"Ali baik-baik aja ma. Gak usah dipikirin ya" ucapku. Mama mengangguk. Setelah selesai sarapan aku menemani mama berjemur sebentar.

"Lama banget sih" gerutu Fanny yang telah berdiri di teras rumahnya.

"Maaf sayang,tadi aku nemenin mama berjemur dulu. Ayo" ucapku kemudian menarik tangannya untuk naik ke motorku.

"Kamu hati-hati ya. Pulang nya aku jemput. I love you" ucapku sembari mengecup keningnya lembut.

"Love you too"

Tak seperti biasanya. Ia hanya menjawab dengan wajah yang datar dan langsung masuk ke dalam kampus. Biasanya ia selalu memelukku erat terlebih dahulu dengan wajah yang menggemaskan.

Aku menghela nafas menatap punggung Fanny yang semakin menjauh. Aku segera memasang helm untuk pergi ke kampus. Namun tiba-tiba mataku menangkap seorang gadis yang sedang berjalan.

"Sstt..ssttt" ucapku dari balik helm. Ia menghentikkan langkahnya kemudian menatapku bingung.

"Lo lagi?!" ucapnya terkejut setelah aku membuka helm dan melempar senyum.

"Halo. Eh,lo naek apa ke sini? Bukannya motor lo di bengkel?" tanya ku.

"Kenapa sih lo selalu kepo? Kerjaan lo jadi wartawan?" tanya nya jengah.

"Emang masalah buat lo?" tanyaku. Belum sempat ia menjawab tiba-tiba aku melihat seorang gadis tinggi berambut sebahu berteriak sembari berlari ke arah kami.

"PRILLY! GUE KANGEN SAMA LOOO" ucapnya sembari memeluk Kirana erat. Aku menatapnya bingung. Bukan kah ia bilang padaku kalau ia bernama Kirana?

"Eits? Wait? Ini pacar lo? OMG gue ganggu kalian yaa? Aaaah,i'm sorry Piyiii" ucap gadis tersebut. Aku semakin mengerenyitkan dahi bingung.

"Udah lah lo balik aja. Ngapain sih lo di sini?" ucapnya padaku.

"Cie lo baper yak gue ada di sini?" ucapku menggodanya. Ia hanya menatapku bingung.

"Ngaco lo kalo ngomong. Udah sana-sana balikkk" ucapnya. Aku segera memakai helm dan menuju kampus.

"Dikkk. Gue mau konsultasi sama lo" ucapku saat sampai di kampus.

"Apalagii?" tanyanya.

"Apa gue putusin aja Fanny ya bro?" tanyaku bingung.

"IYA!" jawabnya bersemangat.

"Dihh. Jangan-jangan lo suka sama Fanny kali ya? Apa lo suka sama gue?" tanya Ali sembari bergidik.

"Sembarangan lo kalo ngomong. Gue masih normal kaliii. Heh,gue sendiri yang bilang kalo gue gak setuju lo sama tu cewek. Gamungkin gue suka sama dia,plis dehh Liii!" ucapnya.

"Eh tapi gue masih bingung,Dik. Gue masih sayang banget sama Fanny" ucapku sembari memijat pelipisku.

"Kalo sikap dia udah berubah,dia berarti udah gak nyaman sama lo. Atau bisa jadi dia nemu seseorang yang bisa lebih ngertiin dia" jawab Dika.

"Menurut lo dia selingkuh,gitu?" tanyaku.

"Maybe. Gak ada yang tau kan?" ucapnya.

"Eh iya. Lo tau ga? Ternyata motor yang hampir nabrak gue itu,cewek tomboy yang gue ceritain. Yang bikin gue bingung,kenapa gue seolah-olah gak bisa bersikap dingin sama dia. Padahal lo tau sendiri kan gue gimana ke cewek?" ucapku.

"Kalo menurut gue sih,lo tuh penasaran sama tu cewek. Tapi gue gatau loh,bisa aja kan lo suka sama dia,tapi lo gak sadar. Karena lo masih terikat sama Fanny" ucap Dika membuat aku berfikir.

Suka sama dia,tapi gue gak sadar karena masih terikat sama Fanny?,rasanya gak mungkin. Aku masih sangat menyayangi Fanny.

"Udah lah bro,putusin aja Fanny. Daripada lo makan hati mulu tiap bareng dia. Gue sih yakin dia punya hubungan sama cowok lain." ucap Dika.

"Tapi gue masih sayang sama dia Dik" ucapku--lagi--

"Gue yakin setelah lo tau apa yang buat dia kaya gitu,lo bisa cepet lupain dia. Dan mungkin bisa aja lo jatuh cinta sama tu cewek tomboy" ucap Dika.

Sebenarnya aku berfikiran sama seperti Dika. Apa mungkin Fanny selingkuh? Tapi kenapa? Bukankah selama ini kami baik-baik saja?

"Kita mau kemana sih? Aku capek. Mau pulang" ucap Fanny dari belakang.

"Bentar aja,aku mau ngajak kamu makan" ucapku kemudian mempercepat kecepatan motor.

"Aku mau ngomong sama kamu" ucapku setelah kami selesai makan.

"Yaudah,ngomong aja" ucapnya sembari mengelap bibirnya.

"Aku tanya sekali lagi sama kamu. Kamu kenapa berubah selama tiga bulan ini?" tanyaku. Sebenarnya bisa saja aku langsung memutuskannya. Namun aku ingin mendengar penjelasannya terlebih dahulu.

"Berubah? Ngga ko" jawabnya mengelak.

"Aku mau kita sampai di sini aja" ucapku walaupun berat hati.

"Putus maksud kamu? Yaudah kalo itu mau kamu" ucapnya yang seperti tak ingin mempertahankan hubungan kami.

"Dan aku minta,kamu jujur. Selama ini kamu kenapa?" tanyaku.

"Aku bosen sama kamu" ucapnya kemudian hendak meninggalkan ku. Namun aku berhasil menahan lengannya.

"Kenapa? Karena aku udah gak kaya dulu lagi? Yang bisa ngasih semua barang kemauan kamu. Iya?" tanya ku. Entah mengapa aku bisa berkata seperti itu. Ia hanya terdiam.

"Gue simpulin iya. Makasih. Lo udah buat gue sadar,kalo selama ini lo cuman manfaatin gue. Lo,matre" ucapku menunjuk wajahnya sebelum pergi.

Aku mengendarai motor dengan kecepatan penuh. Hingga saat ada kubangan air,tak sengaja aku menginjak dan mengenai seseorang.

"WOY! BAJU GUE BASAH KAMPRET!"

#####

Malam! Yang masih melek boleh dong kasih votmment nya!(:
Maaf pendekk,tadi aku udah ngetik 1000words taunya pas mau dipublish ilang 300words:(
Jadi pendekkk:(yaudahlah yaa. VOTMMENTNYA YAAA,JANGAN JADI PEMBACA GELAP!;)

Bandung,4 May 2016

KenanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang